51 | Persiapan (6)

134 19 9
                                    

"Ayo cepat mandi. Aku akan membantumu bersiap-siap." Ayu menghampiriku yang masih terduduk di tepi tempat tidur. Aku melihat keluar jendela dengan pemandangan langit yang masih gelap. "Sepagi ini?"

"Persiapan untuk membantu Mas Judo hari ini akan memakan waktu lama. Jadi, kita harus mulai bersiap-siap sepagi mungkin," jelas Ayu.

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar. "Lalu, di mana aku harus mandi?" tanyaku dengan kesadaran yang belum kembali sepenuhnya.

"Tentu saja di kamar mandi," jawab Ayu singkat. "Di sana," tunjuknya ke sebuah pintu berwarna putih di sudut kamar.

Mataku mengikuti arah jari telunjuk Ayu. Namun, karena nyawaku belum terkumpul, aku hanya memandang pintu itu, tanpa ada niat beranjak dari tempat tidur.

"Ayolah." Ayu menggapai lenganku.

Tanpa perlawanan, aku mengikuti gerakan Ayu. Ayu membantuku berdiri, menuntunku ke kamar mandi, kemudian membukakan pintu untukku. Aku terdiam melihat isi ruangan kamar mandi ini. Aneh.

"Ini yang kau sebut kamar mandi?" tanyaku bingung.

"Iya," jawab Ayu.

Tempatku berdiri sekarang adalah sebuah ruangan tertutup yang luas berbentuk persegi memanjang dengan dinding yang dominan berwarna putih. "Lalu, mana kolam pemandiannya?" Mataku menelusuri setiap sudut kamar mandi, tetapi kolam yang kucari tak tampak di sini.

"Kolam pemandian?" Ayu berbalik bertanya. "Oh, maksudmu bath tub?"

"Apa itu bath tub?"

Belum usai kebingunganku karena kembali mendengar kata asing setelah 'mobil', Ayu tiba-tiba menarik lenganku menuju sudut kamar mandi dengan tirai yang menjuntai panjang. Tirainya berwarna putih. Aku tidak melihat tirai itu sewaktu masuk ke kamar mandi karena samar dengan warna dinding di sekelilingnya. Ayu menyibak tirai itu dan memperlihatkan sebuah kolam yang juga berwarna putih dan berbentuk persegi panjang.

"Ini kolam pemandian?" tanyaku memastikan.

"Iya."

"Mengapa kering? Mengapa tidak ada airnya?"

"Karena kau belum mengisinya." Ayu bergeser dari sisiku menuju kumpulan benda yang terlihat seperti tuas, lalu mengangkat salah satunya.

Apa yang dilakukan Ayu setelahnya, membuatku terkejut. Ada air yang keluar mulai mengisi kolam seperti hujan. "Mengapa air bisa keluar dari benda itu? Apakah di dekat sini ada sungai?"

Kening Ayu mengerut. Matanya memandang aneh padaku, tetapi setelah itu Ayu menggelengkan kepala dengan cepat. "Tidak ada sungai di sini. Air bisa keluar karena melalui saluran yang panjang. Kau tidak bisa melihatnya karena saluran itu tertanam di dinding."

"Apa nama benda ini?" Aku penasaran.

"Shower," jawab Ayu.

Aku manggut-manggut mengerti. Setelah 'mobil', kini aku mengenal kata baru yaitu 'shower'. Aku harus mengingatnya.

"Kalau kau menggeser tuas ini ke kiri, maka airnya akan berubah menjadi panas." Ayu menunjukkan padaku sambil mempraktekkannya. "Cobalah."

Ayu memberi ruang untukku mendekat ke air. Setelah itu, aku mengulurkan tanganku dengan perlahan dan hati-hati. "Akh!" jeritku yang sontak menarik tanganku kembali. "Airnya panas sekali."

"Airnya memang panas. Maka dari itu kau harus hati-hati menggunakannya. Jangan terlalu banyak menggeser tuasnya ke kiri karena airnya akan semakin panas. Lebih baik tuas ini berada di kanan saja agar airnya tetap dingin." Tangan Ayu menggeser tuas kembali di posisi kanan. "Oh ya, di sana ada sabun dan shampoo. Kau bisa menggunakannya untuk mandi," tunjuk Ayu ke arah kumpulan benda berwarna putih dengan bentuk dan ukuran yang seragam, berjejer rapi di dekat cermin.

Get In Touch (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang