"Diam"

93 1 0
                                    

19 juni 2010,malam itu untuk pertama kalinya aku pergi dari rumah,eits santai...
Aku lari dari rumah bukan karena "nakal" atau apalah itu,tapi aku berusaha bebas dari kebisingan untuk sementara,iya sebentar saja...
Kisah ku sebagai penyendiri atau yang kalian sebut "autis" dimulai dari sini.
Aku Resti oktariana lahir 19 oktober 1998 dengan penuh misterius,kenapa? Karena aku terlahir sebagai perempuan,yang nyatanya waktu USG jelas aku berkelamin laki-laki.
Aku lahir sebelum waktunya,prediksi dokter meleset,aku lahir lebih awal,umurku di perut ibuku hanya 8bulan 3 hari,dan saat proses kelahiranku benar-benar terasa aneh,kenapa? Karena ibuku merasa mules dr jam 9 pagi,dan aku lahir jam 1 lewat 35menit subuh.
Cuaca saat itu terang,tapi begitu pecah ketuban,bintang menhilang dan guntur mulai terdengar,ayahku mulai kebingungan mencari bantuan menghubungi bidan dan dukun beranak. Tapi usahanya sia-sia,aku bisa keluar sendiri kok 😂 gk bkn gitu maksudnya,jadi saat bala bantuan datang,aku sudah diatas perlak,mungkin karena terlalu lama menanti buk bidan dan mbok imah (dukun) datang.
Saat tali pusarku dipotong,mbok imah melihat orang kedapur yang dia pikir itu ibuku,tp ada rasa aneh karena ibuku tengah terbaring tepat disisiku,jadi siapa wanita tadi?!
Semua hening,tak ad suara kecuali petir yg menyambar dan hujan yang begitu deras.
Mbok imah menyuruh ayah mengantar buk bidan pulang,dan saat mbok imah keluar dari kamar,untuk mengantar buk bidan sampai pintu,kata mbok imah,aku nangis kejer "lah kok nangis ndok,mbok an wis turu cah iku?" Dengan tak sabar mbok imah kembali kekamar dan ternyata ada seseorang yang persis buk bidan menggenggam tanganku,mbok imah mulai berfikir ini ada hubungannya dengan tanda lahirku dan suara tangisku yang melengking.
"Sopo koe?!" Bentak mbok imah makhluk tersebut hanya tersenyum menyeringai sambil berkata "kau tak harus tau!".
Pasti pada nanyai ibuku kemana kan? Ibuku tidur dan itu adalah pantangan untuk ibu yg baru melahirkan dan langsung tidur,efek nya kesiapa? Ya ke aku lah.
Dengan cepat mbok imah melempar air yg di cipratkan pake daun pandan,aneh sih masak makhluk itu langsung hilang gtu,dan aku langsung tenang.
Mbok imah akhirnya bangunin ibu "ndok ndang tangi toh,ojo turu,gak elok" ucap mbok imah sambil mengelus kepala ibuku, "nggih mbok,tapi kok aku kesel-kesel ngene toh mbok?" Tanya ibuku aneh "gak popo ndok,sing penting koe ra turu maneh" ucap mbok imah memastikan.
Ayah pulang,dan mbok imah memaksa ayah untuk telanjang bulat dan mengelilingi rumah 7 kali,entah apa gunanya yang ayah tau pasti ada yang tidak beres,karena ayah kurang mengerti bahasa jawa jadi mbok imah menggunakan bahasa indonesia dengan logat jawa yang medok "nak jhoni sekarang buka baju telanjang ya,jangan tanya kenapa tapi kamu itu harus muterin rumah 7 kali" ucap mbok imah "ada apa mbok?" Ayahku masih gk ngerti "pokoknya lakukan aja lho,nanti kalo ketemu yang mirip isterimu bunuh pke ini" jelas mbok imah sambil memberi ayah kris,bkn kris ex.EXO lho yaaa "iya mbah,insya Allah" ucap ayah masih bingung.
Singkat cerita.
Ayahku sudah muterin rumah yang ke 7 kalinya tapi ia tidak melihat siapapun,tp saat titik terakhir tepat di sebelah ari-ari yang di tanam ayahku tadi,ada seorang wanita yang menggunakan daster persis milik ibuku dan yang agak berbeda wanita itu terus berusaha mengambil barang milik ayahku (kelamin) tapi ayahku ingat yang di katakan mbok imah,dan ia pun mengerti,jadi tau kan aku lola itu keturunan ayahku.
"Mati kau!" Teriak ayahku sambil menusuk wanita itu tapi wanita itu tak bergeming,ia masih terus berusaha meraih barang ayah "jangan coba-coba dasar iblis!" Bentak ayah.Saat itu aku menangis,menurut mbok imah,itu wajar karena aku masih suci ya dalam artian benar-benar nol besar,ibuku begitu khawatir sambil menepuk pantatku sambil menyanyikan lagu, seperti sholawat nabi.
"Alhamdulillah" ucapan itu terdengar dari dalam kamar,itu artinya iblis itu tlah musnah,hahaha kalian berfikir begitu? Kalian salah,iblis itu masuk kedalam tanah dan hilang tepat di sebelah ari-ari milikku.
Semua hening,ayah kembali ke dapur dan mandi,mbok imah pulang,dan aku pulas.
Begitu tenang dan nyaman,bahkan langitpun setuju,hujan berhenti,petir menghilang,adzan subuh mulai terdengar,tenang sekali rasanya.
Ya mungkin aku tak tau cerita sebenarnya,tapi yang jelas mbok imah ,ayah,juga ibu menceritakan semua saat aku umur 12 tahun,tepat pertama kali aku menyandang nama belakang "autis"
Kembali lagi ke awal,dimana aku kabur dari rumah,karena saat itu ada kebisingan yang mengganggu konsentrasiku,apa? Aku juga gak tau apa tapi yang jelas ayah dan ibu gak lagi ribut,dan tidak ada keributan yang mereka dengar,hanya aku yang merasa ada beberapa orang tertawa mengganggu tidur dan kegiatanku,siapa? "The ghosts"
Aku selalu diikuti,aku gak pernah suka keributan,tapi aku selalu dihadapkan dengan kehebohan,anak-anak kelas di sekolah.Padahal menurut mereka aku lah yang paling ribut di kelas,katanya sih aku suka nyanyi gak jelas,suka ketawa sendiri,sampe hampir tiap masuk kelas baru,aku selalu duduk sendiri,entah apa sebabnya,mungkin mereka gak nyaman atau mungkin memang ada sesuatu yang aneh denganku? Entahlah,aku hanya berharap semuanya cepat berakhir, I wanna be normal person yup cuma itu.
Ada 2 orang yang selalu mengikutiku,mungkin aku belum bisa liat mereka tapi aku bisa merasakan aura yang beda,suasana yang tiba-tiba berubah,aku yakin itu pasti mereka berdua.aku benci mereka karena aku tak bisa tenang,mereka selalu ribut bahkan di tempat sepi sekalipun,aku sampai seperti orang gila di sekolah hanya karena menghindari mereka,cukup! Aku sudah cukup merasakan ketidak nyamanan ini,aku ingin selesai,aku capek selalu bertingkah seolah semua baik-baik saja,aku benar-benar menyesali kehadiran mereka,aku seperti tak lazim di mata teman-temanku orang tua ku bahkan gelar "aneh","autis",sampe "jutek" pun aku udah gak mau denger lagi,aku cuma ingin memulai yang baru,tanpa mereka,tanpa harus pura-pura bahwa aku baik-baik saja.masih menunggu untuk mereka pergi dan aku tak akan seperti orang gila lagi.
Inilah aku resti si autis yang kalian gak akan pernah mengerti,tapi terimakasih juga sama 2 makhluk itu,karena mereka aku merasa hidup ini benar-benar banyak rasa,sampai aku tak terkendali seperti ini.

"Autis"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang