Weekend

1.5K 74 21
                                    

Main Pair:

Karma x Nagisa

Slight:

Maehara x Isogai

Chiba x Sugino (just hint)

Disclaimer:

Assassination Classroom milik Matsui Yusei

Kalau punya saya, saya bikin Nagisa dan Karma maho-mahoan dan anu-anuan terus (?)

Saya tidak mengambil keuntungan apapun dalam penulisan fanfiksi ini

Warning:

Yaoi, Lemon, maybe typo(s), OOC sedikit, kayaknya humor gagal dan gaje


"Tadaima"

"Okaeri Karma"

Karma melepaskan sepatunya dan segera melesat masuk ke dapur menemui kekasihnya

"Kamu tadi kemana? Kenapa kamu pulang duluan tadi? Aku cari kemana-mana gak ada" tanya Karma dengan nada yang menunjukkan kalau ia sedang merajuk.

Karma memeluk pinggang Nagisa dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Nagisa.

"Maaf Karma, tadi aku langsung pulang. Aku tadi ada janji bertemu dengan ayahku sebentar. Mestinya aku yang tanya kayak gitu. Tadi kamu kemana? Kenapa bolos pelajaran terakhir?"

"Hehe tadi aku ngantuk sih, jadi aku tidur di bukit belakang sekolah. Kalo tidur di dalam kelas gak enak"

Nagisa diam. Ia sudah lelah menasihati kekasihnya ini supaya tidak sering membolos pelajaran, namun kekasihnya ini tetap bebal tidak mau mendengarkan.

"Lepas ah, aku lagi masak nih. Kagok tau"

"Kalau kamu mau tinggal denganku disini aku mau melepaskan pelukanku sekarang juga"

Nagisa menghela nafas. Kekasihnya ini terlalu keras kepala dan juga kekanak-kanakan. Sudah berkali-kali kekasihnya menanyakan pertanyaan yang sama.

"Huft, nanti kalau aku tinggal disini ibuku bagaimana? Aku tidak mau meninggalkan ibu sendirian"

"Tapi aku gak mau kamu terus-terusan kamu luka kayak gini. Tuh liat, kemaren tangan kiri kamu kemaren mulus-mulus aja tuh. Sekarang kenapa tangan kamu biru-biru gini?"

"Yah kalau anak gak nurut sama orangtuanya wajar 'kan kalau dihukum?"

"Terus kalo orangtuamu nyuruh kamu lompat ke jurang yang sangat dalam dan di dasar jurang tersebut berisi hewan-hewan buas apa kamu bakal tetap menurutinya? Enggak 'kan? Kamu pasti bakal ngelawan dan itu adalah wajar"

Nagisa terdiam karena ucapan Karma. Ia terdiam sambil memikirkan kata-kata Karma tadi.

"Anak anjing saja ada kalanya menggigit majikannya"

"Cukup Karma, kau keterlaluan"

Nagisa melepaskan pelukan Karma dengan paksa dari pinggangnya.

"Heee, warui warui (maaf maaf)"

Nagisa kini bisa memasak dengan leluasa. Ia lalu melanjutkan memotong-motong wortel, kentang, dan bahan-bahan lainnya untuk membuat sup.

Nagisa tahu Karma mengkhawatirkan dirinya dan berusaha membantu, namun ia tidak tega juga jika harus meninggalkan ibunya sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WeekendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang