Siang hari seusainya jam belajar di SMA Negeri 999, Jakarta, masih tampak ramai oleh para murid yang mengikuti kegiatan klub hari itu. Jadwal kegiatan seluruh klub di sekolah tersebut serempak, tepat pada hari selasa, kamis, dan sabtu, yang mana di hari sabtu kegiatan klub akan berlangsung seharian penuh, karena memang jadwal hari sabtu tidak ada kegiatan belajar mengajar. Jika dilihat dari jadwal yang sistem serentak membuat para murid hanya dapat memilih satu klub saja.
Setiap klub yang kegiatannya berada di ruangan tentu memiliki ruang masing-masing. Dibuat khusus dan sesuai dengan kebutuhan klub tersebut. Misalnya seperti klub musik, paduan suara, melukis, teater, memasak, sastra, mading, tari, fotografi, catur, videografi, dan sisanya berada di luar ruangan serta gelanggang, seperti klub basket, sepak bola, futsal, renang, lari, atletik (lompat tinggi, lompat jauh), voli, badminton. Maka dari itu SMA Negeri 999 ini termasuk sekolah unggulan. Selain karena prestasi akademik, sering juga menyabet kejuaraan di bidang non akademik.
Tampaknya hari ini klub memasak terlihat kembali membagi-bagikan hasil olahan mereka ke seluruh murid yang masih ada di sekolah. Alifya Pratiwi atau kerap disapa Ify kedapatan untuk membagikan makanan yang ia buat ke klub futsal –lagi- dan juga mading, karena itulah ia harus berpisah dari sahabatnya di klub memasak, Putri Marischa atau Acha. Gadis itu harus membagikan makanannya ke klub catur dan badminton.
Setelah dari klub mading, Ify melangkah menuju gelanggang futsal yang letaknya tepat di seberang aula, jadi mengharuskan Ify untuk turun ke lantai satu. Cukup melelahkan, namun Ify yang memang menyukai kegiatan seperti ini tampak tidak ambil pusing.
Dengan semangat dan senyuman khasnya ia menuruni tiap anak tangga dengan langkah riang. Sesekali melompat-lompat kecil. Terkadang membalas sapaan dari beberapa murid saat berpapasan dengan semangat yang berkobar, tak ayal membuat mereka terkekeh geli sekaligus tidak habis pikir dengan tingkah gadis satu itu.
Sesampainya, Ify langsung membuka pintu gelanggang dan melenggang masuk. Ia melihat semua anak-anak klub futsal tengah beristirahat. Oke, waktu yang sangat pas, batinnya.
"Halo, kakak-kakak dan teman-teman. Ify mau bagiin sesuatu nih ke kalian," sapanya dengan sedikit berteriak, cukup membuat semuanya terkejut.
"Lo ngagetin mulu, Fy," celetuk Dayat, teman sekelas Ify.
"Yee, emang kapan gue ngagetin elo mulu?"
Dayat mendengus sebal. Malas meladeni Ify yang menurutnya agak gimana gitu.
Tidak menghiraukan Dayat yang masih berdumel kesal, Ify mulai membagi-bagikan makanannya.
"Tiap hari gini sejahtera hidup gue," timbrung salah satu senior di sana.
"Lo pelit amat, dek, kasih satu doang," sambung senior lainnya.
"Dih, si kakak tengil bukannya bersyukur masih dapat bagian malah ngatain gue pelit."
"Yaudah kalau gitu, buatin gue pie lagi besok. Khusus buat gue aja ya, yang lain nggak usah," ujar senior itu dengan seenaknya saja.
"Buset, Yo, lo bisa aja modusin cewek. Bilang aja lo rakus," tukas teman seperjuangannya, Cakka.
Sedangkan senior tersebut yang bernama lengkap Mario Andrana Putra hanya menyeringai lebar dengan gaya khasnya yang tengil.
"Satunya 2500."
"Ha? Berbayar?"
"Iyalah, gue juga butuh modal tahu!"
"Lagi krisis nih. Gue bayar pakai cinta gue aja ya," ucapnya yang mengundang sorakan heboh teman-teman klub futsalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milky Pie
Short StoryLewat pie susu yang penuh cinta mampu membuat dua pasang insan tersebut baper