May Be

720 120 39
                                    

maybe we found love (right where we are)

Park Chanyeol/Jung Eunji

Sebagai teman sekamar sekaligus kawan seperjuangan Yoon Bomi, Eunji pikir mengajak gadis itu berkelahi karate di lapangan futsal kampus besok pagi akan terdengar tidak etis. Jadi Eunji memutuskan untuk menulis seratus bait umpatan saja di jidat gadis berisik itu dengan spidol permanen besok pagi. Eunji bersumpah.
Maksudnya—bagaimana bisa gadis itu seberisik itu hanya karena menstalk akun Snapchat senior yang oh-sama-sekali-tidak-sehebat-kedengarannya, Park Chanyeol.
“Eunji-ya, bangunlah, muka bantal. Lihat, Chanyeol-sunbae menggunakan filter kucing di Snapchatnya! Kyeopta!”
Eunji mengerang sambil menutup telinganya dengan bantal. Memiringkan tubuh supaya membelakangi Bomi yang masih asik fangirling seperti tidak ada hari esok. Kakinya menghentak-hentak di atas ranjang. Huh. Dasar jomblo menyedihkan. Oke, Eunji juga jomblo. Tapi dia tidak semengenaskan itu sampai-sampai harus meliuri foto-foto abs senior kampusnya setiap kali update momen di Snapchat. Ewh.
“Eunji-ya, bangun atau aku akan menghapus stiker Minion limited editionmu di akun Linemu dalam tiga detik. Tiga—dua—dua setengah—“
“Iya, iya! Mana, Chanyeol-sunbaemu yang mengagumkan, eoh?!”
Bomi nyengir senang.
Ini adalah salah satu waktu ketika Eunji mulai mempertanyakan, kenapa dulu dia bersedia untuk sekamar dengan penyihir slash sasaeng fans ini sejak semester pertama?
Benar-benar.
Eunji akan melukis emotikon poop di jidat Bomi saat gadis itu sedang tidur, memotretnya, lalu mengabadikan foto itu dalam akun Instagramnya. Masa bodoh.

Tidak ada yang semengagumkan itu dari Park Chanyeol, sebenarnya. Overrated, dalam opini Eunji.
Pria itu hanya seniornya di Fakultas Teknik Sipil, mengambil program studi arsitektur yang sama, dan merupakan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Tidak ada yang hebat. Hanya, itu saja. Teman mainnya adalah Byun Baekhyun, senior Eunji yang berada dalam kelas choir vokal yang sama dengan Eunji. Melihat dari sifat Baekhyun yang hiperaktif, sepertinya Chanyeol juga sama. Dan Eunji tidak suka cowok berisik. Tampan itu opsional.
Tetapi Park Chanyeol itu idola kampus. Tipe-tipe yang akan cepat disukai oleh semua orang. Tipe-tipe yang akan disukai ibumu, neneknya ibumu, tetangga rumahnya ibumu, atau kakak tiri dari ibu mertua dari sepupunya adik dari tetangga rumahmu—entahlah—karena Chanyeol itu tampan dan menggemaskan dan bisa melakukan apa saja yang semestinya bisa dilakukan oleh calon menantu yang baik. Atau apalah itu. Eunji tidak terlalu peduli.
Jadi, jangan salahkan jika Eunji menjerit histeris ketika menemukan layar Mozilla Firefox yang menayangkan foto Chanyeol dalam akun Tumblrnya, garis bawahi, akun Tumblrnya, atas nama pandajej dan foto selcanya beberapa hari lalu dan komentar bertuliskan: ‘oppaaa, tolong update lebih banyak foto absmu, oh, aku suka sekali, oppa, jadilah pacarku’. Bukan hanya itu. Bahkan dari riwayat aktivitasnya, Eunji melihat dirinya memberikan favorite pada semua foto-foto terbaru Park Chanyeol. Mampus. Seperti stalker yang benar-benar creepy. Ini pasti ulah kawan sekamarnya. Siapa lagi? Bomi sering sekali memakai laptopnya tanpa izin, membuka-buka situs tak berfaedah dan lupa untuk log-in dengan akunnya sendiri. Rasanya Eunji ingin membanting Yoon Bomi dari lantai dua ratus bangunan kampusnya meskipun universitasnya hanya memiliki total sepuluh lantai.
Okay, great.
Eunji akan menunggu Bomi pulang dari kampus, lalu menyiapkan tempat untuk mencekik sahabat gila itu sampai mati dan mengasingkan diri selamanya di Antartika atas nama Kim Kardashian. Atau mungkin Miranda Kerr. Atau Paris Hilton. Siapapun lah.
Dasar gila.
Eunji bisa mati malu berdiri jika bertemu Baekhyun di kelas menyanyinya besok pagi. Atau berpapasan dengan Park Chanyeol di kantin, atau dimanapun.
Mau ditaruh dimana mukanya, demi Tuhan.
Hancur sudah imej cewek cool yang susah payah dibangunnya di Tumblr.
Eunji ingin menekan deactivate di akun Tumblrnya, menghapus jejak komentarnya selama-lama-lamanya dari internet, dan wajahnya sudah seperti ingin menangis. Tetapi melihat nominal di Tumblrnya yang sudah menunjukkan 40k followers, Eunji tidak bisa membawa jarinya untuk menekan tombol hapus akun. Teringat betapa stresnya Eunji setiap kali berusaha mengambil selca yang memuaskan dari ribuan angle yang bisa didapatnya, hingga menggunakan berbagai aplikasi filter foto yang paling fotogenik, memikirkan kata-kata mutiara yang akan dipakai sebagai caption—dan yeah, semua itu. Jung Eunji itu perfeksionis kelas kakap. Semua yang ada dalam akun Tumblrnya itu sudah disaring dengan mata, otak, dan egonya yang perfeksionis. Semuanya sempurna. Lulus seratus persen dari cacat. Belum lagi video-video pendek cover lagunya. Hah. Teringat betapa sulitnya memancing Baekhyun agar mau merekamnya di studio kelas menyanyi diam-diam ketika malam hari. Harus susah payah menyogoknya dengan berjanji akan membantu Baekhyun mengantri di Gwangju untuk mengantri fansign SNSD. Ingin tanda-tangan Taeyeon, katanya. Dasar fanboy menyedihkan.
Ah, perjuangan itu. Masa iya mau dihapus begitu saja hanya karena nenek sihir Bomi menyebalkan ini menggunakan akunnya untuk—
oppaaa, tolong update lebih banyak foto absmu, oh, aku suka sekali, oppa, jadilah pacarku
Baik. Ini sama sekali tidak oke.
Sekarang seluruh dunia akan berpikir Eunji adalah gadis mesum yang suka mengamati abs oppa-oppa secara gratis di internet.
“Aaah, Bomi, aku benar-benar akan mencekikmu!” Eunji memekik frustasi. Menjambak rambut panjangnya dengan kesal.
Hingga tiba-tiba, notifikasi masuk menyala di layarnya.
realpcy1992 started following you.
Eunji menahan nafas. Belum sempat otaknya memproses, muncul notifikasi pesan di akunnya. Kepalanya mendekat untuk menekan pesan yang baru saja masuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHANJI ONESHOOT COMPILATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang