-HAPPY READING-
⏳
Di kantin sekolahan, di depan warung bakso.
Terlihat Karla sedang duduk makan bersama dengan dua sahabatnya, Fanesa dan Nabila."Gue mau tanya sama lo Bil" seru Karla menghentikan makannya.
"Tanya apa?" balas Nabila sambil menyedot minumannya.
"Dani tau nama gue, sama kelas gue dari lo kan?" tanya Karla, penuh dengan hati hati.
"Yang kemarin itu? Iya gue yang kasih tau La" balas Nabila.
"Emangnya dia tau kalo gue temen lo?"
"Mungkin si Dani, ngliat foto gue sama lo di Instagram" seru Nabila santai.
"Lo folow akun Instagram Dani, Bil?" tanya Karla sambil mengkrenyitkan jidatnya.
"Hehe iya" seru Nabila dengan cengiran kudanya. "Namanya juga sekelas La, jadi boleh kan folow temen" serunya tersenyum.
"Halah modus lu!" seru Fanesa ikutan nimbrung.
"Brisik lo! Kaleng rombeng!"
Fanesa memonyongkan bibirnya kesal, saat mendengar ucapan Nabila.
"emang kenapa si La, Dani kok nyariin lo? Jangan bilang lagi kalo lo utang sama Dani! Lo cuman bercandakan kemarin"
"Gue lagi males buat cerita,"
"Nggak asik ah!" grutu Nabila kesal
"Iya nanti gue bakalan cerita kok"
"Ok" seru Nabila. "Oh ya, nanti gue nggak bisa pulang bareng kalian ya--" seru Nabila.
"Kenapa?" tanya Fanesa.
"Gue mau latihan lomba JUMBARA"
"JUMBARA apaan Bil?" tanya Karla tidak tau.
"Jumpa Bhakti Gembira, kegiatan yang di selenggarakan sama PMI, bertujuan biar para anggota PMR dari daerah-daerah mana pun bisa bertegur sapa dan saling bertukar ilmu, bisa di bilang kayak silturahmi antara para anggota PMR di Indonesia gitu--" lugas Nabila sambil memutar mutarkan sedotan di gelasnya.
"Ooh, kapan? Sama siapa? Dimana?" seru Fanesa nyrocos kayak polisi lagi ngintrogasi.
"Ya ampun, Nes lo nanya apa lagi introgasi? Panjang bener" seru Karla tertawa geli.
"Hehe. Biar simpel?"
"Simpel apaan kayak gerbong kereta gitu" balas Karla.
"masih lama sih kayaknya, ini cuman mau meeting bentar sama mantan Ketua PMR" jawab Nabila santai.
"Ok lah, biasa ya Nes, orang sibuk!" seru Karla sambil menyikut pinggang Nabila.
"Hehe"
"Ada Dani!" seru Fanesa menujuk jari telunjuknya kearah Dani yang sedang berdiri di depan warung sebelah.
Mereka berdua pun mengikuti arah telunjuk Fanesa, di lihatnya Dani sedang memesan makanan kepada Ibu kantin, Dani juga tidak sendiri ia bersama temannya, Riko partner terbaik Dani di sekolahannya."Sempurna banget sih ciptaan Tuhan" seru Fanesa meleleh saat melihat Dani.
"Hufth!!" Karla menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Fanesa dan kembali berpaling ke arah makanannya.
Terlihat pula Dani telah menerima makanan pesanannya, dan beranjak duduk di depan persis warung itu.
Tidak jauh dengan Karla dan teman temannya duduk, hanya terhalang satu meja.Karla menolehkan pandangannya memperhatikan kearah Dani, dan ternyata Dani juga sedang memperhatikannya, matanya pun saling bertemu, Karla sedikit salah tingkah dan langsung mengalihkan pandangannya itu.
⏳
Dani terlihat sedang melamun di bangku kelasnya, dengan telinganya yang sedang mendengarkan lagu dari headset, sementara tangannya terus mengetuk ketukkan bolpoin di meja.
Entah apa yang saat ini sedang ia pikirkan, sementara temannya Riko menatapnya dengan tatapan bingung.
"Nih anak, pulang dari kantin kok jadi ngalamun gini yah?" serunya sambil menatap Dani. "Kesambet? Emang ada setan yang gayanya ngalamun gituh?" lanjutnya polos, sementara Dani sama sekali tidak bekedip ataupun merespon crocosan temannya ini.
Riko adalah satu orang dari sekian banyak murid di SMA HB, yang mau berteman dengan Dani, banyak yang beranggapan dekat dengan Dani sama saja cari mati, mereka mau mendekati Dani tapi satu, waspada.
Yah waspada, mungkin banyak gadis SMA HB yang menyukai Dani. Karena Dani memiliki sifat yang beda, dengan seorang perempuan dia akan lebih menghargai apa lagi dengan perempuan yang lebih tua darinya dia akan lebih, lebih menghargainya. maka dari itu gadis SMA HB sangat menyukainya, tapi tidak untuk anak IPA yang hanya kenal dengan Dani setengah setengah.
Sementara dengan cowoknya mereka lebih suka menghindari, alasannya adalah keangkuhan Dani dan sikap jelek untuk membentengi dirinya. Tidak ada satu haripun berlalu tanpa ia membuat masalah ke manapun ia pergi.
Yang membuat ia di hindari atau di waspadai adalah setiap ucapan seseorang yang membuat hatinya terluka dia akan memberontak bahkan akan mengeluarkan ucapan pedas tidak kasar tapi bisa membuat hati terasa tersayat.
Dani tidak peduli dengan dirinya yang di hina ataupun di lukai dia akan menerimanya bahkan santai untuk menanggapinya, tapi jika keluarganya atau orang yang ia sayangi ia tidak akan terima, dia bisa mengucapkan kata pedas, bahkan lebih pedas sesuai apa yang orang itu lakukan pada dirinya.
⏳
-TBC-
Hohoho, mau tau kan kenapa Dani lebih menghargai perempuan.
Terus baca cerita aku yah, entar kalian tau kenapa Dani lebih menghargai perempuan, di chapter-chapter berikutnya.Bingung?
VOTE + KOMEN
Salam, AA
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG DI HARAPKAN
Teen FictionKarla menelan ludahnya ketakutan, tangannya mulai dingin, dan wajahnya memucat. Tanpa basa basi, segera ia beranjak dari duduknya, dengan tubuhnya yang sempoyongan lemas karena saking takut dan gugupnya. "Mau kemana lo?" tanya Dani melihat Karla b...