Frater

702 92 32
                                    

[FF - Frater (Oneshoot)]

Arus balik ditandai dengan garis miring.
.
.
.
“Ia tentu tidak bisa bernyanyi saat malaikat tertidur.”
.
.
.
Hoseok hanya memiliki satu saudara.

Yoongi juga hanya memiliki satu saudara.

Yang di mana, orang awam berpendapat saudara adalah  seseorang yang ditakdirkan lahir dari rahim ibu yang sama, yang bertugas saling menolong, saling berbagi cerita dan saling menyemangati satu sama lain.

Namun Hoseok tidak berpikir demikian.

Menurutnya, saudaranya yang ia miliki dan berselisih satu tahun darinya itu tidak mengenal arti berbagi, menolong, menyemangati atau apalah itu.

Hidup mereka dari awal yang sudah keras karena didikan orang tua, semua selalu dipakai dengan amarah, kekerasan fisik pun tidak menjadi hambatan. Semua juga selalu dipakai dengan keluarnya kata kata kasar. Dimana di antara mereka tidak kenal kata mengalah

Hoseok benci dengan orang tuanya. Tidak hanya orang tua, Hoseok juga benci dengan saudara satu satunya. Ia benci wajah kakaknya yang tidak pernah sedikitpun menunjukkan guratan keramahan, tidak pernah tersenyum kepadanya, selalu mengejeknya.

Hoseok tidak merasakan kenyamanan saat bersamanya dalam jangka waktu yang panjang.

Pernah juga, saat itu Hoseok menghabiskan malam minggu dengan sepiring kue kering dengan beberapa channel televisi favoritnya, belum berakhir acara televisi yang ia tunggu tunggu selama satu minggu, mood-nya sudah hancur lebur karena Yoongi datang sambil menekan tombol off remote televisi yang setia digenggaman tangannya.

“Kau berisik.”

“Kak, tapi aku hanya menyaksikan ini sekali seming—“

“Aku tidak peduli, bodoh! Kau tidak tahu ya besok hari penting bagiku, jadi jangan ganggu konsentrasiku!”

“Kak, kan aku hanya—“

“Kau tidak punya telinga, ya?! Aku bilang apa tadi?! Jangan berisik, Min Hoseok!!”

PRAK!

Kata demi kata yang ingin diujarnya terkunci dari mulut Hoseok. Siapapun tidak akan menyangka Yoongi akan membanting remote TV yang Hoseok perbaiki minggu lalu, bahkan Hoseok tidak jadikan masalah tangannya yang lecet karena kabel tembaga yang menyayat kulit epidermisnya.

Namun, tidak itu yang mengganggu pikirannya. Yang jadi masalah adalah wajah Yoongi yang memerah, wajah setengah mengantuk dengan botol soju ditangan, dengan aroma alkohol yang menguasai indra penciumannya.

“Kak… kau mabuk ya?“

“Diam.”

“Kak, kan dokter tidak memperbolehkanmu untuk minu—“

“Diam atau aku akan membunuhmu hari ini juga.”

“Kak…”

“Kak, kak! Aku bukan kakakmu, dasar sial kenapa kau datang untuk menyusahkan hidupku, sih!?”

Sedetik berikutnya, Yoongi berlalu, pergi dan membanting pintu kamarnya, tidak memedulikan Hoseok yang menatap nanar pecahan remote TV yang ia susun satu minggu yang lalu. Hatinya juga memiliki nasib sama dengan remote TV tersebut. Disakiti oleh orang yang sama.

Yoongi adalah orang gila dengan Macbooknya. Dengan lagu lagu hiphop, rapping atau apalah itu. Mencoba kembali menjalin keakraban dengan sang kakak, Hoseok mencoba mengetuk pintu kamarnya, bukan sambutan yang ditunggu tunggu, namun Yoongi membalas dengan teriakan menyakitkan telinga,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frater Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang