PROLOG

2.9K 124 132
                                    

The Amazing Cover by blackamberdon maluv💕💕

( Adipati Dolken as Reyhan Pandu Pratama )

Pecahan kaca itu membuat lelaki yang baru menginjak tujuh belas tahun bangun dari tidur lelapnya. Mengusap wajah dengan kasar, Reyhan melangkahkan kaki ke asal suara rusuh itu. Ketika hendak melangkahkan kaki ke kamar orang tuanya. Bella, kakaknya menahan Reyhan.

"Han, kamu masuk aja udah malem!" cegah Bella mencekal tangan Reyhan.

Namun, Reyhan tidak menggubrisnya. Dengan mantap kakinya menuju kamar orang tuanya. Sesampainya di sana, beruntung pintu tidak sepenuhnya tertutup. Membuat ia bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi di dalam. Dadanya sesak bukan kepalang, dilihatnya Marina-- Mamanya menangis terduduk di lantai. Sedangkan Papanya-- Prabu mengaduk-aduk isi lemari dan menaruhnya ke dalam koper besar hitam miliknya.

Ini salah, satu bulan terakhir ini memang sering terjadi keributan karena Papanya. Membuat ia merasa tidak tega pada Mamanya dan membenci Papanya yang terlalu sering bersikap kasar pada Mamanya. Membuka pintu lebar-lebar, Reyhan masuk ke dalam kamar itu dan langsung mendekap Marina.

"Pa, kenapa kasarin Mama?" tanyanya bergetar menahan amarah sekaligus sesak di dadanya.

"Kamu nggak usah ikut campur, ini urusan orang tua," balas Prabu meninggikan suara baritonnya.

"Jangan kasarin Mama, Pa. Papa bisa sakitin Reyhan, tapi jangan Mama! Mama sakit terus Pa, kenapa Papa tega?!" ucapnya berapi-api sambil melangkahkan kakinya ke arah Prabu.

PLAK.

Tamparan keras itu mendarat dipipi remaja itu. Anggaplah ia cengeng, karena air mata yang ditahannya kini mengalir begitu saja tanpa suara.

"Cukup!! Cepat pergi dari sini! Jangan sakiti anak-anakku lagi. Mereka tidak bersalah!" Marina menatap tajam suaminya itu, dipeluknya Reyhan erat-erat.

"Bagus, selamat tinggal," ucap Prabu berjalan keluar. Lagi, Bella mencekal tangan itu.

Membungkukkan badan, Bella terduduk di lantai meraih kaki Prabu dengan kedua tangannya dan dipeluknya erat-erat kaki itu, seakan kaki itu-lah hidupnya. Menangis tersedu-sedu dan semakin mengeratkan pelukannya pada kaki itu. Namun, tetap tak membuat sang empunya berubah, bergerak maupun bicara.

"Pa, tolong jangan tinggalin kami! Bella sayang Papa. Papa jangan pergi, Bella mohon, Pa!" Permohonannya sia-sia. Prabu meraih lengan Bella dan membantunya berdiri. Dipegangnya kedua bahu putri sulungnya itu dan berkata.

"Papa nggak bisa, Nak. Papa harus pergi. Jaga diri baik-baik, yah!" Prabu melepaskan tangan di pundaknya, meninggalkan Bella terluka melihat punggung itu menjauh dari pandangannya.

"PAPA!!!" Teriakannya sama sekali tak membuahkan hasil, Papanya pergi meninggalkan keluarganya dan tak akan pernah kembali lagi.

Bella mengejar Prabu sampai ke pintu gerbang, diraihnya tangan Prabu dan mendekap tubuhnya erat. Menghirup sisa-sisa harum yang tidak akan pernah bisa ia cium lagi, merasakan hangatnya pelukan Papanya yang tak akan pernah ia rasakan dengan siapapun. Tak lama pelukan itu berlangsung, Prabu melepaskan pelukan singkat itu dan bergegas pergi dengan mobilnya.

"PAPAH JAHAT!!" Itu yang ia teriakan hingga akhirnya semua menggelap dan mengabur dari pandangannya.

∆°∆°∆

"Bella bangun, sayang." Masih dengan mengelus puncak kepala Bella, Marina mencoba tegar dengan semua itu. Bella memang cenderung lemah. Tetapi, Prabu tega meninggalkan putra putri-nya itu.

CANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang