Chapter 15 : Love You More

2.6K 212 9
                                    

Zahra melamun sambil menyandarkan dagunya ke jendela yang terbuka. Ia menikmati sejuknya angin yang berhembus dalam kamar kosnya. Ia tersenyum-senyum sendiri saat ia memikirkan Julian.

"So sweet banget! Kak Julian emang so sweet! Dia seperti super hero!" pikir Zahra sambil tersenyum simpul.

Beberapa anak kos yang lewat depan kamar kos Zahra merasa aneh ketika melihat tingkah laku Zahra yang tidak seperti biasanya. Kali ini Zahra benar-benar aneh. Tersenyum-senyum sendiri tanpa ada hal yang lucu.

"Zahra! Lo kenapa?" tanya salah seorang teman Zahra penghuni kos juga.

Lamunan Zahra menghilang seketika saat mendengar pertanyaan dari temannya itu. Zahra tersenyum malu saat melihat teman kosnya.

"Lo nggak miring, kan?" tanya teman Zahra lagi.

"Nggak kok! Gue masih normal!" jelas Zahra meyakinkan temannya bahwa ia belum gila.

"Oh ya udah! Kalau begitu gue pergi dulu, ya."

Zahra tersenyum lagi. "Silahkan!" katanya.

Zahra tersadar bahwa ia benar-benar menyukai Julian. Setiap saat, ia selalu memikirkan Julian hingga membuat bayangan Azwin di matanya telah pudar begitu cepat.

"Ya Allah, please! Jangan biarkan hamba-Mu ini jatuh cinta pada kak Julian! Berjuta pria yang ada di dunia ini, tapi kenapa harus kak Julian yang selalu terbesit dalam benak hambamu ini?" keluh Zahra pada Tuhan.

Tulit Tulit Tulit. Ringtone ponsel Zahra yang bertandakan ada SMS masuk. Zahra segera mengambil ponselnya dan membuka sms tersebut. SMS itu dari Julian. Zahra merasa begitu bahagia saat ia tau bahwa SMS itu dari orang yang selalu membuatnya dag-dig-dug.

Gw tunggu lo d tamn. Jm 4 sore.

Zahra benar-benar bahagia setelah membaca SMS itu. Ia lupa bahwa Julian adalah seseorang yang disukai sahabatnya sendiri. Rasa keegoisan manusia tanpa disadari rupanya telah menjamah hati Zahra.

-----00-----

Zahra mengacak-acak lemarinya hanya untuk mencari baju yang pantas untuk menemui Julian di taman sore nanti. Beberapa baju sudah ia coba. Namun tiada hasil yang memuaskannya. Baju Zahra semua biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa.

"Astaghfirullahal Adzim!" ucap Mimin ketika membuka pintu kamar kos dan melihat lemari Zahra yang acak-acakan.

"Mimin?!" Zahra terkejut ketika melihat Mimin yang tiba-tiba membuka pintu.

"Kenapa lemari lo kayak kapal pecah gitu?" tanya Mimin keheranan.

Zahra tampak murung. "Gue cari baju yang pantas" jawabnya lemas.

Mimin menatap Zahra dengan pandangan penuh selidik. "Lo mau kencan, ya?" tebaknya.

Zahra menjadi gugup. "Siapa yang kencan?! Ada-ada aja lo itu!" sangkal Zahra.

"Pasti kencan sama kak Julian!" tebak Mimin sambil menepuk punggung Zahra.

Zahra terdiam malu. Ia tidak bisa lagi mengelak apa yang dikatakan Mimin. Tebakan Mimin benar-benar tepat hingga membuat mulut Zahra terkunci rapat.

"Jangan lupa oleh-olehnya!" ujar Mimin sambil menahan tawa.

Zahra mencubit lengan Mimin. "Ihhhh! Apaan sih?! Hanya ketemuan biasa! Mana boleh itu disebut kencan!"

"Oh ya?" ucap Mimin tak percaya.

"Lagian, gue sama kak Julian bukan muhrim! Nggak boleh berdua-duaan!"

"Hari gini masih mikirin masalah muhrim atau enggak?" mata Mimin melotot. "Yang benar aja!"

"Pokoknya, lo harus ikut gue menemui kak Julian!" desak Zahra.

Wonderful Heart ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang