"Kyuhyun..." sial. Mengapa aku harus menyebut nama si brengsek ini?
"Iya dan kau jangan sampai merindukan ku terlalu dalam" ledeknya membuat Aiden mencubit hidung kecilnya
"Kau diam saja? Apa mulut mu tidak bisa mengatakan apapun?" Tanya Kyuhyun yang sepertinya mulai kesal
I HOPE YOU LIKE IT
******Ia memandang malas ketiga temannya tersebut. Ayolah. Siapa yang tidak malas jika orang yang ingin kau hindari muncul lagi dalam kehidupan mu? Dan orang itu muncul di hari bersejarah hidupnya
"Ayolah, Ri. Jangan memasang muka cemberut begitu" ucap Ji Young
"Bagaimana tidak? Hello... dia ada disini sekarang" dengusnya kesal
Ketiga temannya saling berpandangan. Mereka tidak menyangka, 'dia' yang Raina maksud itu muncul. Bahkan ikut bersama dalam foto keluarganya
"Sepertinya ia mengikuti ku" lirih Haena yang masih di dengarnya dan kedua temannya "maafkan aku"
"Sudahlah lupakan" ia memijat pelipisnya mencoba menghilangkan rasa kesalnya "sekarang pikirkan bagaimana cara ku mengusir si brengsek itu"
"Siapa yang kau sebut brengsek hmmm?"
Double brengsek. Umpatnya dalam hati. Ia mengarahkan pandangannya ke samping, seolah olah ia tidak ingin mengubris seseorang yang datang menghampiri mereka. Ia tak ingin mendengar atau melihat pria itu dalam jarak pandangnya
"Kau sejak kapan datang, Kyu?"
Ayolah. Rasanya ia ingin memaki temannya. Mengapa harus bertanya seperti itu kepada pria ini? Tidak bisakah mereka tidaka mengubris pria ini seolah olah mereka tidak mengenal
"Kemarin. Aku sebenarnya satu pesawat dengan kalian. Tapi ya aku ingin sendiri di pesawat" aku pria itu
Apa katanya tadi. Satu pesawat? Dan bagaimana mungkin ketiga temannya itu tidak tahu bahwa pria yang ia anggap 'brengsek' bisa satu pesawat tanpa teman temannya tahu sama sekali. Mulai sekarang ia akan mencap teman temannya menjadi 'super bodoh'
"Oh begitu..." Haena mengangguk mengerti
"Kalian masih mau melihat lihat kampus ku kan? Lihat lihat lah dulu aku mau mencari makanan sepertinya cacing di perutku mulai berdemo"
Ia tidak sepenuhnya berbohong. Ia memang mulai lapar tapi soal cacing yang mulai berdemo itu lah yang tidak betul. Ia hanya melebih lebihkan perkataannya. Sejujurnya ia malas untuk berjarak dekat dengan si 'brengsek' itu
"Pasta barbeque and coffee chocholate" pesannya setelah sampai di meja resepsionis
"Yeah. Thanks Miss. You Can wait..." ucap resepsionis tak luput tersenyum
Ia memilih duduk di meja nomor 7 yang dekat dengan jendela besar. Dari tempat ia duduk ia bisa melihat kolam serta jembatan kecil di dekat kolam tersebut. Tak terasa ia sudah lama berada disini dan sebentar lagi ia harus meninggalkan tempat ini juga
Sedih? Ia sangat sedih. Mengingat bagaimana perjuangan kerasnya di negara orang. Ia melakukan sendiri. Mencari kerja kecil kecilan untuk bisa membiayai makannya karena untuk kuliah ia mendapatkan beasiswa..
Haruskah ia meninggalkan tempat seindah ini? Tempat ia benar benar berjuang dengan tenaga yang sangat besar. Jika boleh memilih ia ingin berlama lama disini atau malah pindah ke warga negaraan menjadi warga negara ini. Namun ia tidak bisa, bagaimana pun ia punya kewarganegaraan sendiri, ia juga punya keluarga yang tentunya memberikan kebahagiaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Your Heart
FanfictionDalam mencapai apa yang kita inginkan, kita harus berusaha dengan keras. Namun jika yang ingin kita capai bukan ditakdirkan untuk kita untuk apa harus berjuang terlalu keras? "Aku bahkan tak tahu dunia ini membuat ku bingung. Aku bahkan tak tahu ju...