[BOOK#2] [THE SEQUEL] King of My Heart

[REVISED] 09 - #PRIVATE NUMBER

[THE SEQUEL] King of My Heart
[REVISED] 09 - #PRIVATE NUMBER

• • •

Tiffany melihat tangan Sehun yang meraih bungkusan berisi makanan itu dari tangannya. Satu hal yang Tiffany tangkap dari penglihatan itu. Ia tak menemukan cincin yang melingkar di jari manis Sehun.

"Ke mana cincinnya? Apa kau tak sengaja melepasnya?" Batin Tiffany.

Yang diperhatikan sedari tadi hanya tersenyum sambil melihat isi dari bungkusan di tangannya. Sesekali, menghirup wangi makanan dari bungkusan itu.

"Ke mana cincin itu, Sehun-ah? Kau tak boleh melepaskannya!" Seru Tiffany dalam hati.

"Mau masuk?" Tanya Sehun, menyadarkan Tiffany dari pikirannya sendiri.

Tiffany langsung tersadar ketika Sehun bertanya dan menyadarkan dirinya. Tiffany langsung menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Sehun. "Kalau begitu, biarkan aku mengantarmu sampai ke rumah." Ujar Sehun.

"Tidak! Tidak perlu! Aku bisa pulang sendirian." Tolak Tiffany.

"Ingat perkataanku sebelumnya? Jika kau datang bertamu ke rumahku selanjutnya, maka aku akan mengantarmu sampai ke rumah." Kata Sehun lalu tersenyum.

Tiffany ikut tersenyum ketika Sehun tersenyum ke arahnya seperti barusan. "Kalau begitu, aku akan meletakkan makanan ini dulu di ruang makan. Tunggu sebentar hingga aku kembali!" Ujar Sehun, lalu berhambur pergi dari hadapan Tiffany.

Yang dilakukan wanita itu hanya terus berpaku pada suatu hal. Suatu hal yang terus membuatnya berpikir. Membuatnya jadi deg-degan sendiri. Sibuk memikirkan ke mana hilangnya cincin yang ada di jari Sehun. Cincin yang Tiffany pasangkan di jari manis Sehun, dua tahun yang lalu.

Seketika, Tiffany kembali disadarkan oleh lamunannya ketika Sehun sudah berjalan ke arahnya yang masih berdiri di depan pintu. Laki-laki itu berjalan sambil memakai mantelnya.

"Kajja!" Seru Sehun. Tiffany di tempatnya hanya tersenyum. Ia lalu mengikuti langkah Sehun yang berjalan ke arah pagar rumahnya.

Sore hari yang cerah. Matahari sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya untuk hari ini, dan akan kembali lagi pada esok paginya. Keduanya... baik Tiffany maupun Sehun tak ada yang membuka suara selama perjalanan menuju rumah Tiffany. Keduanya hanya asik menikmati angin yang berhembus pelan, hingga membuat rambut keduanya sedikit bergoyang ketika diterpa oleh angin.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Tiffany, membuka obrolan di antara keduanya yang terasa begitu sunyi.

Sehun kemudian beralih menatap Tiffany, lalu setelahnya kembali memperhatikan jalanan di depannya. "Hmmm... masih baik-baik saja." Balas Sehun.

Tiffany langsung menatap pria yang berjalan di sampingnya itu. "Kau tidak boleh berkata seperti itu!" Tegur Tiffany.

Sehun mengernyit keheranan ketika Tiffany melayangkan pernyataannya barusan. "Kenapa?" Tanya Sehun, dengan kedua mata yang sudah menatap Tiffany.

"Kalau kau berkata seperti itu, berarti kau mengharapkan sesuatu yang buruk agar segera terjadi padamu!"

"Ah! Kau salah paham! Maksudku, aku sedang baik-baik saja." Ujar Sehun, mencoba menjelaskan kesalahpahaman di antara keduanya barusan.

Tiffany kembali memperhatikan jalanan aspal di depannya. Haruskah Tiffany tak perlu protes? Tapi ketika mendengar Sehun bicara seperti tadi, tentu saja ia tak terima. "Jangan lagi! Jangan lagi sesuatu yang buruk menimpamu! Aku tak kuat lagi!" Batin Tiffany.