2.10 a.m
Kirana mengendarai mobilnya ditemani panggilan dari Sakha yang sengaja tidak dia angkat. Kirana harap Feby sudah di rumah. Kirana memarkirkan mobil kemudian masuk kedalam kosannya. Masih kosong dan tidak ada tanda-tanda Feby sudah pulang.
Seketika dia menghempaskan diri ke sofa. "Astaga, adek aku. Kamu kenapa gak pulang-pulang," Kirana dengan cepat mengambil ponselnya. Sakha masih menelponnya, tidak sengaja jari Kirana menekan tombol hijau. Mau tak mau dia harus berbicara pada Sakha.
"Halo, Ran, belom tidur lo?" Tanya Sakha di seberang sana.
"Menurut lo?" Tanya Kirana balik.
"Hehe, iya deh. Gimana Feby? Mau gak dia? Gue udah ngirim kontak lo ke Gahari, katanya lo cakep. Udah dulu ya, gue lagi di rumah Kakak gue. Takut yang lain keganggu." Kata Sakha panjang lebar.
"Feby udah tidur. Gue baru pulang. Besok gue infoin lagi." Untuk yang kedua kalinya Kirana harus berbohong.
"Yaudah. Met pagi, met tidur," Sakha tertawa kecil.
"Ya, met pagi kembali."
•
8.00 a.m
Kirana terbangun dengan keadaan masih sendiri. Feby tidak ada. Kirana mencoba menghubungi Ronald yang biasanya sampai pukul 3 di klub malam, Kirana menanyakan Feby. Dan kata Ronald, Feby tidak datang tadi malam.
Kirana beranjak dari kasur, mencuci muka dan keluar, mengetuk pintu kosan Anisa. "Nisa! Udah bangun belom?" Kata Kirana dari luar. Pintu terbuka. "Eh, Kak Kirana. Kenapa Kak?"
"Kamu ada main sama Feby gak?"
"Kemarin gak ada. Aku ke puncak sama Ghalib, masuk dulu, Kak," ajak Anisa. Kirana mengikuti Anisa ke dalam. "Feby kenapa?" Tanya Anisa.
"Ini, Nis, dia gak pulang. Kemarin waktu aku pulang terbang, kan aku line dia, kata si Feby, dia lagi jalan sama F.O Afandi,"
"Wah! Afandi emang lagi ngehits. Kau gak tau kak?"
"Gak tau aku, siapa sih dia?"
"Aku juga gak tau banget. Haha. Yang aku denger dari gossipan senior, katanya anak sultan, cakep, rambutnya badai, terus badannya itu loh, Kak. Tegap, keren banget deh."
"Anak sultan apaan dah?"
"Anak sultan maksudnya bokap dia tajir gitu. Kita kok jadi ceritain Afandi, dah. HAHAHA."
"Kamu mau bantu nyari Feby gak, Dek? Mau jalan sama Ghalib gak?"
"Hari ini enggak. Aku ikut deh. Sekarang banget?" Tanya Anisa ragu. Kirana mengangguk.
•
"Kak, aku balik ya," pamit Sakha sambil masuk ke dalam mobilnya. Dia mengendarai mobil dengan cepat menuju rumah, Sakha harus terbang menuju Solo siang ini.
Takut Kirana lupa hari ini harus terbang, Sakha menelpon gadis itu.
"Halo, Ran."
"Halo. Apa?"
"Hari ini terbang. Gue jemput gak?"
"Gue gak terbang hari ini, Mas,"
"Kenapa?"
"Gue sakit. Udah ya, bye."
•
Sakha memakai kaca mata hitamnya ketika kendaraan roda 4 yang dia kendarai berhenti karena lampu lalu lintas. Matahari pagi ini membuatnya silau jika berkendara tanpa pelindung mata. Sakha menggapai ponselnya yang dia letakkan di dashboard mobil.
Tidak ada pesan baru dari Feby, Kirana, ataupun Taufan, yang ada hanyalah undangan bermain Line let's get rich dari Gahari Fernanda. Sakha mengabaikan pesan itu dan menekan pedal gas karena kendaraan di depannya sudah melaju.
"Take me back to when, I found my heart and broke it here." Lagu itu mengingatkannya pada patah hati terbaiknya. Saat itu dia masih menjadi siswa di sebuah sekolah penerbangan di Surabaya.
Sakha menaruh perasaan lebih kepada teman seangkatannya, dia wanita. Namun, perempuan itu harus pergi karena kecelakaan saat solo flight pertamanya. Kejadian itu mengingatkannya kepada kejadian saat dia Sekolah Dasar.
Fase tertinggi dari mencintai adalah merelakan apa yang kita cintai.
"I'm on my way, driving at 90 down those country lanes, singing to tiny dancer and I miss the way, you make me feel it's real, we watch the sunset. Over the castle on the hill."
Pilot muda ini masih fokus ke jalanan Ibu Kota yang cukup padat sampai ponselnya berdering. Sakha menekan tombol hijau dan speaker.
"Apa, Ran? Lo gak terbang beneran kan? Sakit? Perlu gue anter ke dokter? Perlu bahu untuk bersandar? Mau ketemu Gahari?" Sakha berbicara panjang lebar sebelum penelpon berbicara.
"Eh goblok, ini Taufan. Siapa itu Ran? Pacar baru? Dasar playboy cap kawat, kerja kendor makan kuat."
"Anjay, gue giat kerja njir. Apaan lagi nelpon gue, lagi nyetir ini."
"Stfu. Gue liat Feby masa sama Gahari."
"Hah? Gahari?"
"Eh, kok Gahari? Afandi maksud gue."
"Mana?"
"Taichan senayan. Udah ntar gue cerita di bandara. Nyetir yang bener."
•
Sakha memasukkan mobilnya di dalam garasi kemudian bersiap dan memakai seragam kebanggaan. Sakha melihat jadwal di kalendernya.
Hari.
Ini.
Ada.
Turnamen.
Game online.
Dan Sakha melupakan hal itu. Mampus.
•
Hai. Kemaren di my pride chapt wattpad trailer ada yg request bikin lagi. Waktu aku tanya bikin cerita/ video, dia bilang cerita sm video jg boleh.
Maka dari itu aku mau bikin kaya my pride hidden story gitu wkwk.
Itu isinya kek cerita my pride yg gaada kutulis :v Tapi aku buatnya dalam bentuk video gitu lah.Tapi gatau kapan upload, soalnya aku lg banyak kerjaan, mau ngerjain pesenan iklan sm ngeditin pesenan foto buat buku tahunan. Banyak pr jg kayanya, HAHA. Intinya aku sok sibuk :v
Aku baru filming awal2nya sm record narasi. Narasinya pun masih setengah :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakha's Journey
Подростковая литература[Sequel dari My Pride] Menjadi pilot bukan sekedar profesi untukku. Tapi adalah tanggung jawab. Mengantarkan banyak jiwa menjadi kebanggaan tersendiri buatku. Berkelana bersama burung besi mengelilingi langit Indonesia. Ini kisah tentang aku dan mer...