my name is Go Shinwon

564 95 93
                                    

Shinwon meregangkan tubuhnya saat turun dari ranjang. Semalaman Shinwon tidur dipelukan Jung Wooseok. Bocah itu sama sekali tidak melepaskannya sejak Shinwon menangis semalam. Shinwon terkekeh saat melihat posisi tidur Wooseok sekarang. Tangannya lurus keatas seperti posisi mansae mulutnya terbuka dan sedikit mengeluarkan suara. Siapa yang mengira bocah yang terlihat seperti anak SMA kebanyakan ini punya penyakit mental.

Ingat posisinya sekarang, ini bukan saatnya Shinwon berdiri memperhatikan wajah lucu Wooseok. Dia harus membersihkan diri dan bersiap mengurus keperluan Wooseok.

Dengan langkah pelan Shinwon keluar kamar dan mencari siapapun yang bisa ditanyai soal kebutuhannya dan kebutuhan Wooseok.

Ibarat kata pepatah lama pucuk dicinta ulam pun tiba Shinwon segera disambut seorang bibi pelayan saat turun tangga. Shinwon tersenyum canggung saat wanita tua itu memperhatikannya dari pucuk rambut sampai ujung kaki. Kenapa? Aneh melihat pria tampan tidur pakai kemeja putih dan celana kerja? Salahkan tuan besar tapi muda dan sombong mereka.

"Tuan Shinwon mau mandi?", bibi itu akhirnya melengkungkan bibir bawahnya tersenyum pada Shinwon. Kerutan di sudut matanya semakin terlihat jelas saat dia tersenyum. Shinwon bernafas lega, setidaknya ada yang tulus bersikap baik padanya.

"Bibi tahu namaku? Tapi tidak sopan kalau saya tidak menyapa bibi dengan baik, nama saya Go Shinwon. Pengasuh Jung Wooseok yang baru. Mohon bantuannya", Shinwon membungkuk sopan.

"Ah jangan seformal itu, saya Choi hyoreum. Panggil bibi Choi saja. Saya pengasuh tuan muda Hwitaek. Aigoo kamu sangat sopan dan manis", bibi Choi mengangkat pundak Shinwon agar berdiri tegap dan mencubit pelan kedua pipi Shinwon. Gemas sendiri dengan senyum manis Shinwon.

"Hmm", Shinwon bergumam manja saat bibi Choi memperlakukannya dengan ramah. Jadi kangen neneknya. "Bibi tau tidak baju-bajuku sudah sampai atau belum. Aku harus mandi dan bersiap untuk membantu Wooseok", Shinwon berujar lembut.

"Semua keperluanmu sudah disiapkan tuan Hwitaek, mari bibi antar", bibi Choi menggandeng tangan Shinwon untuk kembali naik tangga karena kamarnya ada tepat disebelah kamar Wooseok.

Shinwon senang dengan keramahan pengasuh tua disebelahnya. Bibi ini sudah bekerja dirumah ini sejak Hwitaek kecil. Dan tidak terlihat mengeluh sama sekali. Kalau Shinwon, dia pasti sudah gila dengan sikap arogan anak sulung keluarga Lee itu.

Mereka masuk ke dalam kamar. Kamar yang sangat luas untuk ukuran kamar pembantu. Terdapat kamar mandi didalam kamar juga. Shinwon pikir dia akan betah tinggal dikamarnya sambil nonton film. Tolong ingatkan Shinwon, tujuannya kerumah ini untuk bekerja.

"Baju-bajumu ada dilemari, bebersihlah lalu pergi sarapan setelah itu pak Noh akan mengajarimu semua kebutuhan tuan muda", bibi Choi menepuk punggung Shinwon pelan.

"Tapi bibi, aku ingin sarapan dengan Wooseok", Shinwon sempat melihat jadwal harian Wooseok. Jam sarapannya pukul 8 pagi. Salah satu cara pendekatan pada anak-anak tentu saja dengan makan bersama. Yah meskipun Wooseok bukan lagi tergolong anak-anak. Tapi sama saja! Buka mulutmu maka kau bisa membuka hatimu. Ajaran klise tapi tepat sasaran.

"Ah manis sekali anak muda ini! Kalau bibi punya anak perempuan, kamu sudah bibi ambil jadi menantu", bibi Choi terlihat berbinar dan meremas pelan kedua tangan Shinwon. Shinwon sendiri hanya tersenyum malu, berusaha tidak peduli dengan perkataan wanita tua dihadapannya.

"Jja siap-siaplah. Bibi akan menyuruh pelayan menyiapkan sarapan kalian", bibi Choi keluar dari kamarnya. Shinwon hanya menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan sikap kelewat supel pengasuh tua itu.

::::

Shinwon mengenakan kaus putih polos dengan kardigan baby pink favoritnya ditambah celana jeans robek, sempurna tampilan santai Go Shinwon. Bibi Choi bilang kakaknya yang menyiapkan semua barang-barangnya.

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang