Setelah mendengar suara Mrs. Mega yang menggelegar seperti gemuruh, mereka segera berlari secepat mungkin untuk menghindari hukuman yang sangat kejam tanpa melihat ke arah lapangan dan membuat Nick jatuh menabrak lutut seseorang."Aw". Ringisnya sambil memegang lututnya.
"Makanya jalan tuh liat liat, gausah lari kaya dikejar zombie. Masih untung lo nabrak gue daripada nabrak tiang yang keras." Ucap Jason sambil mengulurkan tangannya membantu Nicole bangun.
"Eh, thanks J."
"Lo ngapain lari-lari sih?" tanyanya.
"Itu ... ada Mrs Mega."
"Lo telat lagi ya?"
"Hehehe." jawabku sambil memamerkan deretan gigi.
"Dasarrr."
"Ssstttttt, Upacara sudah dimulai. Tidak ada yang boleh berbicara terkecuali petugas!" ucap Mrs Mega dengan penuh amarah. Seketika itu juga semua diam dan hening.
Nicole dan Jason sudah bersahabat lama sekali, orangtuanya juga merupakan rekan kerja. Mereka adalah tetangga. Yah lebih tepatnya mereka saling menganggap saudara karena saling melindungi. Tapi salah satu diantara mereka mempunyai rasa yang tak terduga.
. ....
Setelah upacara berlangsung dilanjutkan pelajaran sejarah oleh Ms. Dyrent
"Kelas kalian kan berjumlah 42 anak, 1 kelompok 2 orang yang terdiri atas perempuan dan laki laki buat powerpoint tentang sejarah Indonesia pada masa lampau. Dikumpulkan besok."
Nick langsung menarik tangan Jason tanpa meminta persetujuan orangnya. Mereka sudah terbiasa melakukan hal seperti itu. Mereka duduk tanpa ada jarak, bercengkrama tiada hentinya dengan adu pandang. Juga diikuti cengiran lebar khas Nick. Jika dilihat sekilas mereka seperti pasangan yang sangat bahagia. Namun ada salah seorang yang menatap tajam kearah keduanya, tatapan yang diartikan ketidak sukaan.
Setelah mendapat kelompok masing-masing, saatnya Ms menerangkan mata pelajarannya. Kurang lebih 2 jam pelajaran berlangsung, sebagian siswa menatap papan tulis dengan malas. Sebagian lainnya sudah tertidur pulas. Nick hanya memutar bolpennya tanpa memperhatikan Ms. Dyrent yang sedang menjelaskan sejarah tentang asal usul masuknya bangsa asing ke wilayah Indonesia.
Tetttttt teeeeeetttt
"Yeayy waktu istirahat."
Murid-murid bersorak ramai dan menghentikan aktivitas tidurnya. Mereka berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut yang kosong. Seketika itu juga kelas kosong, hanya tersisa beberapa murid saja termasuk Nick. Ia sedang merapikan bukunya yang berserakan diatas meja.
"Nick, makan sama gue yuk?". Tanya seseorang.
"Eh lo tumben banget ngajak gue." Ternyata itu Collins, the most wanted boy, yang ngga pernah mainin cewek apalagi bikin onar di sekolah. Dia juga ganteng sih, lumayan encer juga otaknya. Pantas paling disegani satu sekolah secara di zaman ini masih ada good boy gitu.
"Apa salahnya ngajak temen sekelas hehe." Dia mengucapkan dengan wajah memelas. That is so cute. Jujur dulu aku mengaguminya.
"Yahhh ga salah sih, btw gue sudah ada janji sama Eve .." Baru saja ingin melanjutkan ucapanku terpotong.
"Nickk!! Gue, Eve sama Millen mau ke ruang guru ngumpulin tugas. Lo duluan aja ya nanti kita nyusul." Courtney menghampiriku dan berkata mereka ngga bisa ikut makan siang sekarang.
"Yah yaudah dehhh."
Jauh dilubuk hati Collins merasa senang karena waktunya dia berdua dengan Nick.
*Mereka pun duduk berhadapan disebuah meja dipinggir gerbang. Dan memesan makanan masing-masing.
"Nick, gue mau ngomong." Ucap Collins memecahkan keheningan diantara mereka.
"Ngomong aja, susah banget." Jawab Nick sambil mengunyah bakso bakarnya.
"Sebenarnya..."
"Apaan sih? Lama lo ah!"
"Gue .."
Nah? apa yang mau Collins bilang ke Nicole ya ??
KAMU SEDANG MEMBACA
A Regret
Teen FictionKenyataannya ada yang lebih menyakitkan dari sekedar cinta bertepuk sebelah tangan. dan sebuah penyesalan yang tak kunjung usai Apakah itu?