Jika bisa setia, mengapa harus selingkuh?
Widya membaca judul artikel majalah online yang muncul saat ia tengah membuka-buka halaman Facebook.
Iya, jika bisa setia mengapa harus selingkuh?
Awalnya ia enggan membaca artikel tersebut, tapi secara berlawanan jarinya mengklik judul artikel tersebut. Butuh waktu beberapa detik untuk loading ke artikelnya. Saat deretan kata penyusun artikel muncul, ia langsung membaca.
Selingkuh itu ibarat tindak kriminal yang muncul karena ada kesempatan. Waspadalah.
Dan bermula dari keisengan, berakhir malapetaka.
Suami-suami di luar sana, pamit bekerja, tau-tau punya sambilan sama perempuan lain.
Isteri-isteri di rumah, jaga keharmonisan rumah tangga jika tidak ingin suami berpaling. Sekarang banyak wanita predator, pemangsa laki-laki berduit.
Isteri juga banyak yang selingkuh. Apa nggak takut azab neraka?
Widya menutup artikel tersebut dan meletakkan ponselnya begitu saja di atas meja. Ternyata artikel tersebut berisi kumpulan curahan hati para isteri yang diselingkuhi suaminya.
Ia hanya membaca beberapa komentar dan karena tidak tahan, ia memilih menyudahi browsing.
Ia tidak harus membaca apa yang tidak ingin dibaca, bukan?
"Dy, kamu udah boleh pulang. Tuh Aras sudah datang."
Widya bersiap mengemasi barang-barang yang belum sempat masuk tas seperti bedak dan peralatan mandi. Aras sudah terlihat di ambang pintu kamar. Ia memakai jaket bertudung yang ia lepaskan setelah masuk ke dalam kamar.
Semua bermula dari Aras. Coba saja jika Aras tidak main-main, ia pun tidak akan main-main.
"Pulang dulu." Widya berpamitan kemudian mencium tangan Aras.
Aras menarik tangannya dengan canggung, cukup bagi Widya merasakan setengah penolakan. Aras tidak pernah nyaman dengan interaksi semacam ini.
"Kunci mobilnya." Aras mengulurkan kunci yang diambil dari dalam saku.
"Aku naik taksi aja," tolak Widya.
"Dy, pake mobil Mbak aja."
Widya berbalik melihat Sera yang juga mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas.
"Pake mobilku," Aras memaksa Widya menerimanya dengan menarik tangan Widya dan menyelipkan kunci ke dalam genggaman tangannya.
Widya gelagapan. Tapi diterimanya juga kunci itu. Ia tidak mau Aras menatapnya tajam sepanjang waktu hanya karena persoalan kunci mobil.
Sera urung berdiri menyerahkan kunci yang sudah dipegang. Widya melemparkan senyum dan bergegas keluar.
***
Widya mengempaskan bokong ke jok kursi kemudi dan bersiap menutup pintu. Ia meletakkan tas ke kursi di sebelahnya. Ia memperbaiki duduk dan mulai memutar kunci mobil.
Matanya terpaku pada wadah Tupperware di kursi tempat ia meletakkan tas.
Urung menyalakan mesin, Widya memilih memeriksa wadah makanan berwarna hijau tersebut.
Isinya lasagna masih dalam keadaan hangat.
Mungkin Aras singgah membeli? Tapi mengapa harus memakai wadah Tupperware? Dan seingatnya, di rumah tidak ada wadah dengan bentuk seperti itu.
Widya mengaduk tas dan mengambil ponsel. Ia tidak bisa menemukan jawaban mengapa lasagna hangat itu ada di dalam mobil Aras.
"Ras. Ada wadah makanan di mobil kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE IN LOVE (Love #1) -Completed-
Ficción General(CHAPTER2 EMESH DIPRIVATE) Highest rank #1 General Fiction May 12nd 2017, #3 General Fiction May 4th, 2017 :), #2 General Fiction May 5th, 2017 Lika-liku pernikahan seorang Widya Anandari dan Aras Yatalana. Cinta, gengsi, cemburu. Aku masih sangs...