➡Tiga⬅

58 5 0
                                    

"Berhenti nyakitin mama gue! Laki-laki pengecut lo! Beraninya nyakitin perempuan!" Ucap Reno.

"Saya ini ayah kamu! Beraninya kamu melawan saya!" Ucap Danu -ayah tiri Reno-

"Ayah? Lo itu cuma ayah tiri gue, tapi gue gak sudi buat ngakuin  kalo lo itu ayah gue, meskipun cuma ayah tiri! Dan kalo sampai lo berani nyakitin atau main fisik sama mama gue, lo akan tahu akibatnya!" Reno tak dapat menahan emosi.

"Udah Ren, ini mama juga yang salah," Ucap Wulan -mama Reno-

"Kenapa sih ma? Selalu aja mama bilang mama juga salah? Yang salah tuh laki-laki brengsek ini!" Ucap Reno sambil menujuk-nunjuk kearah ayah tirinya.

"Setan! Kurang ajar kamu!" Sebuah pukulan dilanyangkan ayah tirinya tepat diwajah Reno.

Dan saat Reno ingin membalasnya, tangannya ditahan oleh mamanya.

"Udah Reno, jangan dibalas. Apa sih mas salah saya?! Sampai kamu selalu kasar sama saya hah?!" Ucap Wulan dengan air mata mengalir ke pipinya yang memerah karena bekas sebuah tamparan.

"Ma udah, lebih baik mama cerai aja sama dia!" Reno berusaha keras menahan emosi.

"Oh, dengan senang hati saya akan menceraikan dia tanpa diminta sekalipun!" Ucap Danu.

"Sekarang lo pergi dari rumah ini, gue gak sudi lihat muka brengsek lo itu!" Reno mengusir Danu.

Tanpa berkata, Danu pun pergi keluar.

"Ma, kan udah aku bilang, jangan nikah sama dia, aku gak setuju, dan sekarang mama lihat sendiri kan? Dia nyakitin mama, dia main fisik, itu namanya laki-laki brengsek, pengecut, yang gak pantas buat hidup sekalipun."

"Maaf Reno, ini udah sering terjadi, tapi baru kali ini kamu tahu, mama gak pernah bilang karena mama takut kalau kamu akan emosi kayak tadi." Jelas Wulan.

"Udah mah, lebih baik mama pisah aja. Dan aku gak akan izinin mama untuk nikah lagi ma, karena aku gak mau mama disakitin lagi." ucap Reno.

Wulan hanya terdiam mendengar perkataan anaknya itu.

"Yaudah mah aku pergi dulu." Ucap Reno.

***

"Din, gue mau tanya sama lo," ucap Reno.

"Apa Ren?" Andin mengernyitkan dahi.

"Seberapa gak sukanya sih Kayla sama gue? Kok kayanya yang gue lakuin selalu aja salah, padahal katanya kita sahabatan."

"Ren, Kayla tuh gak suka sama kelakuan lo yang selalu aja cari masalah, niat dia tuh sebenernya baik, mungkn emang cara nyampeinnya aja yang kurang baik, dia tuh pengen lo berubah Ren, jadi kayak dulu lagi, Reno yang baik, gak brandal kayak sekarang, sorry nih gue ngomong gini."

Reno menghela nafas, "Tapi apa dengan gue berubah, gue bisa deket sama dia? Belum tentu kan Din?"

"Lo coba aja dulu Ren. Kan ga ada salahnya,"

Reno hanya mengangguk.

"Oke kalo gitu gue ke kelas dulu ya,"  pamit Andin.

"Iya," jawab Reno singkat.

Sesampainya Andin di kelas, ia langsung menuju ke kursi dimana Kayla berada.

"Rivan ganteng, bisa minggir sebentar gak? Gue mau ngobrol nih sama Kayla." Andin memasang Puppy eyes nya.

"Hm, iya-iya." Rivan memasang wajah datar.

"Rivan, temenin gue ke kantin yuk," ajak Dewi pada Rivan.

Surat Untuk RenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang