MASA#6 : tentang haekal di mata mbak magang.

738 69 35
                                    

Namanya slalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu
Ucap, mau kah dengan ku?

Mau kah kau dengan aku?

- Tolong, oleh Budi Doremi -




"LO LIAT DOMPET GUE GA?!"

Renaldy menyentuh telinganya yang baru saja terasa pengang karena suara haekal. "GA USAH TERIAK-TERIAK APA ANJING!"

Lelaki berkulit sawo matang itu tak menghiraukan umpatan renaldy. ia tengah panik, pasalnya dompet yang hanya berisi beberapa lembar uang 5000-an itu terdapat SIM, KTP, dan STNK motornya. Bisa brabe kalau hilang.

"Halo na,"

Haekal akhirnya menelepon nazam yang sekarang tengah berada di kantor. "dompet gue ada di situ ga?"

"Ada" ucap suara di sebrang sana. "Anterin kesi-"

"Ambil aja ini, sambil jemput kak ara di tukang seblak pertigaan lampu merah."

"Dih kok-"

Tut!

Haekal menatap layar handphonenya kesal, padahal ia tadi ingin memerintahkan nazam, namun lelaki itu yang malah memerintahnya. "Ada di kantor?"

Haekal mengangguk untuk jawaban. "Iya, mau gue ambil dulu. Minjem motor ren." Izinnya yang langsung direspon gelengan kepala oleh renaldy.

"Udah cukup ya motor gue berkali-kali ke rumah sakit gara-gara lo!" Kesalnya. "Dih apaan, engga juga. Jerald kali noh." Denial haekal.

"Udah berapa kali gue tambal ban, pas tau ban dalemnya kroak gara- gara lo, lagian lo bawa motor gimana sih, kal? Bawa motor lo gaya emak-emak kali ya, Ada polisi tidur juga lo hantem."

Haekal pura-pura tuli, lantas mengambil kunci motor renaldy saat lelaki itu lengah. Namun jangan panggil lelaki itu renaldy bila tidak peka dengan keadaan.

"Kal, taro ga." Tuturnya penuh penekanan.

"Nda mauu~" haekal memanyunkan bibirnya, meledek renaldy. "Minjem ya!"

Chuu!

Renaldy membolakan matanya terkejut, sedangkan si tersangka yang mencium pipinya kini pergi seraya tertawa terbahak-bahak.

"BANGSAT LO, HAEKAL! minjem-minjem aja ga usah sampe cipok gue!"

Sedangkan diparkiran haekal sudah tersenyum penuh kemenangan kala mendengar teriakan itu, bukannya haekal tak normal. Tapi di mata haekal, lelaki tsundere itu sangat lucu. Terlebih lagi bahunya.

Lelaki asal sukabumi itu melajukan motornya menelusuri jalan, sesampainya di tempat seblak yang nazam bilang haekal turun dari motor.

"Kal!"

Haekal mengedarkan pandangannya, lalu mendapati gadis cantik itu kini tengah terduduk dan melambaikan tangan ke arahnya. "Udah siap kak seblaknya?"

"Belum," jawab subadra pada haekal yang baru saja terduduk di kursi hadapannya. "Ini lag-"

"Hai!"

MASA ; DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang