Koridor sekolah ini menjadi tempat aku berlari saat bel masuk sekolah berbunyi, begitu juga saat bel istirahat, bel pulang sekolah, bahkan saat kejar-kejaran dengan teman-temanku dengan alasan yang kalau di ingat lagi menjadi sesuatu yang, aneh!
Sekolah ini terlalu luas mungkin, hingga aku ga pernah tau kita satu sekolah. Padahal sudah satu tahun kita bersekolah di sekolah ini, dan baru memasuki tahun kedua ini aku mengenalmu.
Waktu itu, tanpa sengaja aku menabrak kamu. Aku yang nabrak kamu, apa kamu yang nabrak aku ya, sebenarnya? Kejadiannya cepat banget. Yang pasti aku berlari karena Irene iseng ngejar aku sambil membawa ulet di tangannya saat istirahat. Dan tiba-tiba aku seperti nabrak sesuatu dan jatuh. Bukan, bukan jatuh. Tapi hampir jatuh. Karena dengan cekatan sebuah tangan menangkap bahu aku sehingga aku ga jadi benaran ber-say hallo sama lantai sekolah. Sejenak aku terkaget, dan aku rasa kamu pun begitu. Ketawa dan suitan teman-teman menyadarkan aku kalau kita di tontoni anak-anak satu sekolah. Salah tingkah aku berdiri dan membenahi baju aku. Seketika aku rasakan nyeri dipunda ku. Sepertinya efek dari tabrakan dengan....kamu kali ya.
"Kamu ga papa?" kamu bertanya dengan carenya.
"Sepertinya?" balikku dengan cetus. Sebenarnya menutupi rasa salah tingkahku. Aku menunduk, menutupi rasa hangat di pipiku. Kamu tau, dalam hati aku berharap kamu tidak liat warna merah di pipiku.
"Jangan lari-lari di koridor. Kamu bisa nabrak siapa aja loh." Komentarmu itu bukan buat tenang, malah membuat aku makin nyolot. Tau kenapa? Karena terlihat banget aku yang pecicilan. Dengan galak aku pun menjawab, " Apa urusanmu?" dengan tenang kamu menjawab. "Kalau kamu jatuh atau nabrak sekali lagi, aku berharap aku yang ada disitu. Karena, aku pengen kamu jatuh ke aku aja." Sejenak kamu menatap aku, dan berlalu begitu saja. Dan aku? Sumpah aku baper, man. Aku baper.
Tapi tunggu dulu, aku tersadar, aku tidak kenal kamu sebelumnya. Aku membalikkan badan dan ingin mengejar kamu, tapi harga diriku mematok kaki ku tetap ditempat, dan menerima tertawa renyah Irene yang merasa mendapat bahan gossip baru. Mataku memang kecil, tapi aku rasa Irene tau aku melotot padanya. Tapi dengan cuek dan girang dia berbalik dan berkicau, "Ily ketabrak cinta! Asik! Gang, ada gossip baru!"
Jreng! Aku bakal jadi bahan gossip nan empuk! Dan aku tetap berusaha cool. Walau dalam hati bertanya, siapa sih itu tadi?
Seminggu berlalu dari kejadian itu. Buset dah! Aku penasaran dengan nama kamu dan, tatapanmu itu loh, membuat aku seperti merinding disko. Dan ga sukses aku typo. Sebelkan! Rasanya ada dua apa tiga kali aku ngeliat kamu. Di perpustakaan, di kantin dan di pintu gerbang saat pulang. Mau nyapa, kok kayaknya, ga deh yah.
"Tuhan, aku harus nanya ke siapa nama kamu? Aku pengen tahu kamu anak kelas berapa?" Eh, kalau ga salah waktu di kantin aku nangkap mata kamu menatap aku. Aku pura-pura ga tau. Tapi waktu aku memutar kepala kearah kamu, kamu mengalihkan pandangan kearah lain. Bener ga kamu lagi mandangi aku? Soalnya aku agak ge-er nih!
Aldo, akhirnya aku tahu nama kamu. Anak XI IPA 3. Doyan mendem di perpus dan hanya sesekali ke kantin.
Pantes kita jarang ketemu ya. Kamu nongkrongnya di perpus, aku di kantin. Giliran kamu ke kantin aku lagi kejar-kejaran ama gang. Kamu duduk dipojokan perpustakaan dan tekun membaca, aku dan gang ke perpus baca sambil gossip. Sampai pernah di usir ama petugas dan sempat dilarang masuk ke perpus loh.
By the way, aku jadi sering perhatiin kamu. Buset dah! Sesekalinya aku perhatiin orang lain. Tapi aku sukaaa. Sekarang giliran aku yang membuang muka saat kamu, mungkin merasa aku perhatikan. Seperti ada drum band bermain di dada, saat kamu mengalihkan pandangan ke aku. Dan gang aku mulai membaca glagat aneh aku ini. Dan mulai berisik.
Kamu kan ga tau, kalau Irene, Uci, Di, Vel, dan Ain adalah kawanan gang aku yang, kacau deh pokoknya. Kepo, so tau, rese, nyenengin, ngangenin dan siap di ajak gila bareng. Dan mereka bilang, aku paling cool. Sampai mereka nyamain aku kaya es di kutub utara. Gila kan. Wajah imut dan kepribadian hangat gini disamain sama es dikutub.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERKOYAK PENANTIAN
Short Storybanyak kata yang dapat di pilih untuk mengungkapkan cinta, tapi hanya diam yang ku dapat darimu banyak cara buat kau katakan sayang, tapi acuhmu yang ku tatap mata dan bibirmu lah yang bicara dan aku cinta kamu