Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihan, tapi jatuh cinta denganmu benar-benar di luar dayaku.
Dari pada menunggu di depan kelas, lebih baik Kayla pergi ke kantin secara sembunyi-sembunyi. Ia tidak tahan menahan perutnya yang keroncongan. Tadi pagi ia tidak sempat sarapan karena terburu-buru. Biasanya dihari senin, apalagi kalau upacara pasti bel masuk akan dibunyikan 10 menit lebih awal.
Kayla menuju meja makan yang berisikan 4 bangku yang terletak dibelakang kantin. Letaknya benar-benar dibelakang kantin, jadi tidak ada yang melihat kalau dirinya akan makan duluan sebelum jam istirahat, pikirnya.
Bagas.
Ujarnya dalam hati.Tepat di salah satu bangku tersebut, ada Bagas. Ia tengah memegang sebuah LKS dan sebuah buku tulisnya yang disampul coklat. Kayla menghampiri meja makan tersebut, untuk kemudian ia memesan makanan terlebih dahulu pada warung yang tepat di depan meja tersebut.
"Bu, baksonya satu ya, sama minumnya nutrisari jeruk peras."
"Baksonya satu lagi bu, sama minumnya samain aja." Bagas memesan sama percis.
Kayla hanya memandang malas ke arah Bagas, sebelum akhirnya ia duduk di kursi depan Bagas.
"Lo ngapain disini?" Tanya Bagas.
"Makan lah."
"Istirahat juga belom, udah makan aja haha." Ledek Bagas.
"Lo juga ngikutin, pesen makanan."
"Haha iya."
"Lo sendiri, ngapain sendirian disini?"
"Gue nggak ngerjain PR MTK, jadi disuruh keluar. Dan gue nggak boleh masuk kelas sebelum gue nyelesain ini." Bagas menunjukan beberapa soal tugas di LKS nya.
Kayla melirik ke arah soal tersebut.
"Gampang itu mah." Tampang Kayla yang meremehkan.
"Ajarin dong."
"Entar, gue mau makan dulu."
"Abis makan ajarin ya?"
"He'eh."
10 menit kemudian saat mereka berdua selesai memakan bakso serta menghabiskan minumannya. Bagas tiba-tiba pindak ke tempat duduk di sebelah Alsa.
"Nih, ajarin." Sambil menyodorkan LKS nya.
"Apa yang lo nggak ngerti?"
"Semuanya. Gue lemah matematika."
Kayla menarik napas.
"Nih coba lo ngerjainnya sambil lo pahamin sifat-sifat bentuk pangkat sama bentuk akarnya."
"Yang nomor satu tuh, 1(a) pangkat 4 dikali (2 akar b) pangkat 0 + 4(a) pangkat 3 dikali (2 akar b) pangkat 1 + 6(a) pangkat 2 dikali (2 akar b) pangkat 2, ya gitu lah seterusnya." Lanjutnya menjelaskan.
"Oh itu pake cara apa ya kemaren bu Sofi baru ngajarin kayak gitu."
"Segitiga pascal."
"Nah itu, nanti jadinya a pangkat 4 + 8a pangkat 3 akar b + 24a pangkat 2b + 32 ab akar b, kayak begitu kan ya?"
Mereka berdua pun semakin dekat, semakin akrab tanpa dirasa. Kayla yang pada awalnya terlihat malas hingga berubah seolah-olah seperti guru privat matematika. Di lain sisi, Bagas berhasil melirik-lirik kecil ke arah wajah Kayla yang tengah menjelaskan cara menjawabnya, itu terlihat lucu baginya.
Mungkin dihari ini, ada satu hal yang mulai terlihat. Bahwa Bagas mulai menaruh perasaannya untuk Kayla. Dan mungkin dihari-hari selanjutnya, perasaan yang ada dihatinya akan terus tumbuh dan meningkat, memperbanyak rasa.
YOU ARE READING
Seperti Musim yang Sementara [Completed]
Genç KurguTepat ditengah malam mataku memejam Tapi tak ada yang kutemukan Debar juga binar saat irismu lenyap Entah karena kisah diantara kita yang telah lewat Atau esensiku bagimu yang tak lagi sama Aku menyelam diantara kalut pikiran Mencari jejak- je...