[BOOK#2] [THE SEQUEL] King of My Heart

[REVISED] 06 - #Memories Comes Up

[THE SEQUEL] King of My Heart
[REVISED] 06 - #Memories Comes Up

• • •

Tiffany mengambil dua kaleng minuman isotonic dari meja kasir, yang sempat ia bayar barusan. Setelahnya, wanita itu berjalan keluar dari minimarket —tempat ia membeli dua kaleng minuman isotonic— dan menghampiri Sehun yang masih terduduk di kursi depan yang disediakan oleh minimarket.

"Minumlah." Ujar Tiffany sembari menyodorkan satu kaleng minuman pada Sehun.

Sehun menampilkan barisan gigi-giginya. "Gomawo." Tutur Sehun diikuti tangannya yang bergerak meraih kaleng minuman dari genggaman Tiffany.

Tiffany ikut terduduk di kursinya. Ia kini memperhatikan jalanan sekitar tempat di mana ia dan Sehun menikmati satu minuman kaleng setelah berjalan hampir lima kilometer jauhnya.

"Tiffany-ssi..." Panggil Sehun.

Tiffany dengan cepat memotong ucapan Sehun. "Jangan terlalu formal! Ingat? Kita seumuran." Ujar Tiffany.

Sehun hanya terkekeh mendengar itu. Ia lalu mengangguk paham, dan berjanji tak akan bicara formal, jika tidak Tiffany sendiri yang memintanya. "Baiklah. Aku tak akan bicara formal di depanmu." Ujar Sehun. "Tapi... sepertinya aku harus pergi sekarang." Lanjutnya.

"Ke mana?" Tanya Tiffany.

"Ke restoran makanan dan membeli beberapa makanan cepat saji. Itu karena... aku tidak tahu cara memasak."

Tentu saja! Sehun memang tidak bisa memasak. Dan hanya itu ingatan yang masih diingatnya dengan jelas. Tiffany merasa sedikit kecewa saat itu. "Kau mengingat dirimu yang tidak bisa memasak? Tapi, kenapa kau tak mengingat aku?!" Batinnya.

"Kalau begitu, aku akan..."

"Kita pergi ke pasar swalayan saja!" Potong Tiffany. "Aku akan memasak untukmu!" Lanjut Tiffany.

Sehun dengan cepat menolak usulan dari Tiffany. Ia merasa walaupun sudah terlalu cukup dekat, tapi Sehun merasa tak ingin merepotkan Tiffany karenanya. "Ah! Tidak! Tidak perlu! Kau tidak perlu melakukan itu untukku. Aku tidak ingin merepotkanmu!"

Tiffany menggeleng dengan cepat. "Aku melakukannya karenamu, Sehun-ah!" Batinnya. "Aku sama sekali tidak merasa kerepotan. Lagipula, kau 'kan baru saja pulih dari keadaanmu. Ditambah lagi, kau tidak memiliki asisten rumah tangga di rumahmu. Itu pasti menyulitkanmu, karena tidak ada siapa-siapa yang membantumu."

Tiffany mendorong kursi yang ia duduki ke belakang. "Ayo." Ajak Tiffany, kemudian tersenyum.

Sehun masih enggan untuk menerima tawaran Tiffany. Sejujurnya, ia hanya merasa tidak enak pada wanita itu. "Kurasa, kau benar-benar tidak perlu melakukan itu semua untukku. Aku bisa membelinya dari restoran cepat saji." Tutur Sehun, masih mencoba menolak tawaran Tiffany.

"Ayolah!" Lengan Tiffany meraih lengan Sehun dan berusaha menariknya.

Namun, Tiffany sama sekali tak sadar, bahwa kakinya bersebelahan dengan besi pembatas jalan setinggi lima belas senti. Alhasil membuat wanita itu akan terjatuh dalam beberapa saat.

"Awas!!!" Seru Sehun.

Tangan pria itu dengan sigap meraih pinggang Tiffany dan meraih wanita itu kepelukkannya. Tiffany perlahan mulai membuka matanya. Keduanya baru saja berpelukkan. Ia mendongakkan kepalanya, demi melihat Sehun yang lebih tinggi darinya itu. Sedangkan Sehun sudah sedari tadi memperhatikan wanita yang kini di hadapannya.

Astaga! Tiffany rindu akan pelukkan seperti ini. Tapi tunggu! Telinganya mendengar sesuatu. Tiffany dapat mendengar dengan jelas, degup jantung Sehun yang berdetak kencang dua kali lipat. Membuat wanita itu mengumpat senyum.