CHAPTER 9 : Den of Thieves

275 29 4
                                    









Aldridge dan Chaos terperosot jatuh oleh arus tanah longsor, mereka terseret seperti anak kecil main perosotan, hanya saja tempatnya gelap gulita. Karena keseluruhan terowongan yang mereka lalui ini, seratus persen tanpa cahaya. Dan lagi, mereka bukan diseret air seperti di wisata kolam renang. Tapi tanah berlumpur yang kotor.

"HWAAAA !! Chaos?! Kau masih di dekatku kan?" Tanya Aldridge dengan ketakutan sambil tergelincir di tempat yang tak kelihatan apapun juga.

"Tenang saja, aku masih disini." Jawabnya dengan berteriak dari lintasan yang lebih tinggi, karena setelah Aldridge jatuh, disusul Chaos yang juga ikut terseret.

Kemudian Chaos menyalakan api di tangannya sebagai sumber cahaya. Akan tetapi apinya berbelok dan terlalu cepat padam, karena mereka jatuh dalam kecepatan tinggi. Tapi yang pasti, lintasan yang mereka lalui ini tak lebih dari sebuah terowongan tanah.

"HWAAA !! Tenang! Tenang! Gimana mau tenang?!"

"Jangan berbuat macam-macam, kita tunggu saja. Terowongan ini akan membawa kita kemana."

"HWAAA !! Kau sudah gila ya! Bisa-bisanya ngomong begitu, di saat seperti ini."

Kemudian Chaos melihat Aldridge di bawahnya, sedang berusaha menahan gerak jatuhnya dengan pedang.

"Bodoh! Kalau kau tancapkan pedangmu, Antara pedang mu patah dan aku juga akan menabrakmu segera."

"Terus, harus bagaimana nih?!"

"Kita terima saja, kemanapun terowongan ini menuju."

"Haish! Pasrah deh! Pasrah!"

Ada kira-kira 30 detik mereka terperosot disana, karena kalau dilihat secara keseluruhan, terowongannya memutar-mutar seperti spiral. Sampai sumber cahaya muncul di bawah kaki Aldridge.

"HWAAA !! Akhirnya!"

Setelah terperosot disana, Aldridge keluar lewat sebuah lubang sebesar ventilasi dan terpental dari sana karena daya dorong selama terperosot disini. Mereka sampai harus gulang-guling setelah keluar dari terowongan itu.

"Adududuh! Sial! Kubilang juga apa, kita salah jalan kan!" Bentak Aldridge di depan wajah Chaos.

"Semua sudah terlanjur, yang paling penting. Dimana kita sekarang?"

Setelah pusingnya hilang dan pandangan kaburnya mulai membaik, Chaos melihat banyak orang juga sudah berada disini, duduk mengelilingi api unggun kecil sambil membakar makanan yang ditusuk.

Mereka rata-rata berpenampilan layaknya seorang Dungeon Explorer. Hanya saja, raut wajah mereka terlihat muram dan tampang-tampangnya terlihat seperti orang jahat. Kurang lebih, ada 10 orang yang dilihat Chaos disana.

Sambut seseorang yang berjalan menghampiri mereka. "Hoo... Ada yang terjebak lagi rupanya."

Aldridge sambil memulihkan kepala pusingnya, hanya melihat kaki orang itu yang berdiri kurang dari selangkah di depannya dengan pandangan kabur. Yang pasti, terlihat cukup jelas untuk menggambarkan kulit sawo matang orang itu.

"Woy! Malah duduk-duduk aje!" Bentak orang berkulit sawo matang itu. "Cepet! Bantu gue, iket dua pemula ini!"

Setelah dibentak, anak buah orang ini langsung bergerak dan mengikat Aldridge dan Chaos yang belum sepenuhnya pulih kembali.

"Si-siapa kalian?!"

Balas orang itu sambil melandaskan tinjunya ke pipi Aldridge. "Diem!"

***

Spirit Weapon II - Dark EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang