Tichania berlari ke danau. "Aaarrrrgghh!!!" teriaknya. Ia menyalurkan kesedihannya disini, sendiri.
Hiks..hiks..
"Kenapa ini terjadi sama gue!"
"Betapa bodohnya gue mencintai seseorang yang ternyata itu milik sahabat gue!" rancaunya.Tichania kacau!
Ia menangis, ia sedih, ia kecewa, tapi ini sudah berlalu, ia bisa apa?"Salahku apa sehingga aku di seperti inikan! Aku bukan robot! Dan aku juga bukan boneka! Tapi kenapa? Kenapa selalu aku dipermainkan? Hiks," isak Tichania.
"Andai dari awal kamu bilang hanya akan mempermainkanku Kak, pasti aku tak akan marah, tak akan kecewa, karna ini hanyalah permainan, tapi apa? Kamu meyakinkanku akan cinta, akan perasaan yang bahkan sebenarnya tak pernah ada untukku."
"Sekarang aku ikhlas jika ini pilihan terbaikmu." Tichania mencoba untuk tegar, ia tak boleh lemah, ia harus kuat. Ini bukan akhir dari segalanya.
***
Setelah mengetahui fakta yang membuat dirinya terluka, kini Tichania memilih pergi dari rumahnya dengan membawa koper berisikan baju-baju miliknya.
"Cha, akhirnya lo pulang juga!" seru Ara dengan senang namun di hiraukan oleh Tichania.
"Lo mau kemana Cha?" tanya Ara ketika melihat Tichania keluar dari kamarnya dengan membawa koper. "Bukan urusan lo!" jawab Tichania cuek.
Ara langsung mencegah Tichania yang akan keluar lagi dari rumah. "Apa gue salah Cha?" jeda Ara.
"Apa gue salah kalo gue ngambil milik gue lagi?" lanjut nya."Enggak, lo gak pernah salah, gue yang salah."
"Gue rela ngelepasin Ray lagi Cha, asal lo bahagia gue rela!"
"Bahagia? Gue yang bahagia, tapi dia enggak, dia lebih bahagia sama lo!" balas Tichania dingin.
"Kalo lo tau dia lebih bahagia sama gue, tapi kenapa lo masih marah sama gue?" tanya Ara.
"Apa gue pernah marah sama lo? Dan apa gue juga yang harus slalu ngalah sama lo! Lo egois! Ambil sana semua yang gue miliki, termasuk Ray! Gue gak butuh! Gue gak butuh temen yang bisa seenaknya sendiri!" Tichania menjawabnya dengan nada membentak dan itu membuat Ara kaget.
"Kenapa lo bentak gue?" Tichania menghiraukannya, ia lebih memilih untuk segera pergi dari rumahnya.
Namun saat berada didepan gerbang, Tichania bertemu dengan Ray. "Mau kemana Cha? Ngapain bawa koper?" tanya Ray ketika melihat Tichania.
"Minggir!" suruh Tichania, karena Ray menghalangi jalannya.
Ara menghampiri Tichania. "Lo gaboleh pergi Cha!"
"Lo siapa ngelarang-ngelarang gue?" Tichania membalasnya dengan tatapan tajam.
"Gue sahabat lo, kalo lo pergi, gue sama siapa? Please Cha maafin gue, jangan pergi.."
"Sahabat? Mana mau gue punya sahabat kayak lo! Tu-kang ti-kung!" ujar Tichania dengan kasar.
Ray yang melihat itu ia tak tahan dengan Tichania, "Stop Cha, Afah gak salah."
"Belain aja terus sampe mampus!" seru Tichania.
"Yang salah itu kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life With You
Teen FictionBerawal dari kisah seorang remaja laki-laki bernama Rayhan Putra Angkasa yang menjadi playboy semenjak ia merasakan patah hati disaat ia benar-benar menaruh hati kepada seseorang yang ia cintai. Kemudian datanglah Tichania Afrida, seseorang yang sel...