Ketika kau yakin akan orang yang kau percaya, orang lain datang menggoyahkan keyakinanmu. Saat itulah, hatimu benar-benar harus berfungsi dengan baik.
∆∆∆
“Wae? Dia tak datang?” (kenapa?) Tanya Joon Myung pensaran melihat ekspressi Hye Sin yang tiba-tiba masam.
“Hm, sepertinya rencana kita tertunda lagi.”
“Sial! Aku sudah tidak sabar berteman dengan elf idiot seperti Alera.”
“Kau harus bersabar, hingga mangsamu bertekuk lutut di hadapanmu, begitu juga dengan mendapatkan wanita.”______________________________________-----------------------------------------------------------
“Bibi, aku pulang.” Alera meletakkan tasnya ke sembarang tempat dan membantu bibi yang tengah mengemasi barang-barang mereka.
“Kenapa kita harus kembali ke sana?”
“Bukankah kau malah senang?” Bibi mengernyitkan dahinya pada Alera
“Entahlah. Rasanya sama saja.”
“Sekarang cepat kemasi barangmu!” Perintah bibi pada Alera yang tengah berdiri dengan tatapan kosong.______________________________________-----------------------------------------------------------
Alera menatap ke sekeliling kamarnya yang megah, memikirkan Joan yang memperlakukannya dengan kasar.
“Kenapa kau tidak membiarkanku berteman, Joan?” Suara Alera terdengar parau menahan tangis. Ia segera bangkit dan mengusap air matanya lalu membersihkan barang-barang nya yang masih tersisa.
Satu persatu ia memasukkan barangnya ke dalam koper dengan hati-hati. Saat menemukan buku diarynya, ia berniat membaca ulang sedikit, penasaran dengan apa yang selama ini ia tulis.Halaman awal membuatnya tersenyum dan sesekali tertawa. Halaman itu berisi tulisan Alera saat masih di Lukover, tulisan yang berantakan karena masih menggunakan pena, sesekali terdapat tetesan tinta di buku itu. Berbeda sekali dengan halaman berikutnya yang sudah menggunakan bulpoin, sangat rapi dan gamblang. Namun saat ia membuka halaman tengah, foto dirinya yang tengah tersenyum kepada Joan membuatnya mengeraskan rahangnya. Selembar foto hasil dari photo box itu berhasil membuatnya tersenyum miris,
"Mungkin kita tak akan bisa seperti sebelumnya, Joan. Aku kecewa padamu"
______________________________________-----------------------------------------------------------“Hey, Joan.. kau tidak mengucapkan selamat datang pada bibimu ini?” Bibi menyapa Joan yang tengah menyiram bunga di halaman. Tapi bukannya balik menyapa, Joan hanya memalingkah pandangannya dan mengajak bibi untuk masuk.
“Ada apa dengan dia?” Bibi menatap Alera dengan tatapan tanya yang besar. Alera hanya mengedikkan bahunya tak peduli lalu melangkah masuk ke dalam rumah.______________________________________-----------------------------------------------------------
Makan malam pertama yang canggung setelah beberapa hari berpisah, tak ada pembicaraan antara ke- 4 orang tersebut, hanya dentingan sumpit dan piring yang beradu memecah kesunyian.
“Ehmm..” Bibi berdehem berniat mengawali percakapan sambil menoleh ke arah Alera, memberikan suatu isyarat yang tak di mengerti dan berharap suasana tak lagi menjadi canggung.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4..
5..
6...
1 menit...Tak ada jawaban dari Joan, Alera, maupun Raja Artigo.
“Aku yang akan mencuci piring.” Alera beranjak dari tempat duduknya lalu membereskan piring-piring yang kosong.
Tak ada jawaban seperti tadi, ia lalu melangkahkan kakinya menuju dapur dengan setumpuk piring yang di bawanya dengan hati-hati.Lama ia memikirkan Joan, melihatnya saja sakit bagaimana bisa ia dan Joan akan bersikap seperti biasanya? Alera masih saja teringat Joan yang menatap tajam ke arahnya, mencengkeram bahunya kuat, membentaknya dan bahkan melarangnya untuk berteman,
“Apa-apaan itu, aku juga ingin memiliki teman.”
______________________________________-----------------------------------------------------------Alera kembali setelah beberapa saat mencuci piring, melewati Raja Artigo yang sedang menonoton TV dan bibi yang sibuk di meja kerjanya. Ia berniat untuk segera merebahkan dirinya di ranjang untuk menghindari Joan. Tapi saat ia berpapasan dengan Joan, Joan mengahadang jalannya,
“Aku ingin bicara.” Alera menatap Joan sekilas, berusaha tak menghiraukan perkataan Joan dan berjalan pelan meninggalkannya.
“Tolong, Alera..” Joan menahan lengan Alera, menariknya lembut. Sekeras apapun ia mencoba, akhirnya tenaga laki-laki lah yang paling kuat meski hanya satu tangan yang di gunakan Joan untuk menahannya.Kini mereka berhadapan, Alera menatap tajam mata Joan, seakan mata itu berbicara bahwa “Aku benci padamu.” Berbeda dengan Joan yang menatap Alera dengan sayu dan perasaan bersalah yang terlihat jelas dari raut wajah tampannya.
“Cepat bicara!” Ujarnya singkat dan mengalihkan pandangannya
“Alera, ada apa denganmu?” Joan menghela napas berat dan memegang lembut pundak gadis yang dicintainya itu.
“Aku hanya lelah.” Air matanya seakan meronta untuk bebas
“Kenapa?” Joan mengguncang tubuh Alera pelan
Alera diam, menutup matanya yang seakan penuh.
“Tolong, jangan mengatur hidupku lagi!” Suaranya terdengar parau, Alera menghempaskan tangan Joan dengan kuat, meninggalkan Joan yang mematung, tak percaya dengan sikap Alera.______________________________________-----------------------------------------------------------
“Aku akan berangkat dulu.” Ujar Alera sambil bersiap menyandang ranselnya
“Kau tidak sarapan dulu?” Tanya Raja Artigo
“Maaf, Yang Mulia, saya harus berangkat sekarang.” Alera memberi hormat lalu pergi begitu saja, semua orang memperhatikannya dengan terheran.
“Bahkan dia tak tersenyum sedikitpun?” Tanya Bibi
“Molla.” (Entah) Joan menundukkan badannya pada ayahnya dan bibi lalu berangkat ke sekolah.______________________________________-----------------------------------------------------------
Suasana di rumah itu sepi, hanya tertinggal Raja Artigo dan Estrada yang terheran-heran dengan sikap kedua pemuda itu.
“Yang Mulia, bisakah saya tau apa yang membuat anda berada di sini? Saya ingin menanyakannya sejak lama tapi Anda sedikit menghindar.” Tanya Bibi Estrada dengan hati-hati
“Kau harus menjaga Alera.” Ucap raja penuh ketegasan
“Ya, saya tahu itu. Jantungnya di incar oleh banyak makhluk di luar sana.”
“Terakhir saat aku berada di Lukover, semua telah hancur, aku tak tahu mereka siapa tapi mereka menggunakan senjata yang berasal dari masa ini, tapi sebagian dari mereka adalah iblis, dan aku tidak tahu kenapa aku bisa sampai di sini. Saat itu, aku mendengar suaramu, Joan dan makhluk Joan. Aku menyusul kalian dan aku tahu masalah apa yang kalian hadapi saat itu.” Jelas raja panjang
“Apa Anda tak ingin melihat Lukover sejenak, untuk memastikan apakah di sana baik-baik saja?” Usul bibi
“Apa aku bisa kembali ke sana?”
“Tentu saja Yang Mulia, asal keadaan sudah benar-benar normal.”
“Bisa tolong bawa aku ke sana?” Pinta raja
Bibi Estrada pun meng-iyakan dan membawa Raja Artigo pada wilayah pembatas dunia modern dengan dunia kerajaan.To be continued....
Loves,
Iza
KAMU SEDANG MEMBACA
From Lukover to Seoul
Fanfiction[Romance-fantasy] (PROSES EDIT) Kau tahu apa yang lebih menyakitkan dari tusukan pedang di dadamu? Ketika kau tak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan segela rasamu pada orang yang kau cintai. Hidup ini memang tak cukup lama untuk bis...