Temaram jingga di ufuk barat
Mengingatkanku akan suatu saat
Masa dimana tiada berguna segala niat
Bahkan usaha yang di perbuat.Akankah masa itu segera datang?
Bersama tanda yang mulai terangKetika malu tercerabut
Ketika nista menjadi mulia
Ketika nestapa menjadi kelakar
Dan ketika tontonan jadi tuntunanAkankah ini menyadarkan diri
'Tuk segera berbenah dan menanam
Memupuk dengan benar
Sehingga dapat menuai hasil gemilangKegetiran hati semakin jadi
Mendengar alunan kidung penyayat hati
Menyaksi kejadian yang tiada bertepi
Sebagai bukti bumi yang menua iniMenjadi asing sudah biasa
Meski berada ditengah keramaian
Namun diri harus tetap tegar
Tak tergoyahkan bagai batu karangSmoga Pemilik jagad memaklumkan
Akan hina tingkah raga yang tak terelakkan
Menghindar dan mencari cara pun tak tergambar
Hanya pinta kelapangan dari Sang Segala MahaTerkadang nurani berat otak
Tergadai antara dua cinta
Apatah kenikmatan dunia yang diidamkan
Ataukah kesudahan yang kan diraihYa Rob...
Aku lelah
Aku ingin sekedar merasakan angin segar Mu
Kan Ku ceritakan kepada bintang-gemintang
Akan nikmatnya Karunia MuKutahu ini tak layak
Bahkan dengan nikmat hidup yang Kau beri
Ku tak sanggup membalas walau seujung kuku sekalipun
Namun kuyakin
Engkau Sang Maha Rohman dan Rohim
Penuh kasih tanpa pilih kasih
Meluaskan sayang tanpa takut kehilanganMeski seluruh penjuru bumi mengagungkan Mu
Atau semesta raya ingkar
Tak akan mengurangi Keagungan Mu
Karena Keagungan Mu tiada batas***
19 April 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Bait Mu
SpiritualKerinduan akan Kekasih Sejati Namun kadang tersesat jalan atau terpaku dipersimpangan Kenyataan yang mungkin bagi sebagian orang merupakan kebenaran atau malah pembenaran