takkan masuk di lubang yang sama

71 19 0
                                    

"Ngapain lo bawa gue kesini!"

"Gue sayang lo Vara, gue gak mau kehilangan lo! " kata yang keluar dari mulut Davin membuat Vara frustasi dan kesal, bahkan sangat. Biasa-biasanya dia mengucapkan kata itu kepada orang yang telah ia tinggalkan bahkan juga ia hianati.

Plaaakkk

Tamparan yang berasal dari tangan halus Vara sukses melayang mengenai pipi kanan Davin.
Tamparan yang tidak cukup keras, namun sangat terasa bagi davin. Pasalnya, ini kali pertama ia ditampar oleh wanita.

"Eh lo gila? Lo bilang sayang? Haha BASI! Mending Lo pergi dah"

Davin masih memegangi pipi bekas tamparan Vara. Rasanya tak sakit, tapi sangat mengejutkan baginya.

"Lo boleh tampar gue sepuas hati lo Vara! Tapi gue pengen balikan sama lo! Gue sadar gue salah, jadi lo harus maafin gue dan kita balikan. Gue mohon"

"Gampang banget lo bilang balikan! Lo kemana aja dulu waktu gue nungguin elo? Lo kemana aja waktu gue nungguin kabar dari lo! Lo yang ngehianatin gue! Lo yang ninggalin gue tanpa alasan yang jelas! Lo yang bikin ikatan kita ini hancur! dan skarang lo ngajak balikan? Sorry! Gue masih punya akal, logika, fikiran dan otak yang jernih! Gue gak mau lagi jatuh di lubang yang sama! " Vara menatap tajam ke mata hitam Davin.

"Gue gak maksud ninggalin elo Var! Gue tau lo masih Cinta sama gue sampai sekarang. Maka dari itu kita balikan aja. Vara dengerin aku, aku sayang dan Cinta sama kamu"
Ucap Davin gampang dan mencoba menggenggam tangan Vara, namun Vara menempis tangan Davin kasar.

"Gue udah GAK BUTUH lo lagi! Gue udah GAK CINTA lo lagi ! Gue skarang udah punya Azriel, dan gue CUMA CINTA SAMA DIA"
Vara mencoba melangkah pergi meninggalkan Davin, namun ia kalah cepat, Tangannya kembali digenggam oleh Davin. Genggaman yang sangat erat, seperti sebuah obsesi untuk memiliki yang besar.
Saking eratnya genggaman itu, Vara sampai merasa kesakitan. Davin ingin memiliki, namun ia seperti ingin menghancurkan.

"LEPASIN! " Vara berontak ingin dilepaskan.

"Gue janji bakal berubah Vara,gue gak gitu lagi" Davin berkata dengan muka memelas.

"BASI! " Davin semakin mempererat genggaman tangannya, ini sangat menyakitkan!

"LEPASIN! SAKIT!"

"Cuma gue yang boleh dan bisa miliki lo Vara, gak ada yang boleh milikin lo selain gue."

Vara tak menggubris perkataan Davin, setelah genggaman Davin lepas, ia segera melenggang pergi meninggalkan Davin.

                                  **

"Vara, lo barusan kemana sih? Kita bertiga nyariin lo tau! "
Eluh Mitha pada Vara yang mendapat anggukan oleh Nuri dan Nieza.

"Sor..sorry gue emm ada urusan bentar tadi, " Vara sedikit gugup. "Ah udahlah gue laper! " ia mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Gue yang pesenin ya teman-teman ku tercinta. Kalian mau apa? "

"Nasi goreng sosis sama teh hangat gue Niez. "

"Okay Mitha, lo apa Var? "

"Gue bakso sama jus jambu aja deh. "

"Kalo lo Nur? "

"Hmm... Mie ayam sama es teh hangat."

"Es teh hangat? Hahaha gue ulek juga lo! "

"Hahhaha " tawa empat orang sahabat ini meledak.

                                **

Tetttttt tettttttt
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, membuat siapa saja yang mendengarnya melonjak kegirangan.

"Alhamdulillah yaallah, selesai juga nih pelajaran matematika" Vara mengucap syukur sambil mengelus dada nya.

"Iya nih Var, pelajaran matematika kayak obat tidur ya." kata Nuri sambil membalikan badannya menghadap Vara.

Setelah mengemasi buku-bukunya, mereka pun beranjak pulang ke rumah.

"Var, lo pulang gimana? Bukannya tadi lo dianter pria tampan lo ya? "
Tanya Mitha yang berjalan beriringan dengan ku.

"Hmm? Hehe, iya. Tapi gue bisa panggil supir pribadi gue buat jemput gue kok Mith. "

"Gak mau gue anterin nih? "

"gak us... "

Sebelum Vara menyelesaikan kalimatnya, ia melihat sosok laki-laki tampan, berbadan six pack berdiri bersandar di tembok yang lumayan dekat dengannya.

"Azriel? " Vara masih tetap memandang sosok laki-laki itu.

Sampai akhirnya, sosok laki-laki itu melihat ke arah Vara, tersenyum dan langsung menghampiri Vara.

"Eh udah ada Azriel Freya Nicolas yaudah gue pergi dulu ya Vara. "

"Iya mitha, hati-hati."

Setelah Mitha pergi, tinggalah Vara dan Azriel. Suasana canggung mulai menyapa. Vara memajukan bibir bawahnya lalu menatap Azriel dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

"Aku nungguin kamu dari tadi. Aku tadi izin pulang karna ada urusan, maaf ya." Azriel memasang wajah melasnya.

"Gak usah di melas-melasin gitu deh, nanti tambah jelek loh" Vara menjulurkan lidahnya lalu segera berlari meninggalkan Azriel.

"Dasar" ucap Azriel menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa ringan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hai para pembaca 🙌

Tetap baca ceritanya ya! Jangan bosen karna cerita nya masih panjang.

Jangan lupa vomment :>

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang