6

23 5 0
                                    

Sampai bel pulang berbunyi, aku sudah segar kembali. Selama di UKS, akibat minum obat aku jadi tidur sangat pulas sampai-sampai tidak sadar sudah bel pulang sekolah lagi.

Aku segera memakai sepatu, dan menunggu Aaron datang.
Saat sedang mengikat tali sepatu kananku, terdengar suara banyak langkah kaki mengarah ruanganku. Aaron dan ketika kawanku datang bersamaan. Tak lupa dengan tas sekolahku di tangan mereka bertiga.

“Nih dies tas lo, ati-ati ya lo, ron titip candies, awas dia galak ,nanti gigit.” khawatir bunga memberikan banyak pesan.

“Jayus plis Bung ahahah,” aku berjalan ke arah luar UKS.

“Ahaha OK,sekarang aja?” tanya Aaron

“Boleh,” singkat padat dan jelas ditambah sedikit senyuman.

Kami meninggalkan ketiga temanku dan langsung saja menuju parkiran sekolah.

“Mobilnya yang mana?”

“Yang putih itu,” jemari telunjukku menunjuk ke arah mobil putih di paling ujung.

Aaron membuka kunci mobil dan masuk tanpa harus disuruh. Aaron membawa mobil dengan sangat lembut. Aku merasaa canggung dan tidak tahu harus berbicara apa. Karena ini adalah kali pertamaku berkenalan dengan cowo. Dan baru kenalan sudah langsung mengantarkanku  pulang. Jika aku tidak sepusing dan selemas ini, aku akan menolak ajakan Aaron.

“Hei, diem aja,” Aaron membangunkanku dari lamunanku. Aku balas senyum saja, dan tak tahu harus menjawab apa. Aku adalah tipe orang yang jika baru kenal aku akan lebih banyak diam, ntah kenapa rasanya malu.

“Masakan ibu lo enak btw,” lagi-lagi ada yang memuji masakan bunda. Senang rasanya masakan bunda kembali dipuji.

“Makasih, emang waktu mesen cathering itu, untuk apa kalo boleh tau?” daripada saling diam mending tanya aja apapun. Ya, emang pertanyaan ga penting sih.

“Ohh itu, gw habis pindahan dari Solo. Karena bokap ada dinas disana dan sekarang dinas di bandung, kami memutuskan buat menetap disini. Jadi itu cathering buat syukuran rumah.” jawabannya cukup detail, padahal yang aku harapkan hanya jawaban singkat saja. Mungkin orangnya emang gitu kali ya? Ntah ah, bodo amat.

“Oh gitu ya, welcome to bandung haha,” senyumku mengembang sedikit.

Sesampainnya di rumah, aku langsung menyuruhnya masuk ke dalam rumah .
“Lo mau masuk dulu? Sekalian makan di rumah?”

“Hmm gausah dies, gw bisa makan di rumah. Lagian rumah gw deket banget sama rumah lo” Aaron langsung berpamitan, tidak terlihat buru-buru sih, tapi kelihatannya dia tidak enakan. Masa baru kenal udah makan bareng, mungkin itu yang ada dipikirannya.

“Ok deh thankyou, sorry ngerepotin,” tak lupa kulemparkan senyuman

Setelah melihat Aaron pergi, aku langsung menuju dapur. Biasa, mencari bunda. Tapi sesampainya disana aku tidak menemukan sosok bunda. Ada bibi disana, lantas aku tanya saja padanya.

“Biii, bunda kemana?” tanyaku kepada bibi yang sedag mencuci tumpukkan panci dan sebagainya di dapur.

“Lagi keluar sebentar non, katanya mau beli bahan yang habis,” jawab bibi yang terlihat kewalahan karena saking banyakanya cucian.

“OK bi, makasih,” aku langsung berlari ke lantai atas tepatnya buru-buru ke kamar hehehe. Aku langsung masuk ke kamar dan melemparkan badan ke kasur. Membuka ponsel yang sudah dipenuhi notif dari “kecebong buluk”. Grup line ku bersama tiga cucurut itu.

Viona: Cieee candies udah besar.

Bunga: Cie candies setalah setaun ngejomblo akhirnya ya.
Cie candies PJnya.
Ini apa dah candies yang balik sama doi, gw yang baper

Viona: Karena melihat sahabat yang lo sayang bahagia,lo pun ikut bahagia

Aku: Halah sampah kalian semua. Biasaa ajaa kalii, gaada apa-apa, dia kan sebagai permintaan maafnya doang.

Bunga: Awas lo kalo jadian bayarin kita makan selama sebulan.
Carra: SESUJU GW

Aku: Otak lo isinya oppa korea semua dah, setujuu egoo.

Viona: Bodo amat, ntar gw mau buat film ah, judulnya “Cinta berawal dari Bimbel, Cathering, sampai Basket.

Aku: JAYUS ANJIR LO VI, baperan semua sumpah, pusing pala incess.

Grup itu tidak pernah sepi dari kicauan kami berempat, kecuali saat kami sedang tidur atau sedang sekolah. Rasanya aku tidak pernah bosan dengan mereka. Bersyukur mempunyai teman seperti mereka.  
Notif handphoneku berubah ‘Aaron Bagaskara added you’

‘Lha ini kan Aaron, dapet id lineku darimana?’Tidak mau terlihat sombong atau bagaimana, aku langsung mengkonfirmasi permintaan pertemanan itu. Aku mulai merasa gerah, lebih baik mandi sebentar dan menemui bunda nanti, yang kurasa sudah pulang berbelanja.
30 menit aku berada di bawah dan ponselku kutinggal dikamar. Selesai mandi aku langsung meghempaskan badannku ke atas kasur dan membuka ponselku kembali.

Aaron  bagaskara: Hai dies

'hah ngapain dia ngechat aku lagi, ga penting.'
Ntah kenapa rasanya malas membalas chat itu. Tanpa sadar aku hanya membuka chat tersebut tanpa membalasnya. 20 menit kemudian, ada notif yang sama.

Aaron bagaskara: Dies?

Terpaksa aku membalas chat darinya. Kasihan juga sih hanya aku read

Candies Pranindita: ya?

Belum sampai 2 menit langsung dibalas chatku. Cepat juga.

Aaron bagaskara: Besok lo ke skolah kan?

Candies Pranindita: Hmm ya, kenapa?

Aaron  bagaskara : Gw besok bisa ikut lo ya? Gw lagi yang bawa mobil

Lha ngapain coba dia ikut lagi, ga modal amat dah.

Candies Pranindita : Emngnya kenapa?

Aaron  bagaskara : Gw besok ada latian basket, dan motor gw, gw tinggal disekolah.

Aduhh iya aku lupa, motornya kan dia taro disekolah karena dia nganter aku pulang.

Candies Pranindita: OK  gapapa, besok tunggu aja didepan gapura komplek.

Aaron  bagaskara: thx ya dies,sory ngerepotin lo.

Kalimat itu adalah kalimat terakhir. Sengaja tidakku balas, bukan karena jual mahal tapi malas saja membalasnya lagi.

BREATHE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang