Pencuri Hati

46 6 1
                                    


Dua puluh, dua pulu satu, dua puluh dua, dua puluh ti....

Prak!

"Nat, Nata, Nata bangun. Lo kenapa? Iih kok pingsan sih. Kak tolongin Kak." Pinta Santi pada seorang laki-laki yang merupakan kakak kelasnya. Dengan sigap laki-laki itu mengangkat Nata menuju UKS. Hampir seluruh siswa perempuan berteriak histeris. 

"Makasih ya Kak udah mau bantuin ngangkat Nata,"

"Sama-sama, jagain tuh temen Lo ,gue pergi dulu," jawab Joshua sambil memberi senyuman tipis pada Nata yang masih tertidur. Sama seperti gadis lain Santi juga klepek-klepek dengan pesona seorang Joshua.

Tetapi gadis itu segera menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri. Santi membuat teh di dapur dekat UKS dan menaruhnya di meja. Dia duduk dan merasa sedikit khawatir dengan keadan Nata. Beberapa saat kemudian seorang wanita paruh baya dengan hijab di kepalanya datang.

"Sudah lama pingsannya?"

"Sekitar sepuluh menitan Bu,"

Wanita itu memeriksa tubuh Nata. Sesekali tangnnya menekan bagian pembuluh darah yang ada di tangan Nata.

"Dia hanya kecapekan, kamu kasih minyak kayu putih aja. Nanti kalau bangun suruh minum teh nya, terus ini sama ini saya kasih obat buat dia."

Santi mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

Wanita itu tersenyum dan pergi. Namanya Bu Margo, dia adalah petugas di UKS. Wanita yang bisa dikatakan gendut itu terkenal ramah.

"Aku di mana San?" 

Tiba-tiba Nata bangun dari tidurnya. Dia sadarkan diri.

"Akhirnya Lo sadar juga Nat. Lo sekarang lagi di UKS. Tadi pingsan, terus Kak Joshua bantuin gue buat bawa Lo ke sini," jawab Santi.

"Kak Joshua?!! Aduh San tadi muka ku kayak apa ya? Terus gimana? Aaa pasti muka ku jelek banget. Kok aku salting gini sih?" 

"Biasa aja kali Nat," 

"Habisnya dia keren banget," ia berkata dengan mengangkat salah satu tangan (sambil membayangkan kalau dia Supraman menuju kemenangan).

"Ah kamu biasa aja kali Nat, dia juga belum tentu suka sama kamu. Dia itu kan sukanya sama aku hahaha." ucap Santi sambil tertawa.

Jahat!

"San, nanti sore aku ajak ke mall yuk beli buku ,"

"Ha buku? Rajin amat lo Nat , baru hari ini kita selesai MOS, Lo udah main beli buku aja," 

"Itu bukan buku buat belajar, tapi, ah liat aja ntar deh."

_______


"Kayaknya buku ini bisa bantu aku deh San, hahahahaha," Nata tertawa garing sambil memamerkan sebuah buku dengan cover warna pink.

"Judulnya Rainbow Love ( 7 Cara Buat Dia Jadi Pacar Mu). Lo benaran suka sama Ka Joshua ya? Gue ngalah deh Nat," ujar Santi dengan lantang.

"Ih jangan keras-keras San,"

"Iya sorry, bayar gih. Cepetan!" perintah Santi.

"Iya, habis ini beli makan yuk. Sambil baca bukunya, udah nggak sabar," 

Nata dan Santi duduk di sebuah resthaurant sambil menikmati makanan. Perlahan-lahan Nata membuka plastik yang membungkus bukunya tadi.

"Yakin, siap buka bukunya?" goda Santi pada Nata.

" Yakin San, aku bakal liat satu cara di buku ini dan langsung aku lakuin. Sebelum aku berhasil lakuin, maka aku janji nggak bakal ngebuka halaman selanjutnya, " 

"Gue juga janji, bakal bantuin Lo sampai akhir, tapi nanti pas udah jadian gue dapet Pj alias piutang jadian paling gede, gimana?"

Santi berteriak dengan lantang dan yakin. Nata hanya melongo mendengar ucapan temannya. Nampak beberapa orang di mall itu memandang aneh pada mereka.

"Pajak jadian kali San. Langkah pertama, harus tebar pesona di depan cowok yang disukai kemudian ngajak kenalan,"

"Tuh Kak Joshua Nat, aaaa dia emang coker," 

"Ah kamu masa Kak Joshua boker disini. Kurang-kurangi deh San ngacoknya," ujar Nata sambil menatap bukunya.

"Boker pala lu peang! Coker Nata, Cowok keren," 

"Ah Kak Joshua coker, heeeeeeee? Kak Joshua? Mana? Ayo pulang. Nanti malah ketemu aku malu,"

 Nata menutupi dirinya menggunakan buku.

"Eh gimana sih Lu, sana temuin Kak Joshua. Katanya mau nerapin jurus jitu di buku itu, " ujar Santi.

"Tapi San," rengek Nata.

"Tapi pala Lo peyang. Udah sana, cepetan! Keburu ngilang tuh" perintah Santi.

Santi mendorong tubuh Nata agar mau menemui Kak Jo. Kemudian dia duduk sambil menutupi wajahnya dengan buku.

"Sore Kak," 

Nata mencoba menyapa Kak Jo. Sesekali gadis itu menggerak-gerakkan kaca matanya.

"Sore, ah Lo yang eee," 

 Joshua terlihat mengingat-ingat sesuatu.

"Iya aku yang pingsan tadi, kenalin namaku Nata," ujar Nata sambil mengangkat tangannya.

"Ah iya. Aku Joshua. Oh iya, kamu tadi kenapa pingasan?" tanya Kak Joshua.

"Karena ngeliat Kakak!" 

Keceplosan.

"Ha?" 

"A a anu kambing, eh kambing. M maksutnya kambing, eee kepikiran sate kambing. Enak banget, jadi pengen terus pingsan," 

"Hahahaha kamu lucu,"

"I.. iya mbing, eh Kak Jo maksutnya. Maaf ya kalau aku lagi nerves suka latah ," 

Sadar Nata sadar!

Kak Jojo terlihat menahan tawa.

'Haduh mati aku.'

"Kamu kenapa ?" tanya Kak Jojo.

"Nerves ketemu Kakak!" 

Ya Tuhan.

"Anu,, aku,, aku mau pulang dulu kak Jo, takut mamah nyariin. Dada,"

Kepleset.

"Aduh kaki ku!"

"Lo nggak papa Nat?" ucap Jo sambil membantu Nata berdiri.

"Anu, nggak papa mbing, eh kok kambing. Maksut aku Kak Jo," njay bisa latah gini sih.

"Lain kali ati-ati Nat. Gak usah nerves kalau ketemu gue. Anggep aja temen, hehehe" 

Jo tersenyum tipis pada Nata. Membuat hatinya meleleh seketika.

"Aduh bingung aku,"

Dari kejauhan Santi nampak tertawa terpingkal-pingkal. Membuat Nata sebal pada dia.

Hae Gaeeees,,,,

Author baru pertama ini buat cerita yang masuk ke Fiksi Remaja.

Salam kenal aja buat readers dan kritik dan salam yang membangun akan sangat diterima di sini.

Jangan lupa vote and comment yaa

Bye bye :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang