"Eomm--"
Suara orang diseberangnya terputus digantikan suara beep beep yang memenuhi telinganya . Dilihat layar smartphone-nya itu dan dugaannya benar. Eommanya sudah memutus panggilan. Dia hanya memutar bola matanya melihat bagaimana egois eommanya itu.........menurutnya. Smartphone yg dipegangnya diletakkan dengan kesal diatas meja dengan kaca bening dibelakangnya. Dia mengerang. Disasak rambut hitamnya dengan kasar lalu ditariknya dasi biru yang melekat dikerah bajunya, membuka ikatan dasi yang serasa mencekiknya itu. Dan sekali lagi dia mengerang. Tak habis pikir akan permintaan eommanya yang benar benar tidak masuk akal. Ah itu bukan permintaan lagi untuknya tapi sebuah peringatan!!.
"Apa yang harus kulakukan?"
Dan seperti cahaya yang menembus kumpulan awan hitam. Dilihat pintu didepannya terbuka menampilkan namja berambut coklat dengan setelan kemeja hitam yang terkesan formal. Namja itu memandangnya disertai senyum yang menghiasi wajahnya.
Ya, mungkin dia bisa membantu. Tidak. Dia satu satunya yang bisa membantuku, pikir namja yang terlihat berantakan itu, namja bernama Jeon Jungkook itu.
"Hoseok hyung!!"Katanya sambil memeluk erat namja yang terlihat kesakitan itu.
"Aha-haha Jungkook aku senang akan sambutanmu tapi aku tidak mau mati karena pelukanmu ini"kata hoseok menepuk pundak jungkook agar ia berhenti memeluknya.
"Ah maafkan aku hyung.."katanya sambil melepas ikatan tangannya dileher hoseok.
"Ah jinjja..kau kenapa sih? Apa sesuatu telah terjadi?"
Jungkook menunduk tapi kemudian memutuskan untuk menatap mata hyung-nya itu. Lalu membuang napas berat. Hoseok dapat mengatakan bahwa namja yang sudah dianggapnya adik itu, saat ini benar benar terlihat berantakan.
"Hyung...eomma baru saja menghubungiku"
Hoseok tahu hal buruk telah terjadi saat ekspresi namja didepannya itu makin murung. Tapi dia memutuskan untuk diam membiarkan jungkook untuk melanjutkan perkataannya.
"Dan dia memintaku untuk mempertemukannya dengan pacarku"
Hoseok terdiam sementara namja yang satunya menunggu reaksi apa yang akan ditunjukkan hyung-nya itu.
Pfftt!!!
Dan itulah awal dari suara tawa yang menggema diseluruh penjuru ruangan itu. Hoseok bak orang yang hilang kewarasannya tertawa terpingkal dengan kedua tangannya bersandar diperutnya sementara jungkook hanya diam tapi dengan sorot mata yang siap menerkam hoseok kapan saja.
Beberapa menit kemudian.....
"Kau sudah selesai?"tanya jungkook dengan nada dingin yang membuat hoseok berusaha mengontrol diri.
"M-mian jungkook-ah..aku akan serius sekarang"kata hoseok masih dengan suara terkekeh.
Ditatapnya jungkook dan berusaha untuk memasang wajah seserius mungkin. Tapi akhirnya gagal karena senyum lebar dibibirnya tak bisa hilang sama sekali. Jungkook hanya memutar bola matanya. Melihat kelakuan hyung-nya benar benar membuatnya kesal. Dia tidak membutuhkan seseorang untuk menertawakan masalahnya saat ini.
"Hyung apanya yang lucu? Tidak ada yang lucu disini, ok?"kata jungkook yang terdengar begitu kesal.
"Mian kook-ah mian..aku hanya tak menyangka bibi akan mengatakan hal semacam itu padamu.''Kata hoseok yang kali ini sudah mampu mengontrol tawanya. Dibuang napasnya lalu melanjutkan ''Yak bukankah hal itu merupakan pertanda baik, setelah semua kebrengsekan yang telah kau lakukan bibi masih mau mempercayaimu dalam hal memilih perempuan. Lihat, dia memintamu untuk memperkenalkan pacarmu--maksudku mainanmu kepadanya padahal dia tahu semua perempuan disisimu itu benar benar tak berguna."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED ACCIDENT (KOOKMIN)✔HIATUS
FanfictionSaat kebohongan yang dilakukan Jungkook dan Jimin malah membawa mereka ke dalam pernikahan yang sama sekali tak diinginkan oleh keduanya.. Warning : smut contain, cuss words, etc