3 : Anak Teman Papa

96 20 34
                                    

Brakk...

"Aduh," keluhku. Kemarin nabrak tembok sekarang nabrak orang sial banget sih.

"Eh, maaf tadi gue keburu-buru," kata seseorang yang menabrakku tadi sambil mengulurkan tangan. Aku pun menyambut uluran tangan itu.

"Kalo jalan liat-liat dong. Kan kaki gue nyut-nyutan jadinya," ucapku kesal.

"Iya maaf, mau gue anterin ke UKS?" Kata si penabrak itu.

Tunggu, sepertinya aku mengenali suaranya. Aku pun mendongakkan kepalaku.

"Eh, Del?" Kata kakak itu.

Ternyata benar. Itu memang kakak seniorku. 'Mampus lo Nda, ntar kena bimen lo. Btw, ngapain nih orang manggil aku 'Del'. Delete gitu maksudnya. Aish, mungkin semua junior dipanggil 'Del' olehnya biar anti mainstream' Batinku dalam hati.

"Eh, iya kak maaf tadi nabrak" kataku sok kalem.

"Ish, udah gapapa. Gue anterin ke UKS yuk, Del. Liat tuh lengan lo lecet," tegasnya.

"Gak usah repot-repot kak. Gapapa kok," ucapku mengelak.

"Yakin?" Tanyanya lagi.

"Iya kak," kataku meyakinkan.

"Yaudah, gue duluan ya," ucapnya sambil berlalu pergi.

"Iya kak," ucapku meskipun tak akan didengar oleh kakak itu karena ia telah hilang diujung koridor.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh.

~~~

Pelajaran hari ini telah usai, dan aku sudah mengenakan tas bersiap untuk pulang. Ponselku bergetar, tanda ada pesan masuk.

From : Dady 💞
Hari ini Ayah keluar kota, jadi gak bisa jemput.

Aish, Ayah apa-apaan dah. Pake acara keluar kota segala. Belum selesai aku mengeluh, ponselku bergetar lagi.

From : Dady
Anak temen ayah yang akan nganterin kamu pulang. Dia udah nunggu kamu di depan, Nda.

Njiir. Masak aku dititipin ke orang lain. Btw, anak temen ayah siapa lagi. Aku kan gak kenal. Nanti kalo diculik gimana. Ah, Ayah...

Setelah berdumel ria, aku memantapkan hatiku menuju gerbang.

Tiiin-tiiiiin... terdengar bunyi klakson di belakangku.

"Anjiir, siapa sih?" Aku mulai mengeluh lagi. Yaiyah, orang klaksonnya bikin telinga orang bolong.

Tiiiiiiiiin.... klakson itu berbunyi lagi, seperti memerintahkan untuk menepi.

"Iyeee sabar napa. Orang sabar itu disayang pacar," ucapku sambil mulai menepi.

Setelah itu, kendaraan tersebut melaju melewatiku dan berhenti tepat dihadapanku. Sang pengendara lalu membuka helm sambil berkata, "Hai, kita ketemu lagi gadis mania hape."

Songong banget kunyuk satu ini. Padahal sekarang dia lagi berselancar ria dengan ponselnya.
Ah iya, aku ingat dia adalah orang yang mengataiku saat aku menabrak tembok.

"Ngak punya cermin ya dirumah?" Kataku menyeringgai

"Nih," ucapnya sambil menunjukam ponselnya. Dan di ponsel itu terpampang wajah seseorang. Setelah kuperhatikan lebih detail ternyata itu adalah wajah ayah . Dia sedang Video Call  dengan ayah. 'Aduh mati gue' batinku.

"Manda kamu pulang sama Reyhan ya. Baik-baik sama dia. See you tomorrow my princess," ucap ayahku.

"Tapi yah..." belum sempat aku mengucapkan itu, sambungan telah terputus.

Tunggu... nama orang ini Reyhan kan? Apa dia orang gajelas itu.

"Lo Reyhan yang itu bukan?" tanyaku.

"Udah gue bilang kan kita bakal ketemu. My name is Reyhan Prananda and you can call me Reyhan." Ucapnya dengan congkak.

Aku hanya menunjukan wajah masamku sambil berdumel ria.

"Udah puas kan nona. Tuan putri yang terhormat mari pulang," kata orang yang bernama Reyhan ini.

"Heleh," kataku menyindir.

Setelah itu, aku naik ke atas motor ninjanya.

"Jangan pegang-pegang apalagi meluk gue dari belakang."

"Siapa juga yang mau pegang lo. Najis banget. Habis diboncengin lo aja gue harus mandi 7 kali biar gak ketularan songong," ucapku sok yes padahal hatiku bergetar ketakutan.

Dan motor itupun melaju meninggalkan sekolah.

~~~

Author Note
Maaf cuma sedikit dan gak jelas lagi. Makasih yang udah ngeluangin waktunya buat baca(GR banget emang ada yang baca😂) dan ngasih saran kritik serta vote 😊
Btw, besok UKK

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang