11. Sesuatu yang datang (1)

5.6K 264 1
                                    

Jika ada salah-salah kata atau istilah, tolong dimaafkan karena cerita saya jauh sekali dari kata sempurna.

Typo bertebaran, happy reading.

***

"Mbak tolong minta lap dong ini lantainya kotor banget, ga dibersihin ya?"

Sia kembali datang dengan membawa lap pel dan mengepelnya hingga lantai yang memang terlihat bersih terlihat semakin bersih. Entah memang ingin mencoba batas kesabaranya atau bagaimana, tetapi Sia rasa sang Ibu terlihat begitu cerewet.

"Mbak bisa ga saya dapet makanan lagi? buat dibawa pulang, tadi kan saya belum mendapat jatah."

"Maaf Bu, tetapi kami sudah tidak lagi memasak, pesawat akan segera descending* sebentar lagi."

"Loh gabisa gitu dong Mbak, saya kan belum dapet jatah makan."

"Nanti bisa saya belikan nasi padang setelah mendarat, dengan begitu anda bisa membawanya pulang." ucap Sia final. Ia benar-benar kesal dan juga marah secara bersamaan.

Setelah mengucapkan hal itu, sang Ibu diam entah merasa malu atau memang menyerah dengan perdebatan yang dilakukanya dengan Sia.

"Dasar pramugari menyebalkan."

Sia mengeram marah, ia benar-benar marah dan murka saat ini. Mungkin di kesempatan biasa ia hanya akan tersenyum dan menganggap lalu, tetapi jika dalam kondisi gangguanya sedang datang, ia tak tau siapa yang akan menolongnya sekarang.

"Sia sabarlah.." Hura memegangi lengan Sia dan membawanya ke belakang dan menepuk pundaknya disana.

Hura tau apa yang di alami oleh Sia saat ini. PMDD nya kembali datang.

Sia berusaha mengontrol amarahnya dengan menghirup nafas sebanyak-banyaknya hingga paru-parunya merasa sesak sesaat.

"Sebentar lagi kita landing, kau kontrolah emosimu."

Dan setelah pesawat landing dengan sempurna, Sia langsung bergegas menyambut penumpang dengan tidak semangat. Ia lemas dan enggan untuk melakukan apapun.

Menunggu Lenuel, Sia duduk dibangku bandara dengan bertumpang dagu. Perutnya kembung, payudaranya nyeri, sakit kepala, dan mendadak pegal pada otot sendinya.

Sebenarnya hal itu sudah ia dapati dari 6 hari yang lalu dan demi apapun, Sia merasa seperti di neraka yang terasa dingin tetapi terkadang panas karena suhu tubuhnya ya.. walaupun sebenarnya di neraka tidak ada suhu dingin.

"Kau sedang apa? Mengapa aku merasa bahwa Ibu itu terus memperhatikanmu?"

Sia mengalihkan pandanganya pada apa yang dibicarakan oleh Lenuel dan mendesah frustasi saat melihat Ibu yang di janjikanya makanan tengah menatapnya.

"Lenuel bisakah beliin nasi padang atau Mcd? Aku sempat berjanji buat ngebelin si Ibu itu makanan."

"Apa? Untuk apa kamu janji-janji kaya gitu?"

"Sudahlah jangan terlalu banyak tanya." Sia menatap malas Lenuel di hadapanya. Sebenarnya jauh di dalam hatinya ia tak mau berbicara seperti itu tetapi emosinya sedang tak terkontrol sekarang.

Walaupun sekilas mirip sekali dengan gejala PMS, tetapi perubahan suasana hati yang terjadi begitu ekstrim membuat apa yang sedang dirasakan oleh Sia bukan hanya sekedar PMS biasa.

Premenstrual Dysphoric Disorder Atau sering disebut PMDD adalah sebuah penyakit kejiwaan yang menyerang hanya 5% saja wanita di dunia. Dan hal yang paling Sia sesali adalah, mengapa 5% itu ada padanya?

Penyakit itu sendiri telah 'mendiami' Sia sejak awal menstruasinya dulu. PMDD sendiri hampir sejenis dengan PMS yang selalu dialami oleh wanita biasanya.

Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang