SATU

20 4 4
                                    

     Matahari masih malu memamerkan cahayanya. Embun pun masih sejuk dihirup udaranya. Surga dunia bagi gadis berambut pirang itu. Gadis itu melirik jam keropinya,  baru jam setengah enam. Setengah jam lagi aja. Guman gadis itu, entah itu gumanannya atau mimpinya?? Baru saja gadis itu, akan berdansa dengan pangeran berkuda, ada yang merusak mimpinya, siapa lagi kalo bukan kakaknya. Rangga.
    "Woy, resya bangun woy." Pria itu terus menggendor kamar resya. Yap, gadis berambut pirang itu bernama Resya. Resya putri sento, anak bungsu dari keluarga sento.
   "Apaan sih kak, masih tengah enam. Jam enam dah gua bangunnya." kata Resya sambil menenggelamkan wajah putihnya di boneka keropi.
     "Eh buset, tengah enam mata lu peyang. Ini udah jam tengah tujuh woy."
      "Boong lu." Resya bangun memastikan yang di ucapkan kakaknya dan ia melirik jam keropinya, ternyata benar jam sudah menunjukan jam tujuh kurang lima belas. Mampus gue.
       "Ah lu mah bukanya dari tadi banguninnya." Kata Resya sembari berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap.
      "Lima menit ya, kalo lebih gua tinggal." Ancam Rangga dan menuju ruang makan.
      "Tau ah lu mah jahat, tungguin gua bang!!!" Kata Resya yang sibuk dengan aktivitas grasak-grusuk nya.
Seperti apa yang dikatakan kakaknya, lima menit pas, Resya sudah siap dengan cantiknya. Resya turun dengan cepat karena dia sudah mendengar suara klakson mobil kakaknya. Resya mengambil sepotong roti dan tak lupa mengambil bekal yang disiapkan pembantunya. Kedua orang tua mereka memang sedang ada di Singapura, masih dengan bisnisnya. Resya masuk ke mobil dan memakan habis rotinya.
  "Kebo banget sih lu sya, nanti telat gimana?" Ocehan Rangga. Rangga memang takut dengan yang namanya telat, ia tidak mau di hukum karena bisa rusak reputasi seorang the most wanted SMA TARUNA.
  " Iya, iya abangku sayang, mendingan lu makan nih roti biar gak naik tu darah." Kata Resya sambil menyumpal mulut kakaknya dengan roti bekalnya.
Dengan bakat aksi balap mobil dadakan, mereka berdua sampai ke sekolah tepat jam tujuh. Rangga pun dengan lihai memarkirkan mobilnya dengan mulus. Resya keluar bersamaan dengan Rangga. Mereka memang sudah terkenal seantero sekolah. Tidak ada satu pun yang tidak mengenalnya. Rangga merangkul Resya yang membuat para siswi iri terhadap Resya. Ya, walaupun Resya adiknya Rangga.
  " Kak, lu mah kebiasaan dah. Gua males ah diliatin fans- fans elu yang matanya udah hampir keluar." Kata Resya berusaha melepaskan rangkulan Rangga.
  " Yaelah, lu kan Adek gua. Biarin aja sih." Kata Rangga, Resya hanya bisa memutar bola matanya dengan malas.
  Mereka memang hanya beda setahun, awalnya banyak orang yang mengira mereka adalah pasangan, karena memang mereka sangat cocok. Resya Putri sento duduk di bangku kelas XI IPA-2. Sedangkan Rangga Pratama sento duduk di kelas XII IPA-1. Selain the most wanted, mereka adalah siswa unggulan di SMA TARUNA. Selain terkenal di SMA nya, mereka memang sudah terkenal di SMA lainnya.
  Mereka terpisah lorong, karena Resya kelasnya ada di lantai dua sedangkan Rangga di lantai 3.
  " Belajar yang pinter." Kata Rangga seraya mengacak-ngacak rambut Resya.
   "Hmm, Mangat juga ka."
Resya segera menuju kelasnya. Lorong kelas masih ramai, hati Resya tenang karena bel berarti belum berbunyi.
  " Hai, ayang mbep Echa." Teriak Rendi dari belakang kelas saat melihat Resya masuk. Rendi memang sudah menyukai Resya sejak kelas X, Namun hanya sebatas suka.
  " Apaan sih geli." Ucap Resya sembari duduk di bangkunya. Anak- anak kelas tertawa melihat ekspresi Rendi yang selalu di cuekin sama Resya.
  " Telat lagi sya?" Kata Renata sahabat Resya sejak SMP.
  " Hmm, eh belum bel kan?" Tanya Resya sembari mengeluarkan HP dan headseat nya.
   "Belum, tapi lima menit lagi kayaknya bel. Soalnya hari ini pulang cepet katanya." Jelas Renata.
  " Pulang cepet kenapa?" Tanya Resya mengurungkan niatnya untuk mendengarkan musik.
  " Katanya sih ada rapat guru"
  " Ohhh, eh ren lu tau ga?" Tanya Resya sembari menghadap ke Renata.
" Enggak" balas Renata sembari menghadap Resya.
  " Ih gue serius, masa Abang gue ngelukis lu tau. Buagussss banget, di tempel di kamarnya. Teruskan gue tanya mau dikasih? Terus kata dia ga tau." Jelas Resya dengan muka seriusnya.
"Oh."
" Ish, lu mah nyebelin. Gue serius ren!" Ucap resya.
"Ya terus gue harus bilang apa hm?."
"

Iya juga sih, hehehe" jawab resya.

               ###########
Hai, ini cerita pertama aku. Jadi, maklumi kalo banyak yang salah atau typo yang bertebaran. Vote and coment ya guys.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang