5- kertas

51 0 0
                                    

Keyla POV

"Pulang sama gue" ucapnya menoleh padaku.

Dia kenapa lagi ?

Motor Ninja hitam sekarang berhenti dibelakang motor Ninja merahnya Ferlo.

"Ayo Key"

Aku melirik kearah ferlo yang sekarang memicing menatapku lalu berjalan menuju Rakka yang sedang tersenyum.

Mereka berbeda bukan ? Yang satu menatap tajam dan yang satu tersenyum.

"Key, pulang sama gue"ulang ferlo sekali lagi.

Terserah dia, bukannya tadi dia nggak peduli ?

"Ayo ka" ucapku setelah duduk manis di motor Rakka.

××××

Rakka mengantarku sampai di depan gerbang rumah bertepatan dengan mobil Papa yang akan masuk kedalam rumah.

"Papa ?" Ucapku heran pada Papa yang juga sampai rumah.

"Bukannya Papa ada kerjaan makanya nggak bisa Jemput aku ?"lanjutku.

"Siang anak papa yang cantik, itu ferlo diajak kedalam sayang" ujar Papa menghiraukan ucapanku.

Aku menghela napas panjang karna Papa aneh-ku ini mengira Rakka adalah Ferlo. Rakka turun dari motor membuka Helmnya lalu menyapa Papa.

"Siang Om, saya Rakka. Temannya Keyla "

Papa berpandangan sedikit menyelidik lalu tersenyum . "Oh iya, masuk dulu Rakka. Lala ajak Rakka masuk "

"Nggak usah Om, saya mau langsung pulang" tolak Rakka halus.

"Baiklah, hati-hati ya" balas Papa lalu masuk kedalam rumah.

Rakka naik ke motor dan memakai Helmnya. Ia menoleh kearahku sambil tersenyum.
Aku diam karna masih heran dengan Papaku hari ini.

"Bye.. Lala" ucapnya sebelum menutup kaca Helm lalu langsung melajukan motornya.

Mataku terbelalak . Kaget .
Apa dia barusan memanggilku Lala ?
Oh my god, pasti dia nganggap aku kekanakan setelah ini. Argghh.... Papa.

×××××

Kalau Rakka jauhin aku gimana ?

Kalau Rakka bilang aku alay gimana ?

Kalau Rakka... Arrgghh...

Lupakan.
Lagipula aku baru kenal Rakka 2 hari.
Kami nggak sedekat itu.
Jadi biarkan saja. Aku terlalu lebay kalau gini.

JDUK

JDUK DUK DUK

Aku mengernyit bingung. Suara itu seperti sesuatu yang dilemparkan ke dinding kaca dibalkon ?

Aku membuka pintu balkon dan

Duk

Sebuah kertas yang digulung asal mengenai wajahku.

Ini pasti ulahnya. Siapa lagi yang iseng malam-malam begini selain dia.

××××

Author POV

Ferlo tersenyum saat melihat kertas yang ia lemparkan mengenai wajah Keyla. Ia sebenarnya hanya ingin membuat Keyla ke balkon dengan melempar kertas-kertas itu dan yang mengenai wajah Keyla adalah bonusnya.

"Lo kenapa ? Kalau kurang kerjaan lebih baik lo tidur aja" teriak Keyla dari balkonnya.

"Oww cocuwit banget cih, iya neng nanti abang tidur" ucap ferlo dengan wajah yang dilebay-lebaykan.

My Ten Seconds LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang