UV 8

33 3 0
                                    

Hai selamat membaca
Maaf untuk kesalahan kesalahan yang terdapat pada bab ini maupun sebelumnya
Semoga berkesan

.
.
.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 12 siang. Tengah hari seperti ini digunakan banyak orang untuk beristirahat bahkan bersantai ria. Tapi tidak untuk kelas 12 ips 1, mereka masih harus disekolah. Hari rabu dan jam pelajaran terakhir adalah jadwal pelajaran bu Nilam, guru biologi mereka.
Mata Nesya menyusuri penjuru kelas.
Diujung kiri sana tampak Viona dengan kaca mata tebalnya terus menyalin materi yang diberikan bu Nilam, beralih kebelakang tampak Rini dan Disa tengah terlelap bersama, Asri sang ketua Kelas duduk tegap tapi dengan mata sayu yang Nesya yakini sebentar lagi akan terlelap, dibelakangnya Kevin dan Rizky sedang asik bermain sesuatu, beberapa anak lainnya sudah menelungkupkan wajah kemeja, beralih ke sisi belakang kanan tampak Ferdy dengan cool memainkan sesuatu yang Nesya yakini adalah handphone, disebelahnya Matt tak henti hentinya menguap, didepan Siska terus fokus memperhatikan bu Nilam, Tasya yang asik bermain kertas dan Tania disebelahnya yang serius mengerjakan soal matematika. Nesya memilih tidur sama seperti anak yang lainnya, biarlah segelintir siswa seperti Siska saja yang memperhatikan bu nilam, toh siapa yang tidak mengantuk mendengar suara bu Nilam yang seperti berdongeng itu. Hingga bel pulang berbunyi mereka bersorak gembira tanpa memikirkan perasaan bu Nilam.
" akhirnya pulang juga, gue rasa setiap nafas yang bu nilam keluarin mengandung unsur dongeng deh" keluh Nesya

"haha bener banget mana besok masih ada jam dia lagi" sahut Tasya

"Nesya" panggil seseorang

"eh kenapa az?"
Ya orang yang memanggilnya adalah azka, setelah hampir 2 bulan tak bertegur sapa kini azka memberanikan diri menyapa Nesya didepan umum. Nesya yang kaget tetap berusaha tenang agar tak terlihat gugup.

"boleh gue pinjem catetan biologi lo?" tanya Azka

"eh sory gue gak nyatet tdi, mungkin Siska nyatet"

"iya gue nyatet nih Az" sahut Siska sembari memberi buku catatannya

"eh makasih sis"

"iya"

"makasih juga Nes" ucapnya kemudian pergi.

'anjirr tau gitu gue catet tu materi sampe ke akar akarnya' dumel Nesya

"lo ngomong apaan sih Nes?" tanya Tania yang melihat sahabatnya terlihat bergumam sendiri.

"eh enggak, kedepan yuk" elak Nesya

"eh Nes itu kak Dafa kesini" celetuk Tasya
Nesya mengalihkan pandangan ke sisi kanan koridor, Dafa terlihat jalan mendekat kearah mereka lebih tepatnya Nesya.

"hai Nes mau pulang bareng?" tawar Dafa

"eh gakusah kak aku dijemput"

"beneran?"

"iya lain kali aja ya"

"emm okey kalo gitu kk duluan ya, guys duluan"

"iya kak" koor Tania, Tasya dan Siska
Selepas kepergian Dafa

"eh gila kenapa lo tolak Nesya" geram Tasya

"gue males" jawab Nesya sekenanya

"lo buat kesempatan emas lo sia-sia tau gak"

"kesempatan emas apasih"

"kak Dafa itu suka sama lo"

"ngaco kalian"

"lo yang gakpernah bisa move on dari Azka"

"kenapa gue harus move on dari Azka ke Dafa"

"karena Dafa punya hati yang gak Azka punya buat lo" tegas Tania

AFL[1] -UNVOICED [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang