enak

90.9K 602 2
                                    

Hari ini aku di tugaskan untuk ke luar kota. Aku berangkat amat pagi, di karenakan aku berangkat dengan mobil pribadi, karena perjalana yang mungkin hanya di tempuh 3 jam lebih. aku juga mengajak istriku. Awalnya dia menolak, karena di tempatnya bekerja ada pelanggan spesial.

Bahkan saat di mobil sekarang dia terlihat tidak bersahabat, gimana tidak? Dari tadi aku di diamkan.

Mood nya lagi tidak enak, mangkanya aku pun juga tidak mau mengganggunya.

Tetapi, aku juga merasa bosan karena aku juga tipe orang yang tidak bisa tenang kalau di diamkan. Tapi aku juga takut. Ah sudahlah, dari pada nanti di sana istriku mendiamkanku? Terus aku membawanya buat apa? Bukannya dia ku ajak karena aku ingin dia menemaniku untuk mengusir kebosananku.

"Dek, diem aja sakit?"
Tanyaku hati-hati.

Dia hanya terdiam sambil memandang ke samping cendela.

"Maaf deh, jangan diem dong, abang bosan"

Ucapku lagi dan ku tolehkan wajahnya ke arahku. Dia terlihat mengerucutkan bibirnya.

Ku pinggirkan mobilku terlebih dahulu. Untuk mengistirahatkan tanganku juga.

"Gak ikhlas nemenin aku?"

"Bukan gituuu"
Jawabnya manja.

"Terus kenapa diemin abang?"
Tanyaku.

"Tanganku gatel pengen mijitin, aku kesel jadinya"

Jawabnya manja sambil sedikit menghentakkan kakinya.

"Yaudah nanti pijitin abang kan sama aja" ucapku dan ku usap kepalanya

"Bedaaa"
jawabnya lagi

"Jadi gak mau mijitin abang? Yaudah"

Ucapku sambil menyalakan kembali mobilku.

"Ih gak gitu"

"Terus maunya apa? Kamu mau pulang? Kalau mau pulang aku anter ke terminal mumpung gak jauh"

Ucapku dan ku toleh dia yang sedang memikirkan sesuatu.

"Gak mauuu"

ucapnya merajuk dan sedikit kesal.

"Yaudah deh aku pijitin kamu aja" ucapnya kembali.

Tangannya sudah di arahkan ke pundakku yang sedang menyetir.

"Kamu masih PMR (read : palang merah resek) ?"

Tanyaku dan dia juga sudah melepaskan kaos yang melekat di tubuhku, sehingga aku telanjang dada. Untung saja mobilku di desain tidak bisa di lihat dari luar. Bisa berabe.

"Udah, kemaren terakhir."

Tangannya terus bergerak di area pundak dan bahuku aku sungguh menikmati setiap dia menyentuhku.

"Bagus ya, kemaren aku tanya katanya belum!"

"Ya kan aku anu ituuu emm"

Ucapnya gelagapan

"Apa? Nakal ya sama suami, dosa loh nolak suami"

Tantangku dan ku pencet hidungnya hingga merah.

"Ya maaf bang, lagian kamu sih pulangnya malem, kan aku capek kalau ngeladenin kamu"

"Tapi abang jadi mandi malem gara-gara kamu"

"Maaf deh, jangan kutuk aku ya bang?"
Ucapnya sambil mengedipkan matanya menggodaku.

Ku arahkan tanganku di pahanya.
Dia memijat dengan lembut dan tegas ke tanganku.

"Gak aku kutuk tenang aja, entar aku hukum aja"

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang