"Ternyata gue udah salah nilai lo. Pikir pake otak lo, hubungan tanpa perasaan itu ya kayak sayur tanpa garem. Gak enak. Mendingan putus daripada gak nyaman." -Monic
{***}
Satu minggu kemudian.
Pagi ini Monic ada kelas. Monic berjalan dikoridor dengan banyak pasang mata yang memperhatikannya.
Sudah satu minggu dan hubungan Monic dengan Sella menjadi renggang. Bukan dari pihak Sella, melainkan dari pihak Monic.
Selama satu minggu ini juga Monic kemana-mana sendirian. Hubungannya dengan Nando juga belum beres. Monic masih tidak terima akan kejadian waktu itu. Monic masih butuh waktu.
Dijalan, Monic bertemu dengan Dello. Monic memasang wajah datar. Sedangkan Dello sedang menunjukkan senyum senangnya. Disebelah Dello nampak ada seorang gadis. Gadis tersebut dirangkul dengan posesif oleh Dello.
Gadis itu adalah Sella.
Pantas saja Dello selalu tersenyum.
Monic yang sudah melihat Sella pun buru-buru membalikkan badannya. Namun terlambat, dikala Monic ingin berjalan Dello memanggil namanya yang membuat Sella gugup setengah mati.
"MONIC!"
Monic berbalik kembali dan menemukan Dello disertai dengan senyum senang. Monic memasang wajah sedatar mungkin. Sella menundukkan wajahnya, tidak berani menatap wajah Monic.
"Eh, Mon. Lo belom baikan ya sama Nando? Kasian tuh Nando, uring-uringan mulu. Malah pernah ngajakin gue clubbing. Gue tolak lah," cerocos Dello.
Monic mengedipkan matanya sekali, "Apa urusannya sama lo?" tanya Monic dengan dingin. Dello mengerjapkan matanya beberapa kali.
Sella sendiri meringis mendengar ucapan Monic yang sangat... menusuk hati itu.
"Ya- ya gue cuma kasih tau lo aja. Gak baik-"
"Simpen aja kata-kata lo itu. Gue gak butuh," potong Monic dan segera menyingkir dari hadapan Dello dan Sella.
Namun, Sella berhasil mencekal lengan Monic. Monic berhenti berjalan tapi tidak membalikkan badannya. Monic tahu kalau yang menahannya adalah Sella. Monic cukup hapal dengan tangan Sella.
"Mon, jangan kayak gini, tolong. Gue minta maaf sama lo. Sumpah-"
"Apologize accepted. Puas? Awasin tangan lo, gue ada kelas." Sella melepas tangannya yang mencekal lengan Monic. Lalu, Monic mulai berjalan pergi.
Sella menahan air matanya agar tidak jatuh. Dello memeluk Sella dan mengelus punggungnya dengan lembut. Sella tidak menolak, karena ini yang memang ia butuhkan.
"Najis, sok banget lo. Ngapain lo peluk-peluk Dello, hah?! Mau cari sensasi lo?!"
Key dengan paksa melepas pelukan Dello dan Sella. Dello memandang Key dengan tidak suka. Sella sendiri menunduk dan mengelap air matanya.
Monic yang belum terlalu jauh berjalan pun berhenti. Monic belum berbalik. Menurut Monic, lebih baik ia mendengarkan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monic & Memories✔
Fiksi Remaja"And then, a happily ever after that just a bullshit." Start; 5 Desember 2016 End; 14 Juli 2017 [Baca aja, siapa tau suka]