prolog

4 1 0
                                    

"Heh!! Kamu kan Yang ngambil uang aku!! ". Tunjuk Dea kepada Tania. Tania menggeleng. "Enggak enggak..".
"Enggak usah bohong deh, Tan." Imbuh Kintan sang teman Dea. "Bener, aku ngga ngambil" jawabnya.
"Masih mau bohong?! Nyatanya dompet Dea ada di tas kamu kan?! ". Serling Kintan setelah menggeledah tas Tania. "Tapi sumpah! Aku nggak ngambil.. ". Mata Tania berkaca kaca. "Alahhh udah deh nggak usah diladenin! Lagian mana ada maling ngaku! "Cibir Dea sambil berlalu meninggalkan Tania.
Mengapa ini semua terjadi sama aku?? Apa salahku? Mengapa semua orang tak pernah adil kepadaku? Mungkinkah aku tak berhak untuk bahagia meski hanya sebentar saja? Allah, help me..
"Tania, di cari bu Nur tuh.. Katanya suruh ke ruang BK.. "Ucap seorang kakak kelas yang kebetulan sedang melewati kelas Tania.
"Iya kak, makasih.. ". Tania beranjak dari kursinya.
Tok tok tok..
"Masuk"jawab seseorang dari dalam.
Tania masuk perlahan. "Duduk" lanjut seseorang itu tanpa senyum. "Tania.. " Tania menunduk. "Apa benar kamu yang mengambil uang Dea?? ". Tania menggeleng. "Lalu kenapa dompet milik Dea ada di dalam tas kamu?? "  tanyanya lagi. "Saya tidak tau bu.. Sumpah! Bukan saya melakukan itu.. "Jawab Tania. Air matanya telah tumpah. "Lalu siapa kalau bukan kamu? Demit? Sekarang kamu ibu scors selama 3 hari. Dan ini, tolong orang tuamu suruh tandatangan di sini"jelasnya.
Tania tak bisa mengelak.
Ia hanya pasrah.
Bagaimana respon ibu dan ayah jika tau aku di scors? Ohh Allah.. Aku tawakkal kepadaMu..
Langkah Tania gontai. Ia resah, ia bingung, ia sedih. Ia butuh sandaran. Tapi dunia tak berpihak kepadanya. Ia tak memiliki teman.
"Emm.. Hai, "sapa seseorang. Tania dengan segera menyeka air matanya. "Emm.. Hai"jawabnya. Seorang laki laki yang kemungkinan seusia Tania duduk di pinggir jalan. Bajunya lusuh.      Ia tak mengenakan alas kaki sama sekali. "Kelihatannya kamu sedang sedih, kenapa? ". Ia beranjak untuk berdiri. "Aku difitnah mengambil uang temanku. Dan gara gara itu, aku di scors selama 3 hari. Ayah dan ibu pasti akan marah kepadaku." jawab Tania. "Kasihan sekali kamu.. Yang sabar ya.. " jawabnya. "Iya terimakasih.. Oya aku pulang dulu ya.." laki laki itu mengangguk.
Setelah Tania berjalan beberapa langkah, ia menoleh ke belakang. Tangan kanan laki laki itu sedang mengais ngais di tong sampah. Sedang tangan kirinya memegang karung. Dan Tania baru tersadar, ia pemulung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M I M P ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang