Selama beberapa saat mereka berdua duduk di sana tanpa berkata apa-apa. Duduk dengan jarak yang cukup dekat dan mereka duduk ditaman yang cukup luas ini. Thomas memejamkan matanya untuk merasakan angin yang membuat dirinya tenang
Thomas membuka matanya "Enak yah anginnya." Lalu ia menyenderkan kepalanya ke pundak El.
Ia hanya tersenyum kecil mengingat bahwa itulah alasan thomas menyukai duduk ditaman. El menatap Thomas tetapi thomas tidak merasa bahwa el sedang melihat dirinya. Seulas senyum samar terlihat dibibirnya.
"Weh." Kata El secara tiba-tiba. Thomas menatap el "kenapa??" Thomas menaikan satu alisnya.
"Mau es krim." El lalu tersenyum yang tercipta dari lubuk hati terdalamnya.
"Gk mau ahh!! Nanti kamu gendut." Thomas berdiri dan meregangkan tubuhnya.
"Yaudah!! Gua balik yah." El berdiri dan berjalan.
"Yaudah kalo mau balik, padahal aku mau kasih tau sesuatu." Thomas kembali duduk.
El memalingkan wajahnya ke thomas. "Kemana?" El bingung.
"Makanya jangan pergi, yok jalan." Thomas menarik tangan El.
Sebelum mereka meninggalkan taman itu, Thomas membelikan es krim di super market. Daripada mendengar ocehan El, jadi ia membelikan es krim kepadanya.
El memakai helm seperti biasanya, karena thomas tidak membawa mobil. Jadi mereka menaiki motor kesayangan Thomas, yang diberikan oleh orang tuanya. Thomas langsung menancapkan gasnya.
"Kita mau kemana sih??" Suara El kurang keras karena mereka dalam posisi ngebut dan dijalanan cukup ramai sehingga thomas tidak bisa mendengar, atau dia pura-pura?? namun el tidak menanyakannya lagi.
El membuka kaca helmnya dan ia menarik napas dalam-dalam dan menengadahkan kepalanya untuk melihat langit pada saat itu yang cukup cerah.
Semua sifat, sikap, kebiasaan, keinginan, dan kehidupan el sudah cukup berubah. Tepatnya sejak ia mengenal laki-laki itu. Aneh sekali, bukan. El yang dulu memiliki kehidupan yang cukup tidak baik sekarang berubah. Semua itu terjadi dalam waktu yang cukup singkat.
El mengingat kembali kenagan baik, buruk, senang, serta sedihnya yang telah ia lalui. Sampai-sampai ia tidak sadar bahwa ia telah sampai ketujuan yang Thomas tentukan.
El melepaskan helmnya dan melihat sekelilinginya. "Lu ngapain bawa gua kesini??" Tanya el sambil memberikan helmnya kepada Thomas.
Thomas mencabut kunci motornya dan memasukannya ke saku celana tanpa banyak tanya ia langsung menggandeng tangan El dan membawa dia untuk masuk kesebuah rumah petak dan ternyata di belakang rumah itu ada lapangan basket.
Thomas melepaskan genggamannya dan mengambill bola yang ada dikeranjang sebelah pintu tadi. Lalu ia mendreble bolanya.
"Yok main, udah lama gk main. Kan gara-gara olahraga ini kita bisa selalu bersama." Thomas mengoper bolanya dan El menangkapnya dengan sigap.
"Ayok, main ampe berapa-berapa." Tanya El dengan tawanya yang bertanda bahwa ia mengejek Thomas.
"Ampe capek!!"
"Mulai." Teriak El.
Permain baru dimulai tetapi El sudah memasukan 3point dengan mudah. Thomas tidak mau mengalah ia langsung merebut bola dari tangan El, dan langsung mengshoot dan bola masuk kedalam ring dengan sangat mulus.
Kalau bola itu bisa berbicara mungkin bola itu akan mengatakan untuk mengganti bolanya karen permainan ini sangar seru. Bola dioper, dilempar dengan cukup kencang, didreblee dengan cukup kuat. Atau mungkin jika bola itu manusia, manusia itu akan kesakita.
"Aduh capek!!" Teriak El.
"Yaampun gitu doang." Thomas meletakkan bola di samping lapangan dan Thomas mengambil botol mineral dari dalam.
Thomas memberikan botol yang berisi air mineral. "Nih minum." Elpun mengambil botol itu.
Thomas duduk di tengah lapangan sambil meneguk air, karena mungkin mereka berdua sudah dehidrasi. Mereka bermain sangat lincah yang membuat energi mereka berkurang sangat banyak.
"Sini duduk." Tangan Thomas menepuk tanah lapangan yang mengisyaratkan untuk el duduk disebelahnya.
Antara El dan Thomas selama ini bukannya tanpa status. Status mereka ada tapi nggak taulah namnya. Mereka bisa saling menyebut sahabat, teman biasa, saudara, dan mungkin pacar.
"Gila yah kita udha lama temenan."
"Mang kita temenan??" Tanya el.
"Jadi kalo bukan temen, aku PACAR KAMU DONG." Teriak Thomas
"Shut up!!"
Sontak membuat percakapan mereka berhenti disana karena kegalakan El dan kejahilan Thomas.
"Kamu ada rahasiain sesuatu gk dari aku??" Tanya thomas dengan menatap El dengan serius.
"Emang napa?? Urusan elu??"
"Nggak soalnya gua mau kasih cerita sesuatu yang belom pernah gua ceritain, kalo aku ceritain eh ternyata kamu ada rahasia gimana??"
"Nggak ada." El langsung meneguk minumnya.
"Yakin??" Thomas mendekatkan wajahnya kewajah El.
"Yakin seribu persen!!"
"Kamu bohong." Seru Thomas.
Tiba-tiba langit yang tadi El lihat cerah sekarang menjadi gelap, dan lebih buruknya lagi air sudah turun dari langit. Biasanya kalau hujan orang yang berada di luar mereka akan berhamburan untuk mencari tempat teduh. Berbeda dengan thomas yang senang bermain hujan, namun El melakukan kegiatan sesuai dengan kebiasaan orang lain yaitu berteduh.
"Ayok sini El." Thomas menarik tangan el.
Elpun terkena hujan. "JANGAN NARIK GUA!!" Nada yang aneh terlontar dari mulut bianca nada yang biasanya dia lontarkan untuk marco terdengar olehnya dan kata itu ditunjukan kepadanya.
"Kenapa?? Udah sini!!" Thomas tidak mau kalah dia berusaha untuk membuat El basah.
Genggaman Thomas lepas. "GK MAU!! KALO GUA BILANG GK MAU YAH GAK MAU." El masuk kedalam rumah dan ia duduk dilantai, ia menyembunyikan wajah sedihnya itu dengan cara meletakan wajahnya disofa supaya wajahnya tertutup.
***
Jangan lupa comment dan vote yah.
Ikutin terusya...
Berhubung wattnya colab jadi kalian bisa follow partner gua Kristina_cahya
Thanks yah yang udah ikutin dari awal dan thanks juga buat votenya.
Ditungguyah part selanjutnya pasti keren jadi ikutin terus dan jangan lupa share keteman-teman kamu.
YOU ARE READING
First Kiss
Teen Fiction[#107 Teen Fiction - 06.11.2017] [#1 Keren - 30.05.18] [#5 Galau - 31.05.18] Siapa sangka anak yang disebut sebagai anak yang berandalan dan dianggap sebagai anak yang tidak berperilaku baik, ditambah lagi anak yang bisa dibilang troublemaker. Tetap...