21- Consequence

163 16 3
                                    


"Anda benar menandatanganinya" bisiknya pilu,Justin tersenyum sinis.

"Bukankah itu yang kau mau? Aku sudah mengabulkan keinginanmu. Sekarang giliranmu" katanya dingin

    Luke menghela nafas pelan sebelum dengan perlahan meraih surat yang sudah ditandatangani oleh Justin. Dia menatap surat itu dalam diam,

"Sekarang giliran Ariana menandatangani surat ini" bisik Luke pilu,Justin menatap Luke dengan penuh kebencian.

"Kau sudah mendengar dan melihat sendiri jawabanmu kan,Ariana?" panggil Luke tiba-tiba dengan suara keras. Justin terpaku. Tak lama,dari balik pintu kantornya yang terbuka....Ariana keluar. Ia menatap Justin tanpa ekspresi,

"Ya. Aku sudah mendengar dan melihatnya sendiri" kata Ariana dengan wajah pucat,

"Ariana..." panggil Justin terkejut sambil bangkit dari kursinya,

    Ariana menatap Justin,dengan ekspresi penuh rasa sakit. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kepada Luke,

"Luke, bantu aku. Aku ingin membereskan barangku. Sudah saatnya pergi dari sini" ucapnya lemah,Luke tersenyum sedih dan mengangguk "Baiklah" katanya

"Ariana....." panggil Justin gugup. Ariana menatap Justin dan tersenyum,terlihat sedih dan lelah.

"It's over Justin. All is over. Pernikahan ini memang seharusnya berakhir. Hanya saja,saya tidak menyangka kalau harus seperti ini. Saya tahu bahwa saya sama sekali tidak ada arti apa-apa bagi kehidupan Anda. Tapi sandera? Tahanan?!" air mata mengalir jatuh di wajah Ariana. Ariana tertawa pahit, "Seumur hidup saya,saya tidak pernah menyangka kalau akan hidup sebagai tahanan. Tapi syukurlah,semua sudah berakhir. Kalung pusaka itu,saya sungguh iri pada kalung itu. Begitu dicintai,begitu disayangi. Sementara saya,sama sekali tidak ada harganya" Ariana menghapus air matanya dan menatap Justin tenang, "Terima kasih Mr.Bieber,karena Anda telah membebaskan saya dari tahanan ini. Saya... benar berterimakasih" kata Ariana sambil menunduk hormat,Justin terpaku.

"Saya akan membereskan semua barang saya. Atas kebaikan yang Anda lakukan selama ini untuk saya semoga Tuhan membalas kebaikan Anda. Dan juga maaf,maaf karena selama ada saya disini, saya menyusahkan Anda. Maaf sekali"  bisiknya lagi lalu dia memutar badannya dan berlalu meninggalkan tempat itu,meninggalkan Justin yang terpaku di tempat nya berdiri.

    Luke tersenyum sedih dan meraih pena Justin. Dia menulis sesuatu di atas kertas kosong dan meletakan kertas itu di meja,

"Itu nama orang yang memiliki kalung pusaka tersebut. Kemungkinan dia akan menyangkalnya, tapi saya tahu Anda pasti punya cara untuk membuatnya mengakuinya. Sekarang,selamat tinggal" kata Luke dan kemudian dia menyusul Ariana.

    Justin terpaku entah beberapa lama di tempatnya berdiri. Sama sekali tidak bergerak,seakan ada lem dikakinya. Dia ingin lari mengejar Ariana,tapi dia tidak sanggup. Seluruh tenaganya terkuras habis,tidak bersisa. Justin kemudian duduk lagi dikursinya dan menatap pintu yang terbuka. Dia merasa kalah,merasa lelah. Dia seperti kehilangan sesuatu yang berharga...tapi tidak tahu apa.

"Kau sudah mendapatkan kalung pusaka itu,Justin. Seharusnya kau bahagia. Semua usahamu selama ini berbuahkan hasil. Tapi kenapa....kenapa kau malah..." Justin perlahan menyentuh wajahnya. Air mata yang entah kapan membasahi pipinya,disentuh dengan jari-jari tangannya "kau malah...menangis?" bisiknya. Air mata terus saja jatuh,tanpa bisa ditahannya.

"Kenapa kau menangis Justin? Kau tidak pernah menangis selama ini. But now,why are you crying?" bisiknya lagi sambil menahan rasa sakit di hatinya.

Their Curse | jariana [COMPLETED]Where stories live. Discover now