jam masih menujukan pukul 4 sore saat Alia menerima pesan dari Vino,makin hari Alia semakin yakin bahwa dirinya kini mencintai Vino entah kenapa sekedar pesan dari Vino adalah hal yang paling ditunggunya belakangan hari ini,sebisa mungkin Alia langsung membalasnya dan jika malam tiba terkadang Alia kembali merasakan rindu pada Vino
Rangga Alvino : Alia nanti malam gue mau kerumah lo ya, sekarang lo istirahat dulu ya gue on the way jam 7 malam habis magrib ya Al , see you
Alia tak ingin membalas pesan Vino,Alia pun merasa Vino tak butuh balasan dari Alia, Alia hanya tersenyum merebahkan dirinya di kasur empuk dikamarnya dan membayangkan apa yang terjadi jika Vino memintanya menjadi pacarnya
--
"aku udah bilang sama Adit,aku nitipin kamu ke dia"
"kenapa harus nitipin? emang aku barang?"
"Nanti kamu tau apa alasan aku Al"
"apa?"
Dhika menghilang dibalik kabut yang tebal meninggalkan Alia seorang diri yang meneriaki namanya berulang kali ,
"Alia ada Vino" guncangan hebat pada tubuh Alia berhasil menyadarkan Alia dari tidur siangnya yang singkat, mimpi. ya ternyata hanya mimpi. Alia bertemu dengan Dhika dalam mimpinya yang terasa sangat nyata dengan sentuhan tangan Dhika yang ia rindukan
kenapa kamu justru hadir kembali dalam ingatan aku,hadir kembali dan membiarkan aku membuka memori lama yang sama sekali udah gak ingin aku ingat lagi Dhik? kamu tau? aku bertemu sama sosok orang yang bisa membuat aku bangkit kembali dan menyadarkan aku kalau kamu udah gak mungkin bisa mencintai dan mengingat aku seperti dulu lagi, seseorang yang mengajarkan aku untuk kembali mencintai dan kembali merasakan semua yang udah hilang sejak kepergian kamu Dhika.
Alia selesai mencuci wajahnya dan membubuhkan sedikit bedak agar tidak terlihat kucal di depan Vino. Ia menghampiri Vino yang telah lama duduk di ruang tamu , sore itu Alia mengenakan baju merah yang dipadu dengan jeans hitam. entah apa maksud Vino datang kesini sore-sore dan mendadak menyuruhnya bersiap-siap dengan pakaian yang santai dan rapih
"Siap?" tanya Vino sambil memasukan ponselnya ia,ia mengenakan kemeja kotak2 biru dongker dengan jaket jeans yang sedang dipakainya membuat Alia jadi salah tingkah dam melongo
"siap kemana?mau ngapain?"tanya Alia kebingungan,ia tak ingin Vino tahu bahwa sedari tadi ia memandangi Vino dengan kagum,"kamu nyuruh aku pakai baju warna yang sama dengan kamu?" Alia menunjuk kemeja Vino sambil tersenyum malu
"hahaha gak Al,aku juga gak nyadar kalo kita samaan" Vino memegang bajunya dan menunjuk baju Alia denagn dagunya, "Aku mau ajak kamu jalan-jalan kemana ya mungkin ke daerah Dago kali ya"
"Dago? ayo deh aku juga pengen ke Dago ke daerah atas gitu soalnya udah lama nih"
"kalo gitu ayo kita ke Dago ya"
motor Vino melaju ditengah jalanan bandung,kini Alia sudah tak segan lagi untul melingkarkan tangannya di pinggang Vino atau sekedar bercanda dengannya kini baginya yang ada dihadapannya hanya Vino yang mampu memberinya semua perasaan yang sudah lama sekali ia inginkan hadir kembali walaupun bukan dengan Dhika,namun Alia mencoba membuka pintu hatinya untuk orang lain yang memang mencintai dirinya dan memberinya sebuah kepastian. bukan Alia tidak lagi memikirkan Dhika yang kini ia ketahui telah kehilangan ingatannya dan tak akan bisa mencintainya lagi, bukan juga karena Alia tidak konsisten dalam menjalani hubungan,Namun baginya ia perlu kepastian jika saat ini Dhika masih mencintainya,apakah Dhika akan kembali dan menyusulnya disini? apakah semua akan berjalan lancar?sementara hubungan mereka hanya terjalin lewat sambungan video call dan setelah video call terputsus Alia tidak mengetahui lagi apa yang dilakukan oleh Dhika begitupun sebaliknya
"Kita sampe nih" Vino melepaskan helm nya
"Cepet ya?"
"iyalah orang kamu ngelamun Al"
"eh gak kok,siapa juga yang ngelamun,aku itu menikmati pemandangan bukan ngelamun" Alia berbohong dan berharap vino tidak mengetahuinya
"Aku tau Al jadi stop berbohong dan mari minum susu" Vino menarok tangan Alia menuju kedai susu
---
Vino menggenggam tangan Alia sat memasuki mall ternama di Bandung,kata Vino ia ingin membelikan Alia sesuatu yang tidak akan membuat Alia lupa padanya
"Kalung" Vino menunjukan pada Alia sebuah kalung putih dengan liontin indah
"untuk apa Vin?ini berlebihan buat aku"
"gak ada yang berlebihan untuk orang spesial yang bakalan nemenin aku" Vino menggenggam tangan Alia sebagai tanda ia memohon agar Alia tidak menolak kalung pemberiannya
"Okey tapi aku gak mau ini secara cuma-cuma" Alia menaikan sebelah alisnya
"terus?" Vino kini mengusap punggung tangan Alia
"Aku mau nerima ini kalau kamu mau aku privat setiap senin-kamis"
"Oke! siapa sih yang gak mau di privat kalau gurunya cantik"
"Vino stp gombal" Alia mencubit Vino pelan
"Tapi Al" Vino menekuk kainya kebelakang dan kini ia hanya berdiri dengan satu dengkulnya dengan memegang tangan kanan Alia
"Vino apaan sih berdiri ah malu"
"would you to be my girlfriend?" Vino menatap Alia dengan wajah bersungguh-sungguh dengan sinar lampu yang persis menyorot wajah tampannya
"Vino apaan sih udah deh' Alia tertawa dan mengira kalau Vino hanya bercanda dengan dramanya seperti biasa
"Rahmalia anggina,maukah kamu jadi pacarku?teman hidupku?" Vino menggenggam tagan Alia begitu keras dan kencang hingga Alia merasakan kesungguhan yang ada di dalam diri Vino sebuah rasa yang selama ini Vino simpan untuk dirinya namun kini semuanya telah terungkap
"Al?kalau kamu mau jadi pacar aku,kamu ambil kalung ini,tapi kalau kamu gak mau nerima aku kamu ambil kotak ini Al" Vino menawarkan dua pilihan
"Vino tapi.."
"tolong jangan ada api Al,cukup kamu jawab aja"
Alia mulai menentukan pilihan,dipandanginya kotak warna hijau muda itu dan memikirkan apa isinya,setelah itu iya pandangi kalung yang ada di tangan Vino dengan menyerap kembali kenanag masa lalunya bersama Dhika, Dhika juga dulu pernah memberinya sebuah kalung sebagai janji bahwa Dhika akan selalu bersamanya,Namun kini Vino juga menawarkan sebuah kalung sebagai tanda cintanya pada Alia. Orang yang berbeda dengan kenangan yang sama terulang kembali, haruskah Alia menerima Vino dan menjalani hubungan yang selama ini ia tak menyangkanya
Tangan Alia menuju pada kotak hijau itu,Vino memejamkan matanya ia telah siap dengan apapun keputusan Alia, Vino membuka matanya yang terpejam ia melihat tangan alia kosong tidak menggenggam kotak hijau maupun kalung darinya, Vino berdiri mencoba menatap Alia dan ia berhasil menemukan kejanggalan pada Alia. Vino melihat kaling telah melingkar di leher Alia dengan indahnya, Alia tersenyum , senyuman paling bahagia yang pernah Vino lihat di wajah cantik Alia
"Kamu udah tau jawabannya,aku gak mau ngomong" Alia menahan tawanya,tawa bahagia yang selama ini sangat jarang muncul di wajah Alia
"Aku udah tau Al" Vino secara spontan memeluk Alia di area rooftop, ia mengangkat tubuh Alia keatas. Alia balas memeluk Vino yang kini telah resmi menjadi pacarnya,pelukan hangat yang selama ini belum pernah ia rasakan dari siapapun kini Vino memberikannya disertai dengan kenyamanan ,Alia memejamkan matanya ia membiarkan dirinya menikmati pelukan Vino yang membuatnya merasa sangat aman dan di lindungi
"Aku gak akan menajnjikan apapun ke kamu tapi aku bakalan kasih bukti ke kamu kalau aku gak akan nyakitin kamu kaya sebelumnya Al"
"iya Vin" Alia menggenggam tangan Vino , mereka menuju parkiran dan sebelumnya telah membeli oleh-oleh untuk ibu Alia dirumah sebagai hadiah karena telah mengizinkan Alia keluar
Lembar baru dalam kehidupan Alia telah dimulai sejak hari ini tanggal 17 Desember 2011,lembar baru yang dimulainya dengan Vino dan tak ada lagi Dhika
70 bintang untuk next ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan, ketika cinta memilih
Roman pour Adolescents[berganti judul dari december love to alia] Alia baru saja kehilangan cinta pertamanya ketika ia beranjak remaja, Dhika kecelakaan dan menderita amnesia Vino, hanyalah teman masa kecil Alia yang mencintainya dan ingin membuat Alia bahagia Adit, ada...