Lapangan. Ya, seakan-akan tempat itu dibuat hanya untuk Freya dan Nando. Freya duduk menatap lurus kepada cinta dihidupnya. Nando.
"Kita bisa ke pantai kalo kamu mau" Nando duduk bermalas-malasan disamping Freya."Maksudmu kamu ingin kita ke pantai dengan kostumku yang tak karuan ini?" Freya menolak. Freya lupa menanyakan mirror tentang penampilannya pagi itu. Akibatnya, ia keluar dengan hanya memakai pakaian tidur berwarna merah maron dan tampilan yang benar-benar tak seperti Freya yang biasanya.
"Ya udah. Lain kali aja." Nando tertawa kecil lalu menyandarkan kepalanya ke pundak Freya.
"I love you." Nando bergumam.
"Bentar ke sekolah sama siapa?" Freya tak mengubris perkataan Nando.
"Kamu." Nando menatap Freya dengan senyuman.
"Ok.. i guess i need more time to prepared that." Freya menatap Nando penuh arti.
"I mean, you know what i mean." Freya tertawa. Freya dan Nando bukan baru belajar saling mengenal untuk mengetahui kebiasaan satu sama lain. Itu yang Freya pikirkan. Nando pasti tahu Freya memiliki kecintaannya dalam bertemu dengan mirrornya.
"Ok. Enam lewat empat puluh." Nando melihat jam tangan berwarna biru yang melekat pada tangan Freya.
"Waktumu hanya sampai jam enam lewat empat puluh menit untuk bersiap-siap. Ok ?" Nando menyentuh wajah Freya dengan kedua tangannya pada pipi Freya. Freya mengangguk pelan.
Pola. Semuanya tentang pola. Banyak pola yang bisa saja terjadi. Namun terkadang kau lebih memilih untuk melakukan pola yang sama. Kebiasaan yang tak ingin kau ubah. Sama seperti halnya Nando dan Freya. Mereka selalu melakukan kegiatan yang sama saat mereka berpacaran. Lari di pagi hari, mengitari lapangan lalu duduk bersama. Bercerita tentang banyak hal. Tentang cinta. Kemudian menyisihkan satu jam berikutnya untuk bersiap-siap ke sekolah.
"Ok.. see you, love." Freya melangkah meninggalkan Nando yang berdiri di depan rumahnya.
"See you." Nando melepas kepergian kekasihnya.
Nando adalah orang yang sangat tepat waktu. Ia selalu mengerjakan segala sesuatunya tepat pada waktunya. Ia bahkan punya jadwal untuk melakukan hal-hal tertentu. Jam makan, tidur, belajar, bahkan untuk pertemuannya dengan Freya ia selalu mengaturnya agar semuanya dapat ia lakukan tepat waktunya.
"Yups, dan Nando si manusia on the time sudah didepan rumahku." Freya mengambil ransel berwarna hitam yang dihiaskan warna ungu di beberapa bagian lalu berdiri di depan cermin ajaibnya.
"Mirror? See you." Freya melewatkan bagian yang ia sukai, yaitu bercermin. Bukan melewatkan. Sebenarnya ia telah bercermin selama kurang lebih 20 menit sebelum kemunculan Nando. Tetap saja Freya merasa ada yang kurang. Freya memang seharusnya terlihat cantik di depan Nando, bukan?
"Hy there." Freya mendekati Nando yang duduk manis di atas motor beat birunya. Wajah Nando lebih terlihat cerah dibandingkan pagi tadi.
"Kamu cantik." Nando tersenyum.
Just it? Maksudku, ayolah Nando. Kau mengenalku. Kau tahu kalimat "kau cantik" dalam kamusku berarti kau bukan apa-apa. Sialnya, aku merasa akan baik-baik saja dengan kalimat itu. Setidaknya kau mencoba untuk menjadi seorang kekasih bagiku.
"Ok. Ayo berangkat." Freya duduk menyamping tepat dibelakang Nando. Melingkari tangan pada pinggul Nando, seperti yang biasa ia lakukan saat Nando miliknya.
"Mama tadi nanyain kamu." Freya merapatkan wajahnya ke telinga Nando.
"Mama bilang Nando jarang main ke rumah." Freya menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shouldn't come back
RomansaKita pernah saling mengejar. Saling mendapati, saling menghancurkan. Lalu kembali memeluk cinta. Rentetan itu berulang terus menerus. Aku, Freya Keen dan dia, pria yang ku harapkan, Nando Leman. Kita memeluk rasa namun tak merasakan rasa. Karena aku...