Yes. It's you, that who always makes me insane.
...
Berpuluh-puluh tetesan keringat membasahi punggungku. Kakiku tak bisa berhenti berlari.
"Allexa!"
"Sudah cukup! Aku tidak akan membiarkan kamu melihat wajahku ta." Teriaknya dari kejauhan yang tak begitu jauh dari keberadaan aku berdiri.
"Allexa tolong, berhenti lah berlari!" Teriaku tak kalah kencang.
Dia sama sekali tidak menjawab apalagi mengok ke arahku, kenapa allexa? Adakah yang salah denganku?
Walaupun begitu, aku terus berusaha untuk bertemu dengannya."Pak, tadi ngeliat laki-laki mengenai baju warna putih pakai jaket hitam? Hmmm dia berambut lurus agak kecoklatan." Tanyaku ke satpam yang berdiri di depan lift mall.
"Maaf sepertinya di mall ini banyak yang memakai jaket hitam, de---" jawabnya dan langsungku potong pembicaraan nya, "ituuuu, dia ada segores luka di pipinya, dan dia tinggi lebih dari bapak""Oooh kalau yang ada luka di pipinya sih tadi ke arah lantai parkiran mba" katanya dengan muka ragu.
Tanpa menunggu apa lagi, aku langsung berlari ke arah parkiran untuk menemuinya. Allexa.
Aku sama sekali tak menghiraukan orang-orang yang melihatku aneh karena aku berlari-lari dengan rok panjangku yang menyapu lantai.
...
"A-- Allexa! Berhenti, tolong!" Teriakku dengan nafas yang naik turun tidak beraturan.
Akhirnya, dia nengok ke arahku, "apa?!" Jawabnya singkat dengan nada tinggi.
Walaupun begitu, aku tersenyum karena dia yang menengok ke arahku.
"Tunggu aku"
Aku berlari ke arahnya,"al, kamu kenapa menjauhiku seperti ini?" Ujarku dengan nada rendah dan hangat. "Sudah! Jangan seperti ini." Jawabnya yang sedikit membingungkanku. Dia langsung berjalan menuju mobilnya. Segera, tanganku menggenggam tangan hangatnya, "al, tolong jelasin, please" tetesan air mata lolos begitu saja dari mataku.
"Akh!" Dia menepis tanganku dengan ucapan dingin dan kasar.
Kenapa dengannya? Al, kenapa? Kamu tidak seperti biasanya.. yang dulu kita sering jalan bareng, ke kantin bareng,.. dan saat orang tua ku, "akh!" Tetesan air mata jatuh dari mataku, aku duduk di trotoar."Cuy" suara samar terdengar tepat di sebelah kupingku.
"Ha?" Aku mendongak ke arahnya dengan mataku yang buram terlinang air mata.
"Kenapa lo nangis ta?" Sepertinya aku mengenal suara ini.
"Ah! Aqse!" Sentakku.
"Kenapa kamu?" Tanya aqse yang lalu duduk di sampingku.
"Kaka tau ga, allexa kenapa?"
"Allexa lagi. Ga ada hati buat gw apa ta?" Gumam aqse dalam hati.
"Ka?" Kenapa dia melamun?"A--aku nggak tau" jawabnya dengan pandangan kosong
Maaf ka, aku tau itu sakit. Maaf aku ngga bisa nerima kamu ka. Karena---
"Ah, udah yuk, pulang aja. Aku anter" ujarnya tanpa menengok ke arahku
"E---eh,?" Tanganku ditarik olehnyaKriingg kriinggg
"Allexa?? Telefon ku?"••••••••••
Author
Hello semua! Aku jazzy. Ini cerita pertamaku llooo😂
Hope you like it ok! Doa'in semoga cerita ini bakal popular😂
Oke, aku tunggu yaa komentar2 kalian💖 semoga yang baca banyak biar bisa jadiin buku😋