05. Duo A dan duo S

3.5K 170 2
                                    

Selamat membaca, budayakan like and comment.

_____

"kenapa mereka bilang gue cewek lo? Jelasin ke mereka", Alden menatapnya dan mengedikkan bahu sekali. Kemudian tersenyum tipis sampai membuat Sinta membuku ditempat.

Alden barusan tersenyum, iya senyum. Bahkan Sinta saja sampai kaget liat Alden senyum walaupun itu tipis, apalagi senyum itu karenanya. Apa yang barusan itu senyum untuk Sinta?

Obrolan hangat mereka mengalir begitu saja diantara ke 12 pasangan itu. Ya, tadi ada beberapa lagi yang datang setelah pasangan Alden dan Alno datang. Jadi, setelah mereka semua sudah lengkap, acara makan-makan bisa segera dilaksanakan.

Setelah itu, kembali lagi mereka bernostalgia tentang masa SMP mereka dulu. Si kembar yang notabene-nya emang nggak kenal mereka cuma bisa jadi pendengar. Sesekali mereka juga tertawa dan ikut gabung ngobrol.

Ternyata mereka semuanya orangnya asik. Toh banyak juga yang ngajak pacar yang juga nggak satu SMP sama mereka. Dan juga ada satu orang yang malah mengajak adiknya karena dia jomblo. Jadilah dia dibully habis-habisan oleh mereka. Dan dengan itu juga Sinta dan Siska mengerti kenapa Alno dan Alden kekeh sekali mengajak mereka untuk berpura-pura jadi pacar mereka.

"Eh, Sis, Sin. Gue baru sadar kalo baju kalian samaan"

"Modelnya juga bagus, beli dimana?"

"Oh, ini nyokap gue yang buat", jawab Sinta.

"Nyokap lo designer? Wah keren dong. Nyokap lo baik banget sama lo, sampe bikinin baju buat Siska juga, kembaran lagi"

Siska berdecak, "yaiyalah buat gue juga. Dia juga nyokap gue kali".

"Loh, jadi maksudnya kalian sodara?", mereka berdua mengangguk.

"Bukannya tadi kalian bilang sepantaran, ya?"

"Mereka kembar kali", pungkas Alno.

"Serius? Weehh.. gokil lo bedua. Nggak puas lo temenan sejak orok? Ini sekarang malah cewek lo bedua kembar"

"Twins from another mother, eh ternyata malah dapat twins beneran. Mantap jiwa", celetuk salah satu dari mereka.

"Eh gue penasaran deh sama anak kembar, ceritain dong kehidupan kalian gimana"

"Biasa aja, banyak perangnya sama nih cewek satu"

"Ya namanya juga sodara, pasti banyak berantemnya lah. Tanda sayang"

Siska dan Sinta mengalihkan pandangannya tidak bersemangat dengan topik itu. Mereka tidak suka, titik.

Sekarang sudah pukul 9 malam, sudah saatnya mengembalikan si kembar ke habitatnya. Bisa-bisa nanti bapaknya macan ngamuk kalau nanti sampe telat balikin dua anak macan ini ke kandangnya.

lagipula, si kembar juga udah mulai bosan di sini, topik tentang kehidupanmweeka swbagai anak kembar terdengar sangat tidak berkelas menurut mereka.

Jadilah Alden yang berinisiatif mengajak mereka pulang karena sudah tau pasti gimana perasaan mereka sekarang.

-

"Lo utang satu nyawa sama gue", ucap Sinta memecah keheningan. Sekarang mereka sedang di dalam mobil untuk perjalanan pulang.

Sebenarnya kata-kata tadi ia tujukan untuk Alden. Tapi apalah daya, Alden malah fokus nyetir.

"Woy, es balok. Lo dengerin gue nggak sih?", Sinta geram, berasa ngomong sama tembok.

"Bawel, Lo mau apa?", Alden ini, tak bisakah dia menunjukkan sedikit saja ekspresi saat bicara? Percuma itu muka ganteng tapi lempeng.

"Tunggu, gue juga ngerasa ada yang harus bayar utang deh", celetuk Siska.

Kembar yang Dikembar-kembarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang