8. Tabir Rahasia

4.2K 457 7
                                    

Sudah tiga kali aku mengganti saluran radio, dan ketiga kalinya pula lagu Gangnam Style milik PSY mengalun, mengisi sesak gendang telinga dan dentumannya sampai di otakku dengan kesan menyebalkan.

Aku mendesah keras, melepaskan earphone dengan kasar. Beberapa hari terakhir, lagu itu berkumandang di mana-mana-di angkot, di televisi, bahkan dari mulut teman-temanku. Sepertinya penyanyi Korea berperut buncit itu bakal sukses besar nantinya. Gangnam Style baru beberapa hari rilis tetapi langsung melejit di berbagai belahan dunia.

Kartu memori ponselku tak sengaja terformat, maka beginilah jadinya, aku hanya bisa mengandalkan lagu-lagu dari radio untuk memompa konsentrasi. Kuembuskan napas dalam-dalam, mencoba kembali fokus pada buku catatan berita di hadapanku.

Huruf-huruf bertinta biru dalam catatanku membentuk pola mind maps dua cabang-cabang satu berisi nama Ken dan cabang lain nama Kinan. Pada bagian Kinan kubuat satu cabang lagi dengan tulisan Adriana Kinanti.

Kinan untuk sosoknya sebagai hantu. Sedang Adriana Kinanti untuk sosoknya sebagai manusia.

Otakku kembali berputar memikirkan isi coretan yang sejak pagi berkutat di pikiranku. Sekeras apa pun aku memikirkan kaitan antara dua orang itu, aku tak juga menemukan jawaban. Namun, pertanyaan terbesar adalah, siapa Adriana Kinanti? Mengapa dia bisa jadi hantu sementara Ken bilang belum lama bertemu gadis itu dalam wujud manusia?

Satu hal paling masuk akal yang dapat kuprediksi: Kinan belum lama meninggal. Jika benar begitu, mengapa hantunya berkeliaran di sekolah ini?

Dia meninggal di sekolah ini.

Satu jawaban yang diberikan otakku itu ingin sekali kutolak mentah-mentah. Tak masuk akal. Aku bukan sedang mengarang cerita detektif. Harusnya aku memfokuskan diri pada fakta! Ya, fakta!

Tanpa sadar aku mencengkram bolpoin sambil menggigit bibir bawah keras-keras. Tanganku bergerak cepat membolak-balik halaman buku catatan beritaku, meneliti judul-judul berita yang pernah kutulis tentang Ken.

Rahasia Para Indigo.

Alam punya cerita yang tak seharusnya dibagi.

Mengenal lebih dekat sosok putra keluarga Praditama.

Ada segudang judul lain yang tak mungkin kusebutkan satu persatu. Sejauh yang dapat kuingat, Ken selalu mendapat jatah sindiran dalam setiap artikel yang kutulis. Seringkali secara tak langsung. Biasanya aku menyelipkan sindiran tentangnya dalam berita lain yang bersinggungan.

Mataku turun menelusuri list judul berita dan terpaku pada baris terakhir yang baru kuisi beberapa jam lalu. Di sana tertulis sebuah judul paling ajaib yang pernah muncul: Gadis yang Ken cintai adalah hantu.

Judul itu akan membawa Ken pada berbagai spekulasi negatif. Ken tidak waras. Most wanted yang bukan hanya melihat hantu tapi juga mulai menyukainya. Laki-laki tampan yang tak bisa membedakan mana manusia dan mana bukan.

Aku berhasil jika demikian jadinya. Selama ini, bukankah itu tujuanku menekan Ken dengan berbagai berita? Demi menjatuhkannya. Demi melihatnya merasakan akibat dari mulut sialannya itu.

Ada rasa nyeri yang timbul. Rupanya genggamanku pada bolpoin terlalu kuat. Nyeri itu menimbulkan perih di mata yang pelan-pelan membentuk bulir air yang siap menerobos keluar. Aku mengerjap cepat, mencegah mata cengengku mengeluarkan tangis.

Rasanya dunia tak adil. Mengapa Tesa harus pergi hanya karena sesumbar sekali sementara Ken masih berdiri tegak sampai sekarang padahal mulutnya tak pernah berhenti membicarakan para hantu?!

Aku kesal dan sungguh membenci laki-laki itu. Setiap kali melihatnya, aku selalu terbayang wajah Tesa. Sungguh gadis yang malang. Dan sungguh Ken laki-laki yang kuharapkan bernasib sial. Bukankah aku lucu? Tesa dan Ken sama sekali tak ada hubungannya. Alasanku membenci Ken juga mungkin tak mungkin dapat dinalar orang lain. Tetapi, mungkin kalian akan mengerti jika menjadi aku.

Lunar Eclipse [Lunar Series #1]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang