61 | Eksekusi (7)

92 19 18
                                    

Aku benar-benar tidak percaya. Bagaimana bisa Judo bilang kalau aku adalah adik sepupunya? Hubungan darah pun tidak ada!

Bukan hanya aku yang terheran-heran dengan pernyataan Judo, tetapi juga semua orang di ruangan ini. Suasana mendadak ramai dengan mata mereka memandang heran satu sama lain. Begitu pula dengan Panca dan Panji yang berekspresi sama dengan kami semua. Lelucon apa yang sedang kau lakukan, Judo?

"Perkenalkan, ini Putri, adik sepupu saya dari Yogyakarta. Putri datang ke Jakarta untuk mengikuti pagelaran tari tradisional. Dia yatim piatu dan tinggal bersama ibu angkatnya. Selain mengikuti pagelaran tari tradisional, ibu angkat Putri juga meminta Putri untuk bertemu dengan saya dan ayah saya karena kami adalah satu-satunya keluarga kandung Putri yang masih ada."

Brak!

"Tidak!" seruku sambil memukul meja. Aku bangkit dari kursi untuk menyuarakan kebenaran. Sungguh aku sudah tidak tahan lagi dengan kebohongan yang terus keluar dari mulutnya. Apalagi mengaku-ngaku sebagai anggota keluarga. Aku tidak terima. "Semua ini...!"

"Semua ini tidak akan terjadi jika kami tidak bertengkar," sela Judo membuatku menganga. Aku memutar kepala perlahan, lalu menatapnya tajam.

"Sebelumnya, ibu angkat Putri menghubungi saya. Beliau memberitahu bahwa Putri pergi ke Jakarta untuk mengikuti pagelaran tari tradisional sekaligus menemui saya dan ayah saya. Malam itu, saya lupa menjemput Putri di acara pentas tari dan justru pergi bersama teman-teman. Secara kebetulan, saya melihat Putri sedang menangis di pinggir jalan sewaktu pulang dari tempat acara. Putri cerita, ia nekat mencari alamat rumah saya karena saya tidak kunjung datang menjemputnya. Putri juga dirampok dan semua barang bawaannya habis dirampas perampok itu. Saya minta maaf pada Putri karena terlambat menjemput, tetapi Putri tidak mau memaafkan saya. Putri marah lalu pergi meninggalkan saya, Panca, dan Ayu. Kami mencari Putri kemana-mana, tetapi tidak ketemu. Akhirnya, kami memutuskan untuk melanjutkan pencarian besok pagi dan berencana melapor ke polisi kalau Putri masih belum ketemu juga. Dengan hasil nihil, kami pulang ke rumah. Tak disangka, ternyata Putri tidak benar-benar pergi. Kami menemukan Putri di bagasi mobil. Putri mengaku berubah pikiran saat kabur. Setelah dirampok, Putri tidak punya apa-apa lagi sehingga memutuskan untuk kembali ke mobil, naik secara diam-diam, dan bersembunyi di bagasi mobil bersama dengan barang-barang saya yang lain. Katanya dia malu setelah marah-marah, tapi akhirnya malah kembali lagi. Kalau saja Putri langsung memaafkan saya malam itu, mungkin tidak akan menimbulkan masalah dan muncul berita 'Skandal Maheswara'."

Mataku membulat sempurna. Bisa-bisanya Judo mengarang cerita seperti itu. Ini sudah keterlaluan. "Apa yang kau..."

Baru aku ingin membungkam mulutnya agar tidak melanjutkan kebohongan, Judo menarik lenganku sampai aku terduduk kembali di kursi. Meski aku terus menatapnya tajam, ekspresi wajah Judo tampak sangat santai, tidak seperti seseorang yang baru saja berbohong.

"Spekulasi bermunculan tentang 'Skandal Maheswara'. Salah satu di antaranya yang paling menghebohkan adalah aku dan tim melakukan tabrak lari, korbannya meninggal di tempat, kemudian kami menyembunyikan mayatnya di dalam rumah agar tidak diketahui polisi. Spekulasi itu muncul mungkin karena foto-foto dan video yang tersebar memperlihatkan kami mengangkat tubuh seseorang dengan ditutupi selimut dari dalam bagasi. Tentang 'mayat' itu sama sekali tidak benar. Mengapa kami mengangkat tubuh Putri dari dalam bagasi? Karena saat kami temukan, Putri dalam keadaan tertidur lelap. Kami sudah berusaha membangunkan, tetapi Putri tidak bangun juga. Akhirnya, kami memutuskan untuk membawa Putri ke dalam rumah dengan cara menggendongnya. Lalu, tentang selimut yang menutupi seluruh tubuh Putri, itu karena Putri masih mengenakan pakaian tari tradisional dengan atasan kemben dan bawahan kain batik. Walaupun Putri mengenakan jaket untuk menutupi bagian atas tubuhnya, tetapi jaket Putri tipis sekali. Maka dari itu, kami memberinya selimut agar tidak kedinginan dan terhindar dari gigitan nyamuk. Jadi, saya perjelas bahwa perempuan yang kami angkat dari dalam bagasi, yang ada di dalam foto-foto dan video itu keadaannya bisa teman-teman lihat sendiri. Putri dalam keadaan yang sangat sehat, tidak seperti berita-berita yang beredar selama ini. Apakah sampai di sini penjelasan saya cukup jelas? Jika ada pertanyaan lagi dari teman-teman media, saya persilakan."

Get In Touch (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang