4. Awal Perpisahan

575 80 47
                                    

Flashback 10 tahun yang lalu...

"Apakah nanti sore oppa ada waktu?" tanya sang wanita penuh harap.

"Kenapa sayang?"

"Aku ingin pergi ke suatu tempat, bisakah oppa menemaniku?"

"Maaf oppa tidak bisa. Oppa sangat lelah setelah ujian tadi dan ingin istirahat panjang. Lagipula ada beberapa hal penting yang harus oppa kerjakan." jawab sang pria penuh sesal.

"Oh baiklah," masih dengan senyuman, sang wanita menjawab.

Mereka sekarang sedang berada di dalam mobil yang menuju rumah sang wanita. Setelah mengantar sang wanita ke rumahnya, pria itu langsung melajukan mobil ke penthouse pribadinya di daerah Gangnam.

Dilain pihak, sang wanita bergegas membuat sup rumput laut dan makanan lainnya yang dia yakini bisa mengembalikan tenaga sang kekasih. Sambil bersenandung kecil, dia memasak dengan senyuman cerah yang tak pernah hilang dari bibirnya.

Setelah selesai, sang wanita langsung pergi membawa makanan yang baru dimasaknya menuju penthouse sang kekasih. Dia sengaja tidak mengabari kedatangannya karena ingin memberikan kejutan manis ke sang pujaan hati.

Setibanya di depan pintu penthouse, masih dengan senyuman sang wanita memasukkan password yang sudah dia hapal di luar kepala. Pintu terbuka, sang wanita dengan riang masuk ke dalam.

Menuju ke dapur, sang wanita berniat meletakkan makanannya di atas meja makan. Berhenti, badannya mendadak kaku saat melihat kejadian di depan matanya. Pria itu, pria yang dia cintai sepenuh hati sedang berciuman panas di atas meja makan dengan seorang wanita.

Kemeja yang dipakai sang pria sudah hilang entah kemana, memperlihatkan tubuh berototnya yang menggoda. Sementara keadaan wanita yang tengah berciuman panas dengan sang pria tidak jauh berbeda, sang wanita yang sudah polos tanpa sehelai pakaian tengah duduk di atas meja dengan kaki yang dililitkan di pinggang sang pria.

Mereka berdua bahkan tidak menyadari bahwa sejak tadi ada orang lain yang tengah menonton pertunjukan panas mereka dengan uraian air mata. Tersenyum sinis, sang wanita yang menjadi penonton hanya bisa tersenyum miris melihat kejadian di depannya.

"Ya, kau memang bodoh. Sejak awal kau memang bodoh. Kau bahkan dengan mudah percaya dengan kata-kata manisnya," batinnya mencela.

Menghapus airmatanya kasar, sang wanita memilih membalikkan badan dan berjalan keluar. Tapi belum sampai keluar, sang pria menyadari kehadirannya. Sang pria langsung menghentikan aksinya dan mengejar sang kekasih.

"Sayang, apa yang...."

"Stop!"  Omongan sang pria langsung terhenti. Membalikkan badan, sang wanita mengeluarkan senyuman dingin yang membuat sang pria menggeram marah.

Topeng datar yang sudah lama sang wanita buang kini kembali dipakainya. "Ini, aku harap setelah memakan ini tenagamu akan segera pulih dan bisa melanjutkan pekerjaanmu lagi," sang wanita berbicara dingin sambil mendekat dan menyodorkan makanan yang dia bawa.

"Tidak, jangan menatapku seperti itu." Menggeleng, sang pria tidak terima saat melihat wanita di depannya bersikap antipati terhadapnya.

"Sayang, ayo kita lanjutkan lagi. Usir saja jalang jelek ini keluar."  Sang wanita yang masih tidak mengenakan pakaian itu ikut memanasi suasana. Dengan santai, dia mendekat dan memeluk sang pria mesra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang