"Assalamu'alaikum!" ucap Zahra sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar kosnya.
Tak lama Zahra menunggu di depan kamar kos, Vera dan Mimin langsung membuka pintu dengan senyuman kegembiraan yang membuat Zahra sejenak kehilangan beban pikirannya. Setelah pintu kamar kos terbuka, Zahra langsung masuk ke dalam kamar kosnya dengan senyuman kecil yang terpancar dari bibir manisnya.
"Gue kangen bangeeeeeettttt!!" ujar Mimin sambil memeluk Zahra erat-erat.
"Gue nggak bi bi sa na napas!!" ucap Zahra terbata-bata kekurangan napas karena pelukan Mimin yang sangat erat.
Mimin pun segera melepaskan pelukannya ketika mendengar permintaan Zahra. Setelah itu, Vera memeluk Zahra sejenak. Lalu Zahra pun duduk di antara dua sahabatnya itu.
"Lama banget mudiknya!" ujar Mimin ketus tapi dengan tampang yang begitu ceria.
Zahra tersenyum kalem. "Ada sedikit masalah di kampung."
"Masalah apa?" tanya Vera penasaran.
"Biasa! Masalah anak kampung!" jawab Zahra asal-asalan.
Vera dan Mimin pun tertawa terbahak-bahak saat mendengar jawaban Zahra yang begitu konyol dan asal-asalan itu. Sungguh suasana yang telah lama dinantikan Zahra. Riang dan gembira tanpa beban dan bebas lepas.
"Ada-ada aja!" ucap Vera sambil menahan tawa.
"Jangan tertawa lagi dong! Emangnya gue pelawak!" kata Zahra kesal.
Mimin mencoba berhenti tertawa. "Ide bagus tuh!"
"Ide bagus apanya?" tanya Zahra dan Vera bersamaan.
"Ide bagus kalau Zahra ngelamar kerja jadi pelawak!! Hahahahaha." Mimin tertawa lepas.
Sontak Zahra dan Vera pun juga terpingkal-pingkal mendengar jawaban dari Mimin yang begitu lucu dan sungguh tidak masuk akal. Kegalauan yang kemarin telah merenggut dan menguras tenaga Zahra kini tiada tersisa lagi. Untuk saat ini hanya ada secercah kegembiraan yang menjelma. Dan itu cukup untuk membangkitkan semangat Zahra yang tadinya hilang.
-----00-----
Di tengah malam, Mimin terbangun. Ia memikirkan Zahra yang menyukai Julian. Setelah mantab memikirkan hal itu, Mimin pun mengoyak-ngoyak tubuh Zahra dan mencoba membangunkan Zahra yang kala itu tengah tertidur lelap.
"Zahra! Bangun!" ucap Mimin hingga Zahra terbangun.
"Ada apa?" tanya Zahra setengah mengantuk sambil mengucek mata beberapa kali.
"Gue mau ngomong soal cinta," ungkap Mimin.
"Emangnya ada apa dengan cinta?"
"Lo jangan ngelucu deh!" Mimin menepuk punggung Zahra. "Emangnya judul film!"
Zahra menahan tawa melihat sahabatnya menjadi agak emosional terhadapnya. Lalu ia mengelus-elus punggung Mimin sambil cengar-cengir.
"Gue serius!" tukas Mimin.
"Emangnya ada apa sih?" Zahra kembali bertanya.
"Meskipun lo nggak suka kak Bagas, gue nggak berhak ngelarang lo jatuh cinta sama kak Bagas."
"Maksud lo apa, Min?"
"Kalau lo suka sama kak Bagas, gue ikhlas!!"
Zahra tersenyum. "Ada-ada aja!"
"Ngomong-ngomong....." Mimin terhenti sejenak. "Kak Julian..."
"Kenapa dengannya?" tanya Zahra ingin tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Heart Zahra
SpiritualBerawal saat Zahra tidak sengaja tertabrak dengan seorang cowok bernama Julian Prasega yang merupakan idola kampus. Tabrakan itu membuat Flash disk penting milik Julian rusak sehingga Julian menuntut Zahra untuk bertanggung jawab atas file-file y...