CAHAYA matahari menerobos cela jendela kamarku. Tempat yang sangat membuatku merasa nyaman meski berjam jam tak malakukan apa pun.
"Cantiiik, ayo bangun ini udah jam setengah 6 loh, Kamu ga sekolah? " oceh mama yang sudah berada dikamarku membuka tirai dengan lebar.
"Iya ma.. Cantik udah bangun" ucapku malah menarik guling kedalam dekapanku.
"Kamu bangun atau mama seret kamu sekarang!" ucap mama dengan nada mengancam. Mendengar itu aku bergingik ngeri dan bergegas ke kamar mandi.
Kini aku telah siap dengan seragam kebanggaan HIS. Aku menatap banyanganku diatas permukaan cermin, memastikan penampilanku yang sangat tidak cocok mengenakkan kemeja putih yang dibalut jas merah maroon dengan dasi bercorak merah putih kotak kotak yang menggantung di leherku. Rok kotak kotak merah putih kebesaran yang melingkar dari pinggang hingga bawah lutut. Sekolahku memang di takdirkan untuk anak anak hitz yang stylish. Tapi aku?? Ah sudahlah... Aku segera memakai kacamata dan masker lalu. Bergegas untuk menemui kak Ian. Sebelum ia-
"TIIKK.... BURUAN , UDAH TELAT NIH" tuh kan, aku bisa menebaknya. Teriak kak Ian yang menggelegar dari bawah, dan pasti sudah menungguku dari tadi. Kulirik jam yang berada di atas nakas 06:45!!! Hah.. Yang banar saja 15 menit lagi gerbang ditutup.
Dap dap dap
Aku berlari menuruni tangga dan menghampiri mama yang berada di dapur."Ma, Cantik berangkat dulu ya. Assalamuallaikum" kucium punggung tangan mama. "Ehh.. Kok-" belum selesai mama berbicara aku langsung menuju ke halaman sebelum kak Ian benar benar meninggalku.
****
"Udah kak, gue turun sini aja"
"Ga, lo ga liat. Gerbangnya udah di tutup" ucap kak Ian sambil terus melajukan mobilnya.
"Kak.. Gue ga mau lo juga di bully karna punya adek kayak gue" jelasku, karna memang sejak awal masuk sekolah aku menyembunyikan identitasku sebagai anak Yoga pratama dan Raina Aditama. Jadi setiap ada yang tanya nama lengkapku, aku cuma sebutin Ariana Cantika. Tanpa menyebutkan embel embel pratama.
"Gue ga peduli, emang lo mau sampai kapan hah?? " ucap kak Ian sambil menatapku tajam.
"Pliiss kak" jawabku memelas.
"Oke. Gue gk akan maksa lo, tapi kalo gue liat ada yang berani nyakitin lo lagi. Gue ga segan segan buat bongkar identitas lo dan hancurin hidup orang itu"
"Makasih kak" ucapku sambil tersenyum pada kakakku dan bergegas keluar dari mobil sebelum ada yang melihatku keluar dari mobil Ariano Pratama anak dari donatur terbesar sekolah ini.
Ku lihat mobil kak Ian masuk kedalam tanpa hambatan apapun bahkan hanya mengklakson pintu gerbang sudah terbuka lebar. Ya siapa sih yang ga kenal kak Ian.
Aku berjalan menuju pos satpam yang berada disebelah kiri pintu gerbang.
"Pak, bukain dong pak" ucapku memelas.
"Ehh, udah telat minta bukain lagi. Mau saya panggiin guru BK " ucapnya ketus ambil menunjukkan muka sangarnya
"Maaf pak, tadi ga ada angkot" dustaku.
"Mbak tau kan peraturan disini, kalo telat ga bakal boleh masuk " huh.. Peraturan? Peraturan apaan kalo kalo kak Ian yang jelas jelas juga telat tapi bisa masuk tanpa hambatan. Gerutuku dalam hati. Aku memutuskan untuk pergi di warung belakang sekolah, daripada harus berdebat dan menunggu BK datang.
To: Lolita Afriana P.
Lol, gue telat. Ga boleh masuk lagi. Gue harus gimana.
Aku mengirimkan pesan pada Loli. Namun tak lama ponselku bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm an Ugly Girl
Novela JuvenilAriana Cantika Pratama gadis remaja yang memiliki wajah buruk rupa, semua memangilnya dengan panggilan gadis si buruk rupa. Bahkan tidak ada yang mau berteman dengannya. Wajah kusam, kulit gelap, penuh jerawat dan kaca mata bulat besar yang selalu...