5️⃣

59 5 4
                                    

Renata kira dia mau dirampok siang bolong gini. Hari sabtu dia sendirian dirumah. Orang tuanya udah pergi dari tadi mau malem minggu. Kakaknya lagi ekskul. Renata lagi di ruang tamu nungguin Maitsa dateng buat ngerjain tugas kelompok.

Fyi, Maitsa dan Renata itu satu kelas.

Pas ada yang ngetok-ngetok dia kira Maitsa tapi malah orang yang dari ujung kepala sampai ujung kaki tertutup. Helm hitam, masker hitam, jaket hitam, celana hitam, sepatu hitam, kantong plastik hitam. Kayak mau rampok sambil berkabung aja.

"Ini gue woy." Kata orang itu sambil membuka helmnya dan maskernya. Ternyata emang beneran Maitsa. Dia bawa makanan supaya makan dulu sebelum ngerjain tugas. Biar lebih konsen. Maitsa gak bisa mikir kalau laper, dan lemah kalau gak ada amunisi kesayangannya a.k.a madu rasa.

Renata narik nafas lega, dia langsung mempersilahkan Maitsa masuk ke rumahnya dan langsung menuju ruang makan.

Maitsa bawa 2 nasi padang, bakpao kesukaan Renata, kentang cimol, cilor, cilok, cimol, gorengan. Itu semua ilang rata-rata ada di perut Maitsa.

Setelah kenyang pindah tempat ke kamarnya Renata karena tugas menanti.

Mereka ngerjain tugas serius banget. Karena keduanya kalau udah nyangkut pelajaran pasti serius.

Maitsa cerdas, Renata rajin.

Gak lama mereka udah selesai. Karena ini hari sabtu dan besok libur Maitsa gak langsung pulang. Mereka mesen cemilan buat nemenin mereka nonton. Kayak chatime, j.co, dkk.

Maitsa gak begitu suka drama. Tapi penasaran juga karena Gendis, Renata, dan cewek-cewek kelas lain suka ngomongin.

Setelah emosi mereka dijungkir balikkan drama yang mereka tonton, Maitsa bersiap mau pulang karena udah jam 9 malam.

"Ren, tethering dong, quota gue abis."

"Loh buat apa?" Renata bertanya sambil nyalahin hotspot-nya.

"Mau mesen ojek online buat pulang." Kata Maitsa sambil nyari nama hotspot Renata.

"Dih pada gak mau duit kali ya!" Maitsa ngomel-ngomel karena gak ada yang ngambil pesenan dia.

"Hujan, Met. Nebeng kakak gue aja. Dia pasti udah pulang." Tanpa babibu Renata keluar kamar manggil kakaknya.

"Ren gak usah! Jadi enak! Tsany! Hey!"

Gak berapa lama Renata masuk kamar manggil Maitsa buat turun soalnya kakaknya mau nganter dia.

"Eh serius gak usah. Kan lo gak suka kakak lo nebengin cewek."

"Selow elah. Lo kan temen gue. Gue takut lo kenapa-napa. Ntar gak ada bahan bully-an di kelas." Maitsa langsung nyubit Renata, sedangkan yang dicubit cuma ketawa.

Maitsa emang bahan bully-an di kelas.

Bukan literally bully ya. You know lah, di cak-cakin.

"Ren, kamu liat kunci mobil kakak gak?"

Mereka yang lagi bercanda langsung berhenti terus nengok ke arah sumber suara.

Suara kakaknya Renata.

Renata nyamperin kakaknya ngebantuin nyari kunci.

Maitsa masih diem ditempat sambil otaknya langsung mikir cepet inget-inget suara siapa ini kok kayak pernah denger? Back figure-nya juga kayak pernah liat.

Pas yang diliatin muter badannya...

Ini mah temennya Kak Rey!

Saat itu juga cowok yang lagi diliat Maitsa nengok ke dia.

And just like another story, their eyes met.

M&MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang