BSDH(9)

327 15 0
                                    

Reina perlahan membuka matanya dengan enggan padahal ia baru saja terlelap, dan sekarang ia harus menunaikan kewajibannya untuk menuntut ilmu. Sangat membosankan Reina tau bahwa hari ini tidak ada pelajaran Matematika dan Fisika itu lah yang membuatnya sangat malas datang ke sekolah. Jika anak sekolah malas datang kesekolah karena akan belajar Matematika dan Fisika, maka Reina akan malas datang ke sekolah jika tidak ada pelajaran Matematika dan Fisika.

Tapi jika ia tidak berangkat ke sekolah maka Mommy tercintanya akan mengadukannya pada Dad-nya dan Reina akan di beri hukuman karena tidak ingin ke sekolah. Menyebalkan sekali.

"Morning sweety. You wake up so early, honey. Bahkan Kakakmu saja masih berbaring di kamarnya" ucap Evelyne ketika melihat putri bungsunya sudah duduk di meja makan, dengan pakaian lengkap untuk berangkat ke sekolah. "Hm.." balas Reina hanya dengan deheman, sebenarnya Reina sedang tidak fokus karena ngantuk yang meladanya dan benar benar membuatnya tidak nyaman.

"Hey kamu kenapa sayang? Kok Mommy ngomong cuma di jawab, 'hm' doang?" Sambil meletakkan roti bakar ke piring Reina dan menuangkan susu cairnya ke gelas milik anak gadisnya. "Mom, Rei itu masih ngantuk banget. Mom mau tau Reina gak bisa tidur semalaman, insomnia Reina kambuh" Reina mengutarakan isi otaknya saat ini, karena memang benar insomnia yang sudah lama menghilang kini kambuh lagi datang tanpa diundang.

"Kamu harus kurangi bermain ponsel saat malam hari ya sayang" Reina mengangguk patuh dan mulai menghabiskan sarapannya . "Oh iya kamu hari ini di jemput Tyo?" anak gadisnya berhenti mengunyah dan menatap aneh kearah Mommynya ini. "Kenapa nanyaiin Tyo masih pagi gini Mom?" Evelyne mengangkat bahunya seolah pertanyaan tadi itu tidak bermaksud apa-apa. "Loh kenapa? Mom kan cuma nanya doang. Kamu deket sama Tyo kenapa gak jadian aja sih" Sembur Evelyne membuat Reina tertawa kencang pagi ini

 "Oalah Mom jauh banget mikirnya, Atau Mommy aja yang bareng Tyo". Secepat kilat Evelyne memasang mata elangnya. "Dasar kamu itu, Mom Lagi serius malah diajak bercanda. Udah deh kamu mau berangkat kapan? Mom mau anterin makanan ke kamar Kakak kamu nih". Reina meneguk habis susunya dan mengerenyitkan dahinya lalu berkata "Lah sekarang Mommy ngusir Rei? Dosa loh", "Alay kamu. Mommy mau ke atas nih. Salam gih cepat kamu yang dosa nanti". Reina langsung menarik tangan Evelyne dan menciumnya kemudian mencium pipi Mommy-nya dan melesat keluar dari pintu utama rumah kediaman Varquez.

****

"Good morning Ms. Varquez" Reina kaget untuk yang kesekian kalinya di karenakan Tyo yang 'enggak ada kerjaan'. "Good morning too Mr. Brahmyto. Temenin beli air dulu yah gue haus banget nih". Tyo berjalan memimpin menuju kantin sekolah mereka, setelah Reina selesai membeli air mineral mereka berdua kembali menuju ke ruang kelas.

"Itu apaan Yo? Emang ada tugas ya?" tanya Reina dengan wajah polosnya. Tyo menyentil dahi Reina membuat sang empu menjengkit kesakitan. "Kebiasan KDRT mulu sama gue" cecar Reina. "Lagian lo kalau di rumah tuh gak pernah belajar ya ? Ini Biologi kan ada tugas neng. Ck!! pantes lo makin hari makin bego, Na". 

"Dih mon maap ya pak, gue kagak belajar aja nilai Mtk sama Fisika gue 100. Nah lo belajar jungkir balik baru bisa dapat 100 nilai Kimia, lebih pintar gue lah dibanding lo". Tyo menggeleng tanda tidak terima dan sepertinya perkelahian akan di mulai. "Lo tuh pakai jimat kan makanya bisa dapet nilai 100 kalau gue sih 100 yang murni karena usaha pribadi" balas Tyo tak kalah sengit.

Reina kesal kemudian ia menarik jambul badai Tyo yang membuat lelaki itu berteriak hingga seisi kelas memperhatikan mereka berdua. "Sembarangan aja lo, gue gak pakai jimat ya. Emang udah dari embrio gue tuh di takdirkan jadi anak yang cerdas lo aja gak mau mengakui kecerdasan gue ini". Tyo tau ia tidak akan pernah bisa menang melawan Reina ia memilih untuk mengalah agar tidak memperpanjang pertikaian dan membahayakan kelangsungan rambut badainya ini.

"Udah deh gak ada yang pintar di sini, entar anak kita aja yang pintar" Reina menyemburkan air mineral yang sedang ia minum saat mendengar kalimat Tyo barusan. "Dih ngaco lo ya", "Loh kenapa ngaco? Emang lo gak mau nikah sama gue?" tanya Tyo tanpa mengalihkan tatapannya pada tugas yang sedang ia kerjakan.

"Kagak" jawab Reina enteng tanpa beban, "Yaampun tega banget lo nolak gue Na. Sakit hati deh gue". Reina menggeleng-geleng dan tertawa melihat tingkah lebay sahabatnya ini "Dasar sinting!". 

Ryan memasuki ruang kelas diikuti dengan beberapa anak basket lainnya dan duduk di dekat Tyo. "Halo Princess..." sapa Ryan pada Reina yang duduk di sebrang Tyo yang dibalas Reina dengan senyuman manis.

Tyo langsung melayangkan tatapan membunuhnya kearah Ryan saat mendengar sapaan menyebalkan dari mulut temannya itu. "Abang matanya serem banget, kenapa bang?" Tanya Ryan sok polos padahal ia tau nyawanya akan habis sebentar lagi hanya dengan mengusik Reina dengan kata "Princess". Reina yang berada di sebrang pun ikut menahan senyumnya saat melihat reaksi Tyo yang melayangkan tatapan nyalang pada Ryan.

"Eh btw Princess, tadi gue ketemu sama Mrs. Farqueen dan lo di panggil ke kantor, Princess" Tambah Ryan yang semakin membuat Tyo ingin menghajar wajah Ryan. "Oh ya? Kenapa tuh? Gue gak ada nyari masalah kan Yo?" tanya Reina pada Tyo yang dijwab dengan anggukkan.

"Gue keluar dulu deh, suasana tegang banget kaya lagi wawancara OSIS. Bye semuanya" Reina keluar dan menuju ke ruang majelis guru untuk bertemu dengan Mrs.Farqueen

"Excuse me Mrs. Can I?", "Yeah please Ms.Varquez. Please sit here" Reina memperdekat jarak antara tempat ia berdiri dengan meja Mrs. Farqueen dan ia menatap tak percaya dengan pandangan di depannya kali ini.

"Here there, Mrs.Nelthin want to meet you"

"Oh no, bad time" jeritnya dalam hati.

****

BSDH PART 9 DONE !!!!

JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN DENGAN BERIKAN VOTE DAN COMMENTS

Bersama Senja dan Hujan(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang