aku, bukan itu,

Dia berdasi

Jam menunjukkan pukul 08:40, perkuliahan pada hari itu sudah dimulai. Entah apa yang ada dibenak seorang mahasiswi, ia izin keluar dari ruang kuliah untuk bergegas ke kamar mandi. Sebut saja Rine.

Setiap langkah ia keluar, setiap hembusan nafas yang tertuang sebagai isyarat. Setelah berada di lorong, antara ruang-ruang perkuliahan, ia spontan menghentikan langkah kakinya. "serrtt" langkahnya terhenti. Bola mata bergeser dengan cepatnya melirik ke kanan ia berhenti. Tubuh putih pucat sedang memperhatikan penyampaian materi perkuliahan. Berdasi,berpakaian rapi tapi kusam. Mata tak dapat berkedip melihat mereka "siapa mereka?"ujar Rine sambil menatap mereka. Tak sampai 1 detik, mereka tengok Rine dengan tatapan tanya, "dia siapa? Mengapa dia bisa melihat kita?" kata salah satu dari mereka. Iya, mereka lebih dari satu. Mereka bertiga, satu laki-laki dan dua perempuan.
Satu hembusan nafas yang baru saja terbuang dari hidung Rine, membuat suhu tubuhnya berubah. Ketidaksengajaan Rine untuk mengetahui mereka, ia segara
melanjutkan langkahnya dengan cepat.

Ia berkata dalam benak hatinya, "mengapa aku tadi berhenti? Mengapa mereka penasaran denganku? Lantas mengapa mereka juga belajar sepertiku? Untuk apa?" kataku dalam hati.

Sesampainya di depan kamar mandi, ia langsung berbalik arah dan kembali ke ruang kelasnya. Tak henti-hentinya iya bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang mereka yang sedang kuliah di ruang sebelah. Ia kaget dengan kedatangannya "mereka!" kataku tanpa berfikir. "mengapa kalian kesini?" tanyaku, "ada apa ini? Tanya mereka. "disini sedang ada kuliah, dengan konsentrasi" jawabku, "kami ingin masuk, izinkan kami masuk" kata mereka. "masuk?" jawabku dengan penuh tanda tanya. "silahkan kembali, biarkan kami kuliah, kalian juga begitu" netralku.

Mereka yang tanpa denyut nadi, putih pucat, suhu tubuh yang dingin, berpakaian rapi berdasi, warna baju putih kusam, celana dan rok hitam dan berdasi hitam. Tapi bukan itu,

Sekian...